Headline

Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.

Fokus

Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.

Perempuan Afganistan Tolak Kewajiban Pakai Burka

Cahya Mulyana
12/5/2022 12:46
Perempuan Afganistan Tolak Kewajiban Pakai Burka
Perempuan Afghanistan melakukan aksi demonstrasi menentang aturan kewajiban mengenakan burka.(AFP/Wakil KOHSAR)

PULUHAN perempuan Afghanistan menentang dekrit baru Taliban yang mewajibkan perempuan menutupi wajah dan seluruh tubuh mereka di muka umum. Mandat ini dikeluarkan pemimpin tertinggi Taliban, Hibatullah Akhundzada.

Taliban memerintahkan perempuan untuk menutupi sepenuhnya dengan burqa tradisional. Dekrit itu adalah yang terbaru dari serangkaian pembatasan yang dikeluarkan Taliban di Afghanistan.

"Keadilan, keadilan!" teriak para pedemo dengan wajah terbuka.

"Burqa bukan hijab kami!" teriak yang lainnya.

Baca juga: AS Tekan Taliban Jika Lakukan Pembatasan terhadap Hak Perempuan

Setelah prosesi singkat, pawai dihentikan oleh pejuang Taliban, yang juga menghalangi wartawan untuk meliput demo tersebut.

Dekrit Akhundzada, yang juga memerintahkan perempuan untuk 'tinggal di rumah jika tidak memiliki pekerjaan penting di luar' telah memicu kecaman internasional.

"Kami ingin hidup sebagai manusia, bukan sebagai hewan yang ditawan di sudut rumah," kata pengunjuk rasa Saira Sama Alimyar.

Akhundzada juga memerintahkan pihak berwenang untuk memecat pegawai pemerintah perempuan yang tidak mengikuti aturan berpakaian yang baru. Bahkan, menskors pekerja laki-laki jika istri dan anak perempuan mereka tidak mematuhinya.

Dalam 20 tahun antara dua masa pemerintahan Taliban, perempuan membuat beberapa keuntungan dalam pendidikan, tempat kerja dan kehidupan publik tetapi sikap sangat konservatif dan patriarki masih berlaku.

Di pedesaan, banyak perempuan terus mengenakan burqa dalam dua dekade itu. Tetapi beberapa cendekiawan dan aktivis agama mengatakan pakaian itu tidak memiliki dasar dalam Islam dan lebih merupakan aturan berpakaian Taliban yang dirancang untuk menindas perempuan.

Setelah merebut kekuasaan tahun lalu, Taliban telah menjanjikan 'versi yang lebih lembut' dari aturan Islam keras yang menandai tugas pertama mereka berkuasa dari 1996 hingga 2001, tetapi banyak pembatasan telah diberlakukan.

Beberapa perempuan Afghanistan yang menentang pembatasan, mengadakan protes kecil di mana mereka menuntut hak atas pendidikan dan pekerjaan. Tetapi Taliban langsung menangkap para pemimpin kelompok itu, menahan mereka tanpa komunikasi sambil menyangkal bahwa mereka telah ditahan. (Aljazeera/OL-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya