Headline

Kementerian haji dan umrah menaikkan posisi Indonesia dalam diplomasi haji.

Polisi Australia Buru Pria Bersenjata Berat yang Tewaskan Dua Anggota

Thalatie K Yani
27/8/2025 09:07
Polisi Australia Buru Pria Bersenjata Berat yang Tewaskan Dua Anggota
Kepolisian Australia mencari seorang pria yang diduga menembak mati dua petugas di Porepunkah, Melbourne.(AFP)

POLISI Australia tengah melakukan pencarian besar-besaran terhadap seorang pria bersenjata berat. Pria itu diduga menembak mati dua petugas di kota pedesaan Porepunkah, sekitar 300 km timur laut Melbourne.

Peristiwa itu terjadi pada Selasa (26/8) ketika 10 polisi mendatangi sebuah properti untuk melaksanakan surat perintah terkait dugaan pelanggaran seksual. Tanpa diduga, mereka langsung diserang tembakan.

Hampir 24 jam kemudian, polisi mengidentifikasi tersangka bernama Dezi Freeman, 56, warga setempat yang kini masih buron. Pihak kepolisian telah mengerahkan helikopter, kendaraan lapis baja, dan puluhan personel ke lokasi pencarian. Warga setempat diminta tetap berada di dalam rumah hingga tersangka ditangkap.

“Kami mengerahkan seluruh sumber daya untuk menemukan pelaku. Tetap waspada, utamakan keselamatan,” ujar Komisaris Polisi Victoria, Mike Bush.

Bush mengungkapkan, dua korban adalah seorang detektif berusia 59 tahun dan seorang sersan senior berusia 35 tahun. Nama keduanya belum dipublikasikan karena pihak keluarga masih diberitahu. Seorang polisi lain yang terluka telah menjalani operasi dan diperkirakan akan pulih meski mengalami cedera serius.

Terkait rumor, Freeman sempat menyandera keluarganya, Bush menegaskan pasangan dan anak-anaknya dalam keadaan aman. Sejak melarikan diri setelah penembakan, Freeman belum terlihat. Pencarian kini difokuskan pada kawasan hutan lebat di sekitar rumahnya.

“Dia mengenal medan itu lebih baik daripada kami, dan memiliki kemampuan bertahan hidup di alam liar. Karena itu, kami melibatkan para ahli serta dukungan dari masyarakat lokal,” jelas Bush.

Meski fokus pencarian berada di wilayah pegunungan Alpen Australia dekat perbatasan New South Wales, polisi juga tidak menutup kemungkinan Freeman sudah keluar negara bagian, meski belum ada bukti yang mengarah ke sana.

Media Australia melaporkan Freeman disebut sebagai “warga berdaulat” (sovereign citizen), yakni kelompok yang menolak tunduk pada hukum dan otoritas pemerintah. Meski demikian, polisi belum memastikan keterkaitannya dengan paham ekstrem tersebut.

Perdana Menteri Anthony Albanese menilai insiden ini memiliki kemiripan dengan penyergapan berdarah terhadap polisi di Queensland pada 2022.
“Ancaman seperti ini nyata adanya. Kita harus sangat waspada,” kata Albanese dalam wawancara dengan ABC. (BBC/Z-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Thalatie Yani
Berita Lainnya