Headline

Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.

Fokus

Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.

Keluarga Tahanan Pro-Demokrasi Myanmar Padati Penjara di Yangon

Nur Aivanni
19/10/2021 17:36
Keluarga Tahanan Pro-Demokrasi Myanmar Padati Penjara di Yangon
Warga menunggu pembebasan anggota keluarganya di depan penjara wilayah Yangon, Myanmar.(Antara)

ANGGOTA keluarga tahanan pro-demokrasi Myanmar berkerumun di luar penjara wilayah Yangon. Mereka berharap kerabatnya, termasuk di antara ribuan orang yang ditahan, segera dibebaskan junta militer.

Negara di Asia Tenggara itu berada dalam kekacauan sejak kudeta militr pada Februari lalu. Lebih dari 1.100 warga sipil tewas dalam tindakan keras mematikan. Apalagi, banyak gerakan protes terhadap pemerintahan militer yang menggulingkan Aung San Suu Kyi. Diketahui, lebih dari 8.000 pengunjuk rasa telah ditangkap.

Pada Senin waktu setempat, junta militer berjanji akan membebaskan lebih dari 5.000 orang untuk memperingati perayaan Thadingyut. Pengumuman tersebut mendorong warga yang keluarganya ditahan untuk segera ke penjara Insein di Yangon.

Baca juga: Myanmar akan Bebaskan Lebih dari 5.000 Demonstran

Beberapa bus meninggalkan penjara, dengan orang-orang di dalamnya mengacungkan jempol kepada kerumunan yang bersorak. Seorang pekerja pabrik, Kyi Kyi, merupakan satu dari puluhan orang yang menunggu di luar penjara pada Selasa pagi waktu setempat.
 
Dia pun berharap bisa segera bertemu suaminya, yang ditangkap pada Februari lalu. "Saya juga datang ke sini kemarin. Dia belum dibebaskan. Mudah-mudahan, dia dibebaskan pada hari ini," tutur Kyi.

Baca juga: Junta Myanmar Larang Pengacara Suu Kyi Berbicara ke Media Massa

Adapun warga lainnya, Nwet Nwet San, berharap putranya yang merupakan seorang prajurit, segera dibebaskan dari penjara. "Dia sudah di penjara selama delapan bulan. Saya mendengar sebagian besar pengunjuk rasa akan dibebaskan. Itu sebabnya saya menunggu," kata San.

Otoritas Myanmar diketahui telah membebaskan lebih dari 2.000 pengunjuk rasa anti-kudeta dari penjara di seluruh negeri pada Juni lalu. Termasuk, jurnalis yang kritis terhadap pemerintahan militer. Namun, masih ada beberapa jurnalis yang ditahan, termasuk jurnalis asal Amerika Serikat Danny Fenster.(AFP/OL-11)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya