Headline

Reformasi di sisi penerimaan negara tetap dilakukan

Fokus

Operasi yang tertunda karena kendala biaya membuat kerusakan katup jantung Windy semakin parah

AS Tempatkan Senjata Nuklir di Inggris, NATO Diduga Ubah Postur Militer

Ferdian Ananda Majni
23/7/2025 10:56
AS Tempatkan Senjata Nuklir di Inggris, NATO Diduga Ubah Postur Militer
Ilustrasi.(Al Jazeera)

AMERIKA Serikat (AS) dilaporkan kembali menempatkan senjata nuklir di Inggris untuk pertama kali sejak hampir dua dekade terakhir. Ini mengisyaratkan perubahan besar dalam kebijakan pertahanan dan postur militer NATO di Eropa ketika meningkatnya ketegangan global.

Informasi ini mencuat setelah pesawat angkut militer C-17 milik Angkatan Udara AS (USAF) terpantau terbang dari Pangkalan Udara Kirtland di New Mexico, yakni markas Komando Senjata Nuklir USAF dan pusat penyimpanan utama nuklir AS menuju Pangkalan Angkatan Udara Kerajaan Inggris (RAF) Lakenheath pada 16 Juli. Dua hari kemudian, pesawat kembali ke Amerika Serikat.

"Tampaknya memang ke Inggris, menurunkan senjata tersebut, lalu kembali ke operasi reguler di AS," kata William Alberque, mantan kepala pusat nonproliferasi nuklir NATO, kepada The Times, dikutip Rabu (23/7).

Meskipun tidak ada konfirmasi resmi mengenai isi kargo pesawat tersebut, para analis pertahanan memperkirakan bahwa muatannya ialah senjata nuklir taktis tipe B61 yang dimutakhirkan menjadi versi B61-12.

Baik pemerintah Inggris maupun AS enggan memberikan pernyataan langsung terkait penempatan tersebut. 

"Kami tetap berpegang pada kebijakan lama Inggris dan NATO untuk tidak mengonfirmasi maupun menyangkal keberadaan senjata nuklir di lokasi tertentu," kata seorang pejabat Kementerian Pertahanan Inggris.

Senada, seorang pejabat pertahanan AS juga menyampaikan kepada Newsweek bahwa pihaknya tidak akan mengomentari status atau lokasi senjata strategis.

Penempatan kembali senjata nuklir di RAF Lakenheath mendapat sorotan luas. Laporan Federasi Ilmuwan Amerika (FAS) pada 2023 mengindikasikan bahwa dokumen anggaran militer AS menunjukkan rencana untuk mengaktifkan kembali misi nuklir di Inggris.

Menurut FAS, langkah ini akan memutus pola kebijakan dan perencanaan selama beberapa dekade terakhir dan membalik arah fokus selatan penempatan nuklir di Eropa yang muncul setelah akhir Perang Dingin.

RAF Lakenheath sendiri merupakan markas 48th Fighter Wing atau Liberty Wing dan baru-baru ini mengalami pengembangan infrastruktur. Pangkalan ini akan beroperasi berdampingan dengan RAF Marham, tempat armada pesawat tempur F-35A milik Inggris ditempatkan.

AS mengklasifikasikan senjata nuklirnya menjadi dua jenis, yakni strategis dan nonstrategis (taktis). Senjata strategis, seperti rudal balistik antarbenua (ICBM) dan rudal balistik kapal selam (SLBM), dirancang untuk menghancurkan sasaran besar. 

Sementara itu, senjata nuklir taktis seperti B61 memiliki daya ledak lebih kecil dan digunakan dalam konflik regional atau di medan tempur terbatas.

B61 tidak tercakup dalam perjanjian New START yang akan berakhir pada 2026. Saat ini, AS diyakini memiliki sekitar 200 senjata nuklir taktis dengan separuhnya ditempatkan di enam negara anggota NATO, termasuk Jerman, Belgia, Turki, dan Inggris.

Peneliti senior di Royal United Services Institute (RUSI) Sidharth Kaushal mengatakan kepada The Times bahwa penerbangan C-17 tersebut bisa jadi membawa B61 untuk kemungkinan digunakan di F-35A RAF di masa depan.

"Ini merepresentasikan langkah menuju penggunaan senjata nuklir taktis. Ini memperkenalkan kembali sedikit fleksibilitas dalam cara senjata nuklir digunakan," katanya.

Langkah ini dinilai sebagai bagian dari penyesuaian strategi pertahanan NATO terhadap dinamika keamanan global, termasuk respons terhadap ancaman Rusia yang semakin terbuka menampilkan kekuatan nuklirnya, serta ketidakpastian geopolitik di kawasan Asia dan Timur Tengah. (I-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya