Headline
Kecelakaan berulang jadi refleksi tata kelola keselamatan pelayaran yang buruk.
Kecelakaan berulang jadi refleksi tata kelola keselamatan pelayaran yang buruk.
RIBUAN warga Israel memprotes kebijakan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu yang berupaya melemahkan demokrasi. Pemimpin yang dianggap tokoh politik sayap paling kanan itu juga berencana memperluas aneksasi wilayah Palestina dan mengebiri Mahkamah Agung.
Demonstran yang melakukan aksi di Tel Aviv, Sabtu (7/1), itu membawa sejumlah spanduk bertuliskan 'demokrasi dalam bahaya' dan 'bersama melawan fasisme dan apartheid'.
Beberapa demonstran mengibarkan bendera Israel dan pelangi sementara yang lain memegang spanduk besar bertuliskan 'menteri kriminal', pesan untuk pembantu Netanyahu yang memprovokasi Hamas saat berkunjung ke Kompleks Al Aqsa.
Baca juga: Ini Lima Sikap Resmi Indonesia Tanggapi Provokasi Israel di Masjid Al-Aqsa
Netanyahu menjabat Perdana Menteri akhir bulan lalu dan memimpin koalisi partai-partai Yahudi ultra-kanan dan ultra-Ortodoks dengan beberapa tokohnya menduduki jabatan kunci di kabinet.
"Kakek-nenek saya datang ke Israel untuk membangun sesuatu yang luar biasa di sini. Kami tidak ingin merasa bahwa demokrasi kami menghilang, bahwa Mahkamah Agung (MA) akan dihancurkan," kata Assaf, seorang pengacara, yang berada di barisan depan demonstrasi.
Netanyahu mengumumkan rencana perluasan pemukiman di Tepi Barat yang diduduki dan melakukan reformasi sosial yang membuat khawatir anggota dan pendukung komunitas LGBTQ.
Kementerian Kehakiman Israel mengumumkan program reformasi termasuk klausa pengurangan yang memungkinkan parlemen untuk mengesampingkan keputusan Mahkamah Agung.
Pemimpin oposisi Yair Lapid mengecam reformasi tersebut. Ia mengatakan bahwa itu membahayakan seluruh sistem hukum Israel. (AFP/OL-1)
Unjuk rasa tersebut merupakan reaksi terhadap operasi penangkapan besar-besaran yang dilakukan Lembaga Imigrasi dan Bea Cukai (ICE) terhadap para migran tidak berdokumen.
Wakil Gubernur California, Eleni Kounalakis, berencana mengajukan gugatan hukum atas keputusan Presiden Donald Trump yang mengerahkan Garda Nasional.
Penegak hukum di Los Angeles bersiap menghadapi malam yang penuh ketegangan usai demonstrasi terkait penggerebekan imigrasi.
Wali Kota LA, Karen Bass, mengatakan tidak ada kebutuhan menurunkan pasukan federal dan kehadiran Garda Nasional menciptakan kekacauan yang disengaja.
LAPD menyatakan unjuk rasa di luar Pusat Penahanan Metropolitan sebagai perkumpulan ilegal dan mengizinkan penggunaan peluru tak mematikan.
Penyidik mengatakan Mohammed Sabry Soliman merencanakan pelemparan bom molotov ke demonstran pawai untuk sandera Israel, selama satu tahun.
PM Israel Benjamin Netanyahu kembali menegaskan ingin menghancurkan Hamas sampai ke akar-akarnya.
Presiden sementara Suriah Ahmad al-Sharaa dan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu sedang dipertimbangkan untuk bertemu di sela-sela Majelis Umum PBB yang akan datang di New York.
MENTERI Luar Negeri Kuba Bruno Rodriguez menyebutkan bahwa pemimpin ototritas Israel Benjamin Netanyahu berbohong soal program nuklir damai Iran selama lebih dari 30 tahun.
PM Israel Benjamin Netanyahu mengatakan operasi militer di Iran membuka peluang, termasuk pemulangan sandera di Gaza.
PRESIDEN Amerika Serikat Donald Trump pada Sabtu (28/6) menyebut kasus korupsi yang menjerat pemimpin Israel Benjamin Netanyahu sebagai perburuan penyihir politik.
PERDANA Menteri Benjamin Netanyahu, yang menghadapi berbagai tuduhan korupsi di pengadilan Israel, menjadi saksi pada Selasa (10/12) untuk pertama kali dalam persidangannya.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved