Headline

Perekonomian tumbuh 5,12% melampaui prediksi banyak kalangan.

Yahudi AS dan Inggris Membela Palestina Mencela Israel

Dhika Kusuma Winata
06/8/2025 10:15
Yahudi AS dan Inggris Membela Palestina Mencela Israel
Demonstrasi Yahudi AS di New York.(Al Jazeera)

KELOMPOK antipendudukan Yahudi-AS, IfNotNow, memprotes perang dan krisis kemanusiaan yang semakin memburuk di Jalur Gaza, Palestina, di luar Hotel Trump International, New York City, pada Senin (4/8) sore. Lebih dari 40 orang lantas ditangkap pada malam harinya.

Ratusan orang berkumpul di bawah spanduk bertuliskan, "Trump: Yahudi Katakan Jangan Lanjutkan" untuk menuntut diakhiri perang di Gaza dan mendesak pemerintahan Trump untuk menekan Israel agar mengizinkan lebih banyak bantuan kemanusiaan masuk ke wilayah tersebut. 

"Jangan berbasa-basi, blokade pemerintah Israel terhadap Gaza adalah kebijakan pembersihan etnis melalui kelaparan massal yang dipaksakan," kata Morriah Kaplan, direktur eksekutif sementara IfNotNow, dalam pidatonya di hadapan khalayak. "Ini adalah penghinaan yang tak tertahankan, tak terucapkan, dan tak terpahami terhadap kemanusiaan kita bersama dan mereka yang melakukannya serta menggunakan simbol, bahasa, dan tradisi Yahudi kita untuk membela dan membenarkannya." 

"Itulah sebabnya saya berbesar hati melihat begitu banyak orang Yahudi dan organisasi Yahudi bersatu hari ini untuk menyatakan dengan satu suara bahwa kami menentang kekejaman ini, bukan terlepas dari Yudaisme kami, tetapi bagi banyak dari kami, justru karena Yudaisme. Kita membutuhkan pemerintah AS untuk menggunakan pengaruhnya yang besar untuk mengakhiri kengerian ini," tambahnya.

Para pengunjuk rasa membawa spanduk bertuliskan, "Hentikan pembersihan etnis", "Tidak akan pernah lagi sekarang", "Hentikan kelaparan Gaza", dan "Bukan atas nama kami". Para pembicara antara lain anggota Demokrat Ruth Messinger; CEO T'ruah, Rabbi Jill Jacobs; dan pengawas keuangan Kota New York, Brad Lander.

"Kemarin adalah hari raya Yahudi Tisha B'Av saat orang-orang Yahudi berduka atas kehancuran bangsa Israel," kata Lander. "Dan yang kita saksikan saat ini ialah kehancuran yang disebabkan oleh Negara Israel."

Yang juga hadir ialah Lily Greenberg Call, mantan asisten khusus kepala staf di Departemen Dalam Negeri AS di bawah pemerintahan Biden-Harris. Ia secara terbuka mengundurkan diri sebagai protes pada Mei 2024 atas penanganan pemerintah terhadap perang di Gaza.

"Saya adalah orang pertama dan sayangnya satu-satunya pejabat Yahudi resmi yang secara terbuka mengundurkan diri sebagai protes atas dukungan tanpa syarat pemerintah terhadap Israel selama perang di Gaza," kata Greenberg Call dalam sebuah wawancara dengan Guardian.

Di tempat lain, ratusan orang Yahudi Inggris menulis surat kepada Perdana Menteri Keir Starmer dan Menteri Dalam Negeri Yvette Cooper yang menyatakan pelarangan kelompok aksi langsung Palestine Action sebagai tidak sah dan tidak etis. Delegasi diperkirakan mengirimkan surat tersebut, yang ditandatangani lebih dari dua ratus orang Yahudi Inggris, ke Downing Street pada kemarin sore.

Penandatangan utama surat tersebut antara lain penulis Michael Rosen dan Gillian Slovo, komedian Alexei Sayle, serta pengacara Geoffrey Bindman, yang pernah mendampingi Starmer ketika perdana menteri sedang berada di pengadilan.

Andrew Feinstein, yang pernah menjabat di bawah Nelson Mandela di parlemen demokratis pertama Afrika Selatan, juga merupakan salah satu penanda tangan. Pada pemilihan umum Juli lalu, Feinstein mencalonkan diri melawan Starmer di daerah pemilihan Holborn dan St. Pancras di London dan berada di posisi kedua dengan 7.312 suara.

Jenny Manson, mantan anggota dewan Partai Buruh dan wakil ketua Jewish Voice for Labour, ialah penandatangan terkemuka lain. "Menentang kebrutalan genosida, apartheid, dan pembersihan etnis yang terjadi di Gaza dan Tepi Barat, termasuk mengambil tindakan langsung, bukanlah antisemitisme dan bukan terorisme," demikian bunyi surat tersebut. (MEE/Dhk/I-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya