Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Sandang Presidensi G20, Indonesia Dituntut Mendamaikan Rusia-Ukraina

Cahya Mulyana
15/3/2022 16:49
Sandang Presidensi G20, Indonesia Dituntut Mendamaikan Rusia-Ukraina
Tempat pertemuan menteri-menteri G20 di Jakarta.(Mast IRHAM / POOL / AFP)

SEBAGAI presidensi G20, Indonesia memiliki peran strategis untuk menghentikan konflik Rusia dengan Ukraina. Terlebih konstitusi mengamankan untuk selalu menyuarakan perdamaian dunia dan menentang segala bentuk penjajahan.

"Indonesia, mengacu pada konstitusi kita serta prinsip bebas aktif sangat mampu menjadi mediator perdamaian Rusia dengan Ukraina. Indonesia juga mewakili kelompok negara-negara di luar G7 dan G8," papar Direktur Paramadina Graduate School of Diplomacy, Universitas Paramadina Shiskha Prabawaningtyas pada webinar bertajuk Presidensi G20 dan Konflik Rusia-Ukraina, Bagaimana Indonesia Harus Bersikap?, Selasa (15/3).

Pada kesempatan itu hadir pula Ketua Program Studi Hubungan Internasional Universitas Paramadina Tatok Djoko Sudiarto, Dosen Hubungan Internasional Universitas Katolik Parahyangan Yulius Hermawan dan Jurnalis Senior The Jakarta Post Endy M Bayuni.

Menurut Shiskha Indonesia harus menggunakan berbagai kemampuan untuk menekan krisis yang terjadi di Ukraina. Rusia maupun Ukraina memiliki hubungan diplomasi yang baik dengan Indonesia.

Baca juga: Selandia Baru Tawarkan Visa Khusus untuk 4.000 Pengungsi Ukraina

"Indonesia pun memiliki prinsip bebas aktif yang bisa dijadikan landasan mendamaikan kedua negara. Indonesia lebih percaya diri dengan segala legacy yang ada dan harus segera beraksi menekan krisis ini," ungkapnya.

Qatar, Turki dan sejumlah negara lain sudah mendahului Indonesia menginisiasi perdamaian Rusia dengan Ukraina. Indonesia patut maju ke hadapan dunia untuk menawarkan konsensus yang diterima Rusia dan Ukraina.

Sementara itu Dosen Hubungan Internasional Universitas Katolik Parahyangan Yulius Hermawan menjelaskan G20 merupakan modal kuat bagi Indonesia selaku presidensi. Kewenangan yang dimiliki Indonesia sangat berpengaruh jika digunakan.

Ia mengatakan bahwa Indonesia dan dunia dapat menjadi korban dari dampak konflik yang berkecamuk di Ukraina. Harga energi, pangan hingga komoditi industri berada di ujung tombak.

"Sebagai presidsnsi G20 Indonesia bahkan bisa mengeluarkan Rusia dari keanggotaan sebagai sanski. Tapi langkah diplomatik harus didahulukan untuk mencari solusi terbaik," terangnya.

Jurnalis Senior The Jakarta Post Endy M Bayuni mengatakan Indonesia dituntut berperan aktif dalam mendamaikan Rusia dengan Ukraina. Inisiatif harus dibangun Indonesia dengan menghiraukan potensi kegagalan.

"Indonesia harus mencoba memulai inisiatif menghentikan kekerasan yang saat ini terjadi di Ukraina. Indonesia tidak perlu memikirkan keberhasilan upayanya karena itu lebih baik ketimbang hanya duduk dan menonton," pungkasnya. (OL-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Akhmad Mustain
Berita Lainnya