Headline
Putusan MK dapat memicu deadlock constitutional.
SAAT Hussein mendapat izin untuk bekerja di Israel, penduduk Palestina di Kota Gaza itu mengatakan dia siap untuk berhenti kuliah untuk mencari upah menarik yang ditawarkan untuk pekerjaan kasar Israel.
"Saya merasa pintu surga terbuka untuk saya," kata Hussein. Seperti warga Gaza lain yang telah meninggalkan studi mereka untuk mengambil pekerjaan berketerampilan rendah di Israel. Rasa malu membuatnya meminta agar nama lengkapnya dirahasiakan.
Gaza, wilayah Palestina yang berpenduduk sekitar 2,3 juta orang di bawah blokade Israel sejak 2007, menderita tingkat pengangguran di atas 50%. Bahkan mereka yang memiliki gelar pascasarjana mesti berjuang untuk bertahan hidup.
Meskipun begitu, izin kerja Israel menjadi barang langka bagi warga Palestina dalam dekade terakhir ini. Hal itu membuat beberapa izin yang ditawarkan tampak seperti debu emas.
Hussein sedang mengejar gelar master dan berharap meningkatkan potensi pendapatannya. Namun dengan tiga anak yang harus dinafkahi dan utang siswa sebesar US$3.500, melanjutkan studi terbukti tidak dapat dipertahankannya.
"Saya tidak bekerja selama bertahun-tahun," katanya menjelaskan keputusannya untuk meninggalkan Gaza beberapa bulan lalu. Dia mendapat pekerjaan sebagai pengantar barang di Jaffa, selatan Tel Aviv, salah satu dari beberapa tempat di Israel tempat buruh Palestina mengatakan bahwa mereka dapat memperoleh antara 250 dan 700 shekel (antara sekitar US$75 dan US$215) per hari, jauh lebih banyak daripada yang diharapkan kebanyakan orang untuk pekerjaan setara di Gaza.
Hamas mengambil alih kekuasaan di Gaza pada 2007. Sebelum pengambilalihan oleh kelompok Islam, sekitar 120.000 warga Gaza memiliki izin untuk bekerja di dalam wilayah Israel.
Namun Hamas dan Israel telah berulang kali berperang selama 15 tahun terakhir. Selain itu, belakangan ini juga ada pandemi virus korona yang melanda sehingga Israel kadang-kadang sepenuhnya menutup penyeberangan daratnya dengan daerah kantong itu sambil sepenuhnya mengekang pekerjaan lintas batas.
Baca juga: Orang Israel Rusak Ban Puluhan Mobil Warga Sheikh Jarrah Palestina
Sejak dibuka kembali beberapa bulan lalu, negara Yahudi itu telah mengeluarkan 12.000 izin kerja untuk warga Gaza. Kebanyakan izin berupa visa enam bulan dengan opsi untuk diperpanjang.
Tempat parkir di persimpangan Erez tempat warga Gaza memasuki Israel sekarang penuh dengan taksi dan minibus yang menunggu untuk mengantar warga Palestina ke tempat kerja. Di antara mereka ialah Mahmud, yang mendapatkan pekerjaan di suatu restoran di Herzliya, kota makmur di utara Tel Aviv.
Dia sebelumnya bekerja untuk organisasi internasional di Gaza, tempat yang sangat didambakan. Namun dia mengatakan akhirnya dia memutuskan bahwa dia tidak bisa menolak kesempatan untuk mendapatkan hingga 550 shekel (US$170) sehari, termasuk lembur--di luar sewa kamar dan makan--di Israel, bahkan jika pekerjaan itu tidak ada hubungannya dengan gelar master dalam pekerjaan sosial.
Sementara banyak warga Gaza menyambut gaji yang lebih tinggi dari Israel, kepala serikat pekerja Gaza, Sami al-Amsi, menyerukan izin untuk memasukkan perlindungan jaminan sosial wajib. Berdasarkan ketentuan saat ini, pekerja dari Gaza yang memasuki Israel hanya ditanggung untuk kecelakaan jika atasan mereka setuju untuk membayar asuransi. Ini pun jarang, menurut organisasi hak-hak buruh Israel Kav LaOved.
Baca juga: Pakar PBB Kecam Dunia Biarkan Israel Terapkan Sistem Apartheid
Beberapa minggu yang lalu, seorang warga Gaza ditabrak mobil di tempat kerjanya, Amsi mengatakan kepada AFP, menjelaskan bahwa keluarganya tidak menerima kompensasi apa pun.
Kondisi itu pun tidak membuat Adham, 35, takut. Meskipun memiliki tiga gelar, termasuk dalam kesehatan masyarakat dan ilmu komputer, dia siap menerima pekerjaan apa pun yang ditawarkan di Israel. "Saya bisa bekerja di restoran, supermarket, atau pabrik," katanya kepada AFP. "Saya tidak punya prasyarat." (AFP/OL-14)
SATU kafe tepi laut di Gaza yang dikenal luas karena menyediakan koneksi internet publik dan sering menjadi tempat berkumpul jurnalis, aktivis, serta mahasiswa, menjadi sasaran Israel.
HAMPIR 100.000 warga Palestina tewas dalam perang genosida Israel di Jalur Gaza. Ini mewakili sekitar 4% dari populasi wilayah tersebut. Harian Israel Haaretz mengatakan itu.
MENTERI Keamanan Nasional Israel Itamar Ben-Gvir mengizinkan para pemukim ilegal untuk bernyanyi dan menari dengan bebas selama kunjungan mereka ke kompleks Masjid Al-Aqsa.
TENTARA Israel pada Sabtu (28/6) mengeluarkan perintah pengusiran terhadap warga Palestina dan mengancam akan menyerang permukiman di Jalur Gaza bagian tengah.
Harian Haaretz menyebutkan ada perintah langsung kepada pasukan Israel untuk menembaki warga sipil Palestina yang tidak bersenjata. Israel akan melakukan investigasi.
PERWIRA angkatan bersenjata Israel (IDF) diperintahkan untuk secara sengaja menembak warga Palestina yang tidak bersenjata selama sebulan terakhir yang berada di lokasi distribusi bantuan.
Presiden sementara Suriah Ahmad al-Sharaa dan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu sedang dipertimbangkan untuk bertemu di sela-sela Majelis Umum PBB yang akan datang di New York.
MENTERI Luar Negeri Kuba Bruno Rodriguez menyebutkan bahwa pemimpin ototritas Israel Benjamin Netanyahu berbohong soal program nuklir damai Iran selama lebih dari 30 tahun.
OTORITAS Iran pada Senin (30/6) menyatakan bahwa korban tewas akibat serangan Israel selama konflik 12 hari mencapai 935 orang.
AMERIKA Serikat telah menyetujui penjualan sistem panduan senilai US$510 juta (sekitar Rp8,24 triliun) untuk bunker Israel dan bom regular.
Mundurnya Merince Kogoya lantaran video lamanya beredar di media sosial. Video tersebut berisi Merince mengibarkan bendera Israel.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved