Headline
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.
KISAH perjalanan berliku terjadi dalam pembicaraan tentang program nuklir Iran sejak 2015. Kini berujung pada tanggapan Teheran terhadap rancangan perjanjian final yang bertujuan memulihkan kesepakatan penting dengan kekuatan dunia.
Ini kisah kesepakatan nuklir Iran.
Pada 2013, Presiden Iran yang baru terpilih Hassan Rouhani mengatakan dia siap untuk negosiasi serius mengenai program nuklir Iran. Ini menyusul kebuntuan delapan tahun di bawah ultrakonservatif Mahmud Ahmadinejad.
Rouhani mendapatkan dukungan dari pemimpin tertinggi Ayatollah Ali Khamenei untuk upaya memecahkan kebuntuan.
Pada 14 Juli 2015, Iran dan lima anggota tetap Dewan Keamanan PBB--Inggris, Tiongkok, Prancis, Rusia, dan Amerika Serikat--ditambah Jerman mencapai kesepakatan bersejarah di Wina.
Kesepakatan itu menempatkan pembatasan signifikan pada program nuklir Iran dengan imbalan keringanan sanksi setelah 12 tahun krisis dan 21 bulan negosiasi yang berlarut-larut. Perjanjian mulai berlaku pada 16 Januari 2016.
Baca juga: Iran Bantah Terkait dengan Pelaku Penusukan Salman Rushdie
Di bawah perjanjian itu, program nuklir Teheran ditempatkan di bawah kendali ketat PBB dengan jaminan tidak mencoba membuat bom atom. Ini sesuatu yang selalu dibantah Iran.
Presiden AS Donald Trump mundur dari kesepakatan pada 8 Mei 2018. "Kami tidak dapat mencegah bom nuklir Iran di bawah struktur perjanjian yang sekarang ini membusuk," katanya.
Para kritikus mengeluh sejak awal tentang batas waktu yang diterapkan pada kesepakatan. Kemudian pada 2018, Washington mulai menerapkan kembali sanksi terhadap Iran dan perusahaan-perusahaan yang terkait dengannya.
Itu memukul bank sentral dan sektor minyak vital negara itu. Perusahaan internasional besar menghentikan kegiatan di negara tersebut.
Pada Mei 2019, Iran mulai membatalkan komitmennya sebagai pembalasan. Trump membalas dengan memberi sanksi pada sektor baja dan pertambangan Iran.
Teheran meningkatkan persediaan uranium yang diperkaya melebihi batas yang ditetapkan dalam kesepakatan. Ia mengumumkan pada awal 2020 bahwa mereka tidak lagi membatasi jumlah sentrifugal pengayaan uraniumnya.
Pada 2021, Iran mengatakan telah mulai memperkaya uranium hingga 60%. Ini berkali-kali lipat dari batas 3,67% yang diberlakukan oleh kesepakatan dan lebih dekat ke tingkat senjata.
Pada April 2021, dengan Presiden Joe Biden sekarang di Gedung Putih, pembicaraan tentang penyelamatan perjanjian dimulai di Wina.
Presiden ultrakonservatif baru Iran, Ebrahim Raisi, mengatakan pada Agustus bahwa dia terbuka untuk negosiasi tetapi tidak akan ditekan oleh sanksi.
Pembicaraan dilanjutkan pada November.
Sama seperti kesepakatan yang terlihat dekat, Rusia menginvasi Ukraina pada 24 Februari 2022 dan Moskow menjadi target sanksi internasional. Sekitar pertengahan Maret, UE mengatakan pembicaraan ditangguhkan.
Beberapa hari kemudian baik Washington dan Teheran mengatakan kompromi sudah dekat, tetapi perbedaan tetap ada.
Pada 30 Maret, Washington menjatuhkan sanksi kepada pemasok program rudal balistik Teheran. Ini oleh Iran disebut sebagai tanda lain dari kedengkian pemerintah AS terhadap republik Islam tersebut.
Pada 8 Juni, IAEA mengadopsi resolusi yang diajukan oleh Inggris, Prancis, Jerman, dan Amerika Serikat yang mengutuk Iran untuk pertama kali dalam dua bertahun-tahun.
Iran menanggapi dengan menghapus kamera pengintai di fasilitas nuklir. Pada 16 Juni, Washington menjatuhkan sanksi kepada jaringan perusahaan petrokimia Iran.
Pada akhir Juni, dua hari pembicaraan tidak langsung yang ditengahi Uni Eropa di Doha antara Iran dan Amerika Serikat berakhir tanpa kemajuan.
Pada 26 Juli, kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa Josep Borrell mengatakan dia telah menyerahkan rancangan teks kesepakatan. Ia mendesak para pihak untuk menerimanya atau mengambil risiko krisis nuklir yang berbahaya.
Baca juga: Iran akan Sampaikan Proposal Pembicaraan Nuklir Final Senin Malam
Pada 4 Agustus, negosiator berkumpul untuk pembicaraan baru. Pada 7 Agustus, Iran menuntut agar pengawas nuklir PBB sepenuhnya menyelesaikan masalah luar biasa terkait dengan pertanyaan tentang bahan nuklir di situs yang tidak diumumkan.
Keesokan hari, Iran mengatakan sedang memeriksa teks final yang disajikan oleh Uni Eropa. Pada Selasa (16/8), Iran mengatakan telah membalas teks, yang dikirimkan Senin malam.
AS dan UE mengatakan mereka sedang mempelajari tanggapan Teheran. Kantor berita resmi Iran IRNA melaporkan bahwa kesepakatan akan dibuat jika Amerika Serikat bereaksi dengan realisme dan fleksibilitas terhadap tanggapan Iran. (AFP/OL-14)
PARA pemimpin negara-negara anggota G7 menyerukan agar ketegangan di Timur Tengah segera diredakan. G7 menyatakan sikap bahwa Iran tidak boleh memiliki senjata nuklir.
INDIA dan Pakistan kembali terlibat dalam saling tuduh, kali ini terkait pengelolaan senjata nuklir. Ketegangan ini terjadi hanya beberapa hari setelah gencatan senjata
Militer India mengatakan serangan itu hanya menargetkan teroris dan kamp pelatihan teroris dua kelompok militan, namun Pakistan membantah hal itu.
Perdana Menteri Pakistan Shehbaz Sharif mengutuk serangan India, yang terjadi pada Rabu (7/5) dini hari waktu setempat, dan berjanji bahwa Pakistan akan merespons dengan tegas.
Superkomputer tercepat di dunia, "El Capitan", resmi diluncurkan di Lawrence Livermore National Laboratory (LLNL), California, dengan biaya pembangunan US$600 juta.
Putaran baru konsultasi antara Iran dan Eropa terkait kesepakatan nuklir akan berlangsung pada 13 Januari.
Serangan menargetkan kompleks Kementerian Pertahanan dan Logistik Angkatan Bersenjata yang berada di kawasan Nobonyad.
Israel melancarkan serangan udara ke Iran pada Jumat (13/6).
Kementerian Luar Negeri Turki menyebut serangan udara Israel terhadap Iran sebagai tindakan terkutuk yang memperparah ketegangan di Timur Tengah.
Sejumlah komandan dan ilmuwan Iran menjadi korban tewas dalam serangan yang dilancarkan Israel.
Serangan Israel menargetkan program nuklir Iran serta sejumlah fasilitas militer lainnya.
Militer Israel menyebut memiliki intelijen yang menunjukkan program nuklir Iran semakin berkembang maju.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved