Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Denmark Tuding Kebocoran Pipa Gas Nord Stream I dan II Disengaja

Cahya Mulyana
28/9/2022 07:53
Denmark Tuding Kebocoran Pipa Gas Nord Stream I dan II Disengaja
Foto udara memperlihatkan gelembung udara akibat kebocoran pipa gas Nord Stream II di wilayah perairan Denmark.(AFP/Handout / DANISH DEFENCE)

PERDANA Menteri Denmark Mette Frederiksen mengatakan kebocoran pipa gas Nord Stream I dan II disebabkan oleh tindakan yang disengaja. Pihaknya akan melakukan investigasi mendalam untuk menemukan pelakunya.

"Sekarang penilaian jelas oleh pihak berwenang bahwa ini adalah tindakan yang disengaja. Itu bukan kecelakaan," tegas Frederiksen.

Namun, dirinya mengaku belum mengantongi nama pelaku yang berada di balik peristiwa yang dapat mencemari wilayah perairan negaranya. 

Baca juga: Biden Jatuhkan Sanksi untuk Nord Stream 2

"Belum ada informasi untuk menunjukkan siapa yang mungkin berada di balik tindakan ini," tambah Frederiksen.

Militer Denmark menunjukkan gelembung besar di zona ekonomi ekslusif antara Swedia dan Denmark. Disinyalir itu akibat tiga lubang besar dari pipa Nord Stream yang melintang dari St Petersburg Rusia ke Jerman.

Polusi gas itu menyebar 200 hingga 1.000 meter (656 kaki hingga 0,62 mil). 

"Sulit untuk membayangkan bahwa itu tidak disengaja," kata Frederiksen.

Ia mencatat kebocoran itu tidak biasa terjadi pada jarak yang begitu jauh antarlubang. Jaringan Seismik Nasional Swedia mencatat dua pelepasan gas besar lsebelum kebocoran di lepas pantai Pulau Bornholm, Denmark.

Seismolog Universitas Uppsala Peter Schmidt mengatakan pelepasan energi sebesar ini, tidak ada yang lain selain ledakan yang dapat menyebabkannya.

"Anda dapat melihat bahwa ini terjadi tiba-tiba. Ini adalah pelepasan energi yang sangat tiba-tiba. Ini bukan keruntuhan sesuatu yang lambat."

Sabotase

Rusia mengatakan sangat prihatin tentang kebocoran tersebut. Juru Bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan terdapat kemungkinan kecelakaan ini akibat tindakan sabotase.

"Tidak mungkin untuk mengecualikan opsi apa pun," jelasya.

Sementara Ukraina, menuduh kebocoran pipa disengaja oleh Moskow sebagai bagian dari serangan kepada Eropa. 

Seorang pejabat Gedung Putih mengatakan Amerika Serikat (AS) tidak akan berspekulasi tentang penyebabnya.

Jalur pipa Nord Stream I dan II telah menjadi pusat ketegangan geopolitik dalam beberapa bulan terakhir karena Rusia memotong pasokan gas ke Eropa sebagai pembalasan terhadap sanksi Barat menyusul invasinya ke Ukraina.

Sementara jaringan pipa, yang dioperasikan oleh konsorsium, yang mayoritas dimiliki oleh raksasa gas Rusia Gazprom, saat ini tidak beroperasi tapi keduanya masih mengandung gas. 

Salah satu kebocoran pada Nord Stream I terjadi di zona ekonomi Denmark dan lainnya di zona ekonomi Swedia, sedangkan kebocoran Nord Stream II terjadi di zona ekonomi Denmark.

Kebocoran pertama kali dilaporkan di Nord Stream II pada Senin (26/9). Menteri iklim dan energi Denmark Dan Jorgensen mengonfirmasi dua kebocoran Nord Stream I pada Selasa (27/9).

"Terlalu dini untuk mengatakan apa pun tentang penyebab insiden itu," kata dia.

Dua kapal militer Denmark telah dikirim ke daerah itu, sementara Swedia mengadakan rapat kabinet darurat pada Selasa (27/9) malam. Peringatan navigasi telah dikeluarkan untuk jarak lima mil laut dan ketinggian penerbangan 1.000 meter (3.280 kaki).

"Kebocoran pipa gas sangat jarang terjadi dan oleh karena itu kami melihat alasan untuk meningkatkan tingkat kesiapsiagaan menyusul insiden yang telah kami saksikan selama 24 jam terakhir," kata direktur Badan Energi Denmark, Kristoffer Bottzauw.

Komisi Eropa mengatakan terlalu dini untuk berspekulasi tentang penyebab kebocoran tersebut. 

"Kami yakin kami tidak memiliki elemen untuk menentukan apa penyebab kebocoran. Dan jelas setiap tindakan sabotase pada infrastruktur apa pun adalah sesuatu yang akan kami kutuk," kata juru Bicara Komisi Eropa, Eric Mamer.

Seorang Juru Bicara Nord Stream mengatakan belum dapat menilai kerusakan tetapi mengakui bahwa "insiden di mana tiga pipa mengalami kerusakan pada saat yang sama pada hari yang sama tidak biasa terjadi."

Badan energi Denmark mengatakan kepada kantor berita Ritzau bahwa hanya area di mana gumpalan gas berada yang akan terpengaruh oleh kebocoran, dengan kandungan metananya dapat merusak iklim.

Jaringan pipa Nord Stream II untuk menggandakan kapasitas impor gas Rusia ke Jerman. Tetapi Berlin memblokir Nord Stream II yang baru selesai pada hari-hari sebelum perang.

Jerman sangat bergantung pada impor bahan bakar fosil dari Rusia untuk memenuhi kebutuhan energinya. Akibatnya, Jerman berada di bawah tekanan karena Moskow telah mengurangi pasokan gas.

Raksasa energi Rusia Gazprom secara progresif mengurangi volume gas yang dikirim melalui Nord Stream I sampai akhirnya menutup pipa sepenuhnya pada akhir Agustus dengan alasan sanksi Barat.

Jerman telah menolak penjelasan teknis Gazprom untuk pemotongan tersebut dan menuduh Moskow menggunakan energi sebagai senjata di tengah ketegangan perang di Ukraina.

Sementara itu, harian Jerman Tagesspiegel melaporkan kebocoran tersebut mungkin merupakan hasil dari serangan yang direncanakan. 

"Kami tidak bisa membayangkan skenario yang bukan merupakan serangan yang ditargetkan," kata seorang sumber yang dekat dengan pemerintah dan otoritas terkait, seperti dikutip surat kabar tersebut. (AFP/OL-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya