Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

AS Sebut Iran Ringankan Tuntutan untuk Kesepakatan Nuklir

Mediaindonesia.com
24/8/2022 13:24
AS Sebut Iran Ringankan Tuntutan untuk Kesepakatan Nuklir
Josep Borrell.(AFP/Frederick Florin.)

AMERIKA Serikat mengatakan, Selasa (23/8), bahwa Iran setuju untuk meringankan tuntutan utama yang menahan kesepakatan nuklir 2015 hidup kembali. Semua mata kini tertuju pada yang ditawarkan oleh Presiden Joe Biden.

Amerika Serikat diharapkan segera menanggapi Iran melalui mediator Uni Eropa, setelah satu setengah tahun diplomasi tidak langsung yang beberapa minggu lalu tampak di ambang kehancuran. Para pejabat AS mengatakan Iran membatalkan tuntutan untuk memblokade beberapa inspeksi nuklir PBB setelah juga melonggarkan desakan pada poin penting yakni Washington menghapus Pengawal Revolusi dari daftar hitam terorisme.

"Kesenjangan masih ada, tetapi jika kita mencapai kesepakatan untuk kembali, Iran harus mengambil banyak langkah signifikan untuk membongkar program nuklirnya," kata seorang pejabat senior di pemerintahan Biden. Biden telah mendukung kembali kesepakatan yang dihancurkan oleh mantan presiden Donald Trump dan Iran telah menekan keras dalam negosiasi di Wina. 

Baca juga: Kisah Nuklir Iran, dari Kesepakatan 2015 hingga Draf Teks Final

Namun dengan Iran juga mengeklaim kemenangan diplomatik, pejabat AS berkeras bahwa Teheran pada akhirnya membuat konsesi pada masalah-masalah kritis. Iran berusaha menghentikan penyelidikan oleh Badan Energi Atom Internasional (IAEA) ke tiga situs nuklir yang tidak diumumkan. Ini terkait pengawas mengatakan memiliki pertanyaan terkait dengan pekerjaan nuklir yang telah berakhir.

Pada Juni, Iran memutuskan sejumlah kamera IAEA setelah dewan badan PBB mengecam Teheran karena tidak menjelaskan secara memadai jejak uranium sebelumnya. Pejabat senior AS mengatakan Iran akan kembali menghadapi rezim inspeksi paling komprehensif yang pernah dinegosiasikan dengan pemantauan untuk waktu yang tidak terbatas.

Namun Henry Rome, wakil kepala penelitian di Grup Eurasia, mengatakan bahwa Iran tidak kebobolan di situs yang tidak dideklarasikan. "Saya tidak berpikir siapa pun harus terkejut jika masalah ini muncul lagi pada tahap selanjutnya dari negosiasi ini," kata Roma.

Baca juga: Iran Berupaya Bebaskan Warganya yang Ditahan Saudi saat Haji

Kemajuan baru-baru ini datang setelah Uni Eropa mengajukan rancangan perjanjian ke Iran. Kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa Josep Borrell mengatakan kepada televisi publik Spanyol TVE bahwa Iran mencari penyesuaian untuk itu tetapi sebagian besar negara setuju. Inggris, Tiongkok, Prancis, Jerman, dan Rusia juga merupakan pihak dalam perjanjian tersebut, yang sebelumnya dikenal sebagai Rencana Aksi Komprehensif Bersama. (AFP/OL-14)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya