ISRAEL akan menjadi tuan rumah pertemuan puncak bersejarah mulai Minggu (27/3) dengan para diplomat top dari Amerika Serikat dan tiga negara Arab yang telah menormalkan hubungan dengannya.
"Atas undangan Menteri Luar Negeri Yair Lapid, Minggu dan Senin (28/3), pertemuan puncak diplomatik bersejarah akan diadakan di Israel," kata Kementerian Luar Negeri pada Jumat (25/3). Serangkaian pertemuan diplomatik akan dihadiri oleh Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken dan mitranya dari UEA, Bahrain, dan Maroko tanpa memberikan rincian lebih lanjut.
Uni Emirat Arab menjalin hubungan diplomatik dengan Israel pada 2020 di bawah serangkaian kesepakatan yang ditengahi AS yang dikenal sebagai Kesepakatan Abraham. Bahrain dan Maroko mengikuti UEA. Sudan juga setuju menormalkan hubungan dengan Israel meskipun belum menyelesaikan kesepakatan.
Kesepakatan--yang dicapai di bawah mantan presiden AS Donald Trump--melanggar konsensus Arab selama beberapa dekade bahwa tidak akan ada hubungan dengan Israel ketika masalah Palestina tetap belum terselesaikan. Namun negara-negara Arab mengatakan mereka dimotivasi oleh keuntungan ekonomi dari hubungan dengan Israel.
Pembicaraan mendatang memiliki latar belakang invasi Rusia ke Ukraina, konflik yang telah memicu kekhawatiran keamanan yang lebih luas dan membuat harga minyak dan pangan melonjak.
Baca juga: Blinken akan Kunjungi Israel, Tepi Barat, Maroko, Aljazair
Pertemuan itu mengikuti pertemuan puncak tiga arah yang diselenggarakan oleh Mesir pada Selasa di resor Laut Merah Sharm el-Sheikh antara Presiden Mesir Abdel Fattah al -Sisi, Perdana Menteri Israel Naftali Bennett, dan penguasa de facto UEA, Putra Mahkota Abu Dhabi Mohammed bin Zayed. Mesir ialah negara Arab pertama yang menandatangani perjanjian damai dengan Israel pada 1979, setelah beberapa dekade permusuhan dan konflik. Yordania mengikutinya pada 1994. (AFP/OL-14)