Headline
Pertemuan dihadiri Dubes AS dan Dubes Tiongkok untuk Malaysia.
Pertemuan dihadiri Dubes AS dan Dubes Tiongkok untuk Malaysia.
Masalah kesehatan mental dan obesitas berpengaruh terhadap kerja pelayanan.
WARGA Prancis menuju tempat pemungutan suara pada Minggu (24/4) untuk memilih presiden mereka dengan latar belakang perang di Ukraina dan krisis biaya hidup. Pemungutan suara putaran kedua melihat petahana Emmanuel Macron berhadapan dengan kandidat nasionalis dan sayap kanan Marine Le Pen.
Keduanya juga berada di putaran final pada pilpres 2017. Komentator politik percaya Le Pen meningkatkan peluangnya kali ini.
"Sementara Macron kemungkinan akan terpilih kembali pada Minggu, sekitar 13%-15% pemilih masih ragu-ragu. Oleh karena itu, masih ada ruang untuk kejutan," kata Antonio Barroso, wakil direktur penelitian di perusahaan konsultan Teneo, dalam catatan penelitian pada Kamis.
Barroso mengatakan bahwa salah satu jalan potensial menuju kemenangan Le Pen yaitu jika sejumlah besar pemilih yang memilih kandidat sayap kiri Jean-Luc Melenchon di putaran pertama, tiba-tiba beralih ke sayap kanan bukannya tinggal di rumah atau memberikan suara kosong. Jajak pendapat pada Kamis memperkirakan bahwa Macron akan memenangkan putaran kedua dengan 55% suara dan Le Pen sebesar 45% suara.
Namun, selisihnya lebih kecil jika dibandingkan dengan hasil akhir pilpres Prancis 2017. Saat itu, Macron menghancurkan partai Le Pen (Front Nasional yang sejak itu berganti nama menjadi National Rally) dengan 66,1% suara terhadap 33,9%.
"Jajak pendapat sekarang memberi Macron keunggulan 55% terhadap 45% atas Le Pen. Dalam lima tahun terakhir, jajak pendapat tidak mengecilkan dukungan untuk Le Pen. Namun, dengan 25% pemilih masih ragu-ragu awal minggu ini, kami tidak dapat mengesampingkan kemenangan yang mengecewakan untuk Le Pen," kata analis di Berenberg dalam catatan penelitian pada Jumat.
Baca juga: Sekjen PBB Bahas Ketegangan Jerusalem dengan Pemimpin Israel-Palestina
Le Pen melunakkan retorikanya terhadap Uni Eropa sejak 2017. Dia tidak lagi berkampanye agar Prancis meninggalkan UE dan euro. Dia ingin mengubah blok itu menjadi aliansi negara. Dia juga ingin pasukan Prancis keluar dari komando militer NATO.
"Pendekatan sempit France first Le Pen dan keinginannya untuk menempatkan aturan Prancisnya sendiri di atas aturan Uni Eropa akan menyebabkan perselisihan terus-menerus dengan UE, merusak iklim bisnis dan menakut-nakuti investor asing. Prancis akan mundur," kata analis Berenberg. (CNBC/OL-14)
PRESIDEN Amerika Serikat (AS) Donald Trump memberikan tanggapan mengejutkan terhadap rencana Prancis yang akan mengakui Negara Palestina.
PEMERINTAH Indonesia menyatakan dukungannya terhadap keputusan Presiden Prancis Emmanuel Macron yang menyatakan niat untuk mengakui Negara Palestina.
PERDANA Menteri Kanada Mark Carney mengumumkan bahwa negaranya berencana untuk mengakui Negara Palestina di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Prancis jadi negara berkekuatan besar pertama di Eropa yang menyatakan secara terbuka niatnya mengakui Palestina.
KEMENTERIAN Luar Negeri (Kemenlu) Republik Indonesia kembali menekankan pentingnya rencana politik yang adil dan menyeluruh dengan solusi dua negara, Israel dan Palestina.
PEMERINTAH Tiongkok mendukung rencana Prancis untuk menyampaikan pengakuan atas kedaulatan Palestina dalam sidang Majelis Umum PBB pada September 2025.
Titi menekankan DPR harus segera membahas RUU Pemilu sebab putusan MK tidak bisa menjadi obat bagi semua persoalan pemilu saat ini.
Taiwan menggelar pemilu recall untuk menentukan kendali parlemen.
Menurut Perludem, putusan MK sudah tepat karena sesuai dengan konsep pemilu yang luber dan jurdil, dan disertai dengan penguatan nilai kedaulatan rakyat.
Banyak negara yang meninggalkan e-voting karena sistem digitalisasi dalam proses pencoblosan di bilik suara cenderung dinilai melanggar asas kerahasiaan pemilih
Betty menjelaskan saat ini belum ada pembahasan khusus antara KPU dan semua pemangku kepentingan pemilu terkait e-voting.
Sistem Informasi Rekapitulasi (Sirekap) sebagai alat bantu penghitungan suara pada Pemilihan 2020 lalu harus diperkuat agar proses rekapitulasi hasil pemilu ke depan lebih akurat
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved