Headline

Hakim mestinya menjatuhkan vonis maksimal.

Fokus

Talenta penerjemah dan agen sastra sebagai promotor ke penerbit global masih sangat sedikit.

Putin Ancam Barat Pakai Nuklir Jika Terdesak

Cahya Mulyana
21/9/2022 18:13
Putin Ancam Barat Pakai Nuklir Jika Terdesak
Presiden Rusia Vladimir Putin(AFP)

PRESIDEN Rusia, Vladimir Putin menuduh negara-negara Barat dengan sengaja meningkatkan ancaman dan tekanan terhadap negaranya. Ia mengancam akan menggunakan senjata nuklir jika terdesak.

"Ketika integritas teritorial negara kami terancam, kami pasti akan menggunakan semua cara yang kami miliki untuk melindungi Rusia dan rakyat kami. Ini bukan gertakan," tegas Putin dalam pidato kenegaraan pertamanya sejak Rusia menginvasi Ukraina.

Ia mengatakan negara-negara Barat berusaha menghancurkan Rusia melalui dukungan terhadap Kyiv. Padahal Rusia berupaya mendukung rakyat di Ukraina yang ingin menentukan masa depan sendiri.

"Melalui dukungannya untuk Ukraina, negara-negara Barat berusaha untuk melemahkan, memecah belah, dan akhirnya menghancurkan negara kita," terangnya.

Putin menyatakan telah menandatangani dektrit berisi perintah penambahan 300ribu prajurit untuk mengamankan referendum di empat wilayah di Ukraina. Kemudian dia berpesan kepada negara yang mendorongnya menggelar peperangan nuklir akan mendapatkan konsekuensinya.

"Mereka yang mencoba memeras kami dengan senjata nuklir harus tahu bahwa angin juga bisa berbelok ke arah mereka," tegas Putin.

Kanselir Jerman, Olaf Scholz, Presiden Prancis, Emmanuel Macron dan Penasihat Keamanan Nasional Gedung Putih, Jake Sullivan, mengecam rencana referendum separatis pro-Rusia. Ketiganya menilai referendum merupakan penghinaan terhadap prinsip-prinsip kedaulatan dan integritas teritorial Ukraina.

Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky merespona positif sikap para sekutunya itu."Saya berterima kasih kepada semua teman dan mitra Ukraina atas kecaman besar dan tegas mereka terhadap niat Rusia untuk menyelenggarakan lebih banyak lagi pseudo-referendum," katanya.

Ia mengatakan pasukannya akan terus merebut kembali wilayah terlepas rencana yang diumumkan Moskow atau proksinya. Analis politik Tatiana Stanovaya mengatakan pengumuman pemungutan suara adalah akibat langsung dari keberhasilan serangan balasan timur Ukraina.

"Putin tidak ingin memenangkan perang ini di medan perang. Putin ingin memaksa Kyiv menyerah tanpa perlawanan," katanya. (AFP/OL-8)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Polycarpus
Berita Lainnya