Headline
Disiplin tidak dibangun dengan intimidasi.
HAMPIR dua tahun sejak pecahnya perang antara Israel dan Hamas, dengan korban jiwa di Jalur Gaza melampaui 60.000 orang, dukungan global untuk pengakuan negara Palestina semakin menguat.
Australia menjadi salah satu dari lima negara yang menyatakan siap mengakui Palestina, yang mencakup Gaza, Tepi Barat, dan Jerusalem Timur, dengan syarat tertentu yang harus dipenuhi terlebih dahulu.
Israel menilai langkah ini sebagai ancaman eksistensial dan menegaskan bahwa rencana menduduki Kota Gaza merupakan cara tercepat untuk mengakhiri perang.
Selama ini, sebagian besar negara anggota PBB mengakui Palestina. Namun, langkah Prancis dan Inggris yakni dua anggota tetap Dewan Keamanan PBB sekaligus bagian dari kelompok G7 dinilai sebagai perubahan besar dalam peta diplomasi internasional.
Kedua negara menyatakan tujuan mereka memberi tekanan pada Israel agar mengurangi krisis kemanusiaan di Gaza dan memulai kembali proses perdamaian dengan Hamas.
Meski demikian, perpecahan sikap negara-negara besar tetap terlihat. Amerika Serikat (AS) memberikan sanksi terhadap pejabat Palestina dan bersama Israel mengecam pengakuan tersebut sebagai bentuk penghargaan atas perlawanan Hamas.
Data PBB mencatat 147 dari 193 negara anggotanya mengakui Negara Palestina, termasuk Tiongkok, India, Spanyol, Irlandia dan Norwegia. Beberapa negara G7 yang sebelumnya menolak kini mulai bergeser.
Prancis akan menyampaikan pengakuan pada Sidang Umum PBB September mendatang. Inggris menyatakan akan mengikuti langkah tersebut jika Israel setuju gencatan senjata dengan Hamas dan membuka akses lebih luas bagi bantuan kemanusiaan.
Kanada juga akan memberikan pengakuan dengan syarat reformasi demokratis oleh Otoritas Palestina, termasuk pemilihan umum 2026 yang tidak melibatkan Hamas.
Presiden Palestina Mahmoud Abbas menyambut baik langkah bersejarah ini. Dukungan juga datang dari Malta dan beberapa negara Eropa lain seperti Portugal dan Luksemburg yang mendorong solusi dua negara.
Australia mengumumkan dukungannya pada Senin (11/8), dengan catatan reformasi yang sama seperti permintaan Kanada.
"Komunitas internasional sedang bergerak untuk mendirikan negara Palestina. Mereka menentang tindakan-tindakan yang merusak solusi dua negara," bunyi pernyataan resmi pemerintah Australia seperti dikutip ABC Net Selasa (12/8).
Sementara itu, Presiden AS Donald Trump menyatakan pihaknya tidak memiliki pandangan apa pun tentang itu. Namun, juru bicara Departemen Luar Negeri AS menegaskan pengakuan ini memberi penghargaan kepada kelompok militan Hamas.
Di sisi lain, Jerman sebagai pendukung lama Israel mengumumkan penangguhan ekspor senjata ke Tel Aviv terkait rencana perluasan operasi militer di Gaza. (I-2)
MENTERI Luar Negeri Selandia Baru Winston Peters mengumumkan bahwa kabinet akan menentukan sikap resmi terkait pengakuan negara Palestina pada September mendatang.
Pemerintah Indonesia bersama Pemerintah Australia menggelar Indonesia–Australia Mineral Roadshow sebagai upaya memperdalam kemitraan strategis di sektor pertambangan.
PERDANA Menteri Australia, Anthony Albanese mengumumkan bahwa negaranya akan secara resmi mengakui Palestina pada September mendatang, bersamaan dengan pertemuan Majelis Umum PBB.
PERDANA Menteri Australia Anthony Albanese menegaskan bahwa Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyangkal penderitaan warga Jalur Gaza, Palestina.
PERDANA Menteri Australia Anthony Albanese menuding Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menolak mengakui penderitaan warga sipil di Jalur Gaza, Palestina.
Asian hornet, tawon invasif yang mengancam lebah madu di Inggris, mengeluarkan dengungan khas 125 Hz.
AUSTRALIA, Jerman, Italia, Selandia Baru, dan Inggris menolak dengan tegas rencana Israel untuk menduduki Kota Gaza di Jalur Gaza, Palestina.
Solusi dua negara dianggap tetap menjadi cara terbaik untuk mewujudkan kenegaraan Palestina.
KELOMPOK antipendudukan Yahudi-AS, IfNotNow, memprotes perang dan krisis kemanusiaan yang semakin memburuk di Jalur Gaza, Palestina, di luar Hotel Trump International, New York City.
Anak-anak yang mengalami kondisi medis berat ini akan dipindahkan ke luar Gaza.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved