Headline
Sebaiknya negara mengurus harga barang dulu.
PULUHAN perempuan Afghanistan menentang dekrit baru Taliban yang mewajibkan perempuan menutupi wajah dan seluruh tubuh mereka di muka umum. Mandat ini dikeluarkan pemimpin tertinggi Taliban, Hibatullah Akhundzada.
Taliban memerintahkan perempuan untuk menutupi sepenuhnya dengan burqa tradisional. Dekrit itu adalah yang terbaru dari serangkaian pembatasan yang dikeluarkan Taliban di Afghanistan.
"Keadilan, keadilan!" teriak para pedemo dengan wajah terbuka.
"Burqa bukan hijab kami!" teriak yang lainnya.
Baca juga: AS Tekan Taliban Jika Lakukan Pembatasan terhadap Hak Perempuan
Setelah prosesi singkat, pawai dihentikan oleh pejuang Taliban, yang juga menghalangi wartawan untuk meliput demo tersebut.
Dekrit Akhundzada, yang juga memerintahkan perempuan untuk 'tinggal di rumah jika tidak memiliki pekerjaan penting di luar' telah memicu kecaman internasional.
"Kami ingin hidup sebagai manusia, bukan sebagai hewan yang ditawan di sudut rumah," kata pengunjuk rasa Saira Sama Alimyar.
Akhundzada juga memerintahkan pihak berwenang untuk memecat pegawai pemerintah perempuan yang tidak mengikuti aturan berpakaian yang baru. Bahkan, menskors pekerja laki-laki jika istri dan anak perempuan mereka tidak mematuhinya.
Dalam 20 tahun antara dua masa pemerintahan Taliban, perempuan membuat beberapa keuntungan dalam pendidikan, tempat kerja dan kehidupan publik tetapi sikap sangat konservatif dan patriarki masih berlaku.
Di pedesaan, banyak perempuan terus mengenakan burqa dalam dua dekade itu. Tetapi beberapa cendekiawan dan aktivis agama mengatakan pakaian itu tidak memiliki dasar dalam Islam dan lebih merupakan aturan berpakaian Taliban yang dirancang untuk menindas perempuan.
Setelah merebut kekuasaan tahun lalu, Taliban telah menjanjikan 'versi yang lebih lembut' dari aturan Islam keras yang menandai tugas pertama mereka berkuasa dari 1996 hingga 2001, tetapi banyak pembatasan telah diberlakukan.
Beberapa perempuan Afghanistan yang menentang pembatasan, mengadakan protes kecil di mana mereka menuntut hak atas pendidikan dan pekerjaan. Tetapi Taliban langsung menangkap para pemimpin kelompok itu, menahan mereka tanpa komunikasi sambil menyangkal bahwa mereka telah ditahan. (Aljazeera/OL-1)
Beijing mendukung masyarakat internasional dalam memperkuat keterlibatan dan dialog dengan pemerintah sementara Afghanistan.
AKTIVIS pendidikan Malala Yousafzai meminta para pemimpin Muslim untuk menentang kebijakan represif Taliban di Afghanistan.
MALAYSIA, Indonesia, India, Afghanistan, dan Jepang dengan keras mengutuk serangan Israel terhadap Iran pada Sabtu (26/10). Mereka mengatakan itu sebagai pelanggaran hukum internasional.
PM Malaysia Anwar Ibrahim pada Sabtu (19/10) mengutuk keras pembunuhan pemimpin Hamas Yahya Sinwar oleh pasukan Israel. Begitu pun pemerintahan sementara Taliban di Afghanistan.
KELOMPOK ISIS mengaku bertanggung jawab atas bom bunuh diri mematikan di Kabul yang menewaskan sedikitnya enam orang.
Secara singkat, syariah merupakan sistem hukum agama yang diambil dari Al-Qur'an sebagai kalam Allah dan Hadis atau perkataan atau tindakan Nabi Muhammad SAW.
HAPPY Girlfriend Day (gf day) diperingati pada tiap 1 Agustus. Hari tersebut menjadi perayaan pasangan romantis. Namun, bukan saja untuk mereka yang memiliki pasangan,
KEBERPIHAKAN terhadap korban dalam tindak pidana perdagangan orang (TPPO) yang kerap melibatkan perempuan harus dikedepankan.
SETIAP tanggal 1 Agustus, media sosial dipenuhi ucapan penuh kasih bertuliskan Happy Girlfriend Day. Peringatan ini sejatinya ialah bentuk apresiasi bagi para perempuan hebat di hidup.
Filosofi ini bukan sekadar filantropi, melainkan keyakinan bahwa keberagaman adalah sumber inovasi dan efisiensi.
Kanker payudara umumnya dialami perempuan berusia paruh baya. Namun, seiring berkembangnya waktu, banyak kasus kanker payudara terjadi pada usia muda.
REVISI Undang-Undang Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI) tampaknya kembali akan menjadi panggung teknokratis: membahas angka-angka, tanpa wajah para pelakunya.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved