Headline
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.
BEBERAPA negara Arab yang menormalkan hubungan dengan Israel pada tahun lalu telah berdosa dan harus menarik kembali tindakan itu. Itu dikatakan pemimpin tertinggi Iran, Ali Khamenei, pada Minggu (24/10).
Uni Emirat Arab, Bahrain, Sudan, dan Maroko sepakat menormalkan hubungan dengan Israel pada 2020. Ini karena Washington di bawah pemerintahan Presiden AS saat itu Donald Trump menjadikan pemulihan hubungan Arab-Israel sebagai prioritas kebijakan luar negeri.
"Beberapa pemerintah sayangnya telah membuat kesalahan, telah membuat kesalahan besar, dan telah berdosa dalam menormalkan (hubungan mereka) dengan rezim Zionis yang menjajah dan menindas," kata Khamenei yang merujuk kepada Israel.
Baca juga: Israel akan Bangun Lebih dari 1.300 Rumah Pemukim di Tepi Barat
"Ini merupakan tindakan melawan persatuan Islam. Mereka harus kembali dari jalan ini dan menebus kesalahan besar ini," tambah Khamenei dalam pidato yang menandai hari libur umum untuk menghormati kelahiran Nabi Muhammad atau Maulid Nabi.
Iran dalam empat dekade sejak revolusi Islam 1979 memosisikan dirinya sebagai pembela kuat perjuangan Palestina. Mesir dan Yordania sampai tahun lalu menjadi satu-satunya dua negara Arab yang menormalkan hubungan dengan Israel.
Baca juga: Palestina, Organisasi HAM Kutuk Israel Stempel Teroris Kelompok Sipil
"Jika persatuan umat Islam tercapai, masalah Palestina pasti akan diselesaikan dengan cara terbaik," kata Khamenei. Pada Mei, Khamenei mencirikan Israel sebagai sarang teroris dan bukan negara.
Tak lama setelah pidato Khamenei, pejabat tinggi keamanan Iran, Ali Shamkhani, bersumpah untuk menimbulkan banyak kerugian hingga miliaran dolar dalam tanggapan yang mengejutkan jika Israel menyerang program nuklir Teheran. Tweet oleh sekretaris Dewan Keamanan Nasional Tertinggi Iran itu menjadi tanggapan atas laporan media Israel bahwa lima miliar shekel (US$1,5 miliar) telah disetujui untuk mempersiapkan militer untuk kemungkinan serangan terhadap program nuklir Iran.
Baca juga: Israel Anggarkan Rp21,3 Triliun untuk Persiapan Serang Nuklir Iran
Iran telah berulang kali menuduh Israel berada di balik tindakan sabotase yang menargetkan fasilitas nuklirnya. Kedua negara telah bertukar retorika tajam baru-baru ini dengan latar belakang upaya untuk memperbarui pembicaraan untuk menghidupkan kembali kesepakatan nuklir antara Iran dan kekuatan dunia. (AFP/OL-14)
IRAN akan menjadi tuan rumah pertemuan trilateral tingkat tinggi dengan Tiongkok dan Rusia pada hari ini waktu setempat.
Presiden Iran Masoud Pezeshkian dilaporkan mengalami luka ringan saat serangan udara Israel, 16 Juni lalu.
IRAN menerima sistem rudal permukaan-ke-udara dari Tiongkok sebagai bagian dari upaya cepat membangun kembali pertahanan udaranya yang rusak akibat serangan Israel selama konflik 12 hari.
Sistem rudal HQ-9B Tiongkok mampu menempuh jarak hingga mencapai 260 kilometer dan ketinggian maksimum 27 kilometer.
PRESIDEN Iran Masoud Pezeshkian mengeklaim bahwa Israel mencoba membunuhnya dalam serangan udara yang terjadi kurang dari sebulan lalu.
PRESIDEN Iran Masoud Pezeshkian mengeklaim bahwa Israel berusaha membunuhnya dengan menyerang wilayah tempat ia sedang mengadakan pertemuan.
ISRAEL menyatakan akan membuka jalur udara bagi negara-negara asing yang ingin mengirimkan bantuan kemanusiaan ke Gaza dalam beberapa hari ke depan.
MILITER Israel mengumumkan bahwa bantuan akan mulai dikirim melalui udara ke Gaza, atas permintaan dari negara tetangga, Yordania.
MILITER Israel mengumumkan bahwa pengiriman bantuan kemanusiaan melalui udara ke Jalur Gaza akan dimulai pada Sabtu (26/7) malam.
Kepala Badan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) menyebut pengiriman bantuan melalui udara tidak akan membalikkan kelaparan yang semakin parah di Jalur Gaza.
UNRWA menyoroti sistem distribusi bantuan yang dikenal sebagai “Yayasan Kemanusiaan Gaza” (GHF), yang didukung oleh Israel dan Amerika Serikat.
Sistem distribusi bantuan yang didukung oleh Israel dan Amerika Serikat ini lebih melayani kepentingan militer dan politik dibandingkan kebutuhan rakyat sipil.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved