KOREA Utara menembakkan dua rudal balistik ke laut pada Rabu (15/9), menurut militer Korea Selatan, ketika Menteri Luar Negeri Tiongkok mengunjungi Seoul.
Peluncuran rudal balistik dilakukan beberapa hari setelah Pyongyang mengatakan telah berhasil menguji rudal jelajah jarak jauh yang baru.
Beijing adalah sekutu diplomatik utama Korea Utara dan mitra utama untuk perdagangan dan bantuan, meskipun Pyongyang berada di bawah blokade yang diberlakukan sendiri setelah menutup perbatasannya awal tahun lalu untuk melindungi diri dari pandemi virus korona.
Dalam sebuah pernyataan, Kepala Staf Gabungan Korea Selatan mengatakan Korea Utara telah menembakkan dua rudal balistik tak dikenal dari daerah pedalaman pusatnya ke laut lepas pantai timurnya.
"Badan intelijen Korea Selatan dan AS sedang melakukan analisis terperinci," tambah mereka, tanpa memberikan rincian jangkauan rudal tersebut.
Peluncuran itu dilakukan saat Menteri Luar Negeri Tiongkok Wang Yi mengunjungi Seoul untuk melakukan pembicaraan dengan mitranya dari Korea Selatan.
Berbicara sebelum berita itu muncul, Wang berharap semua negara akan membantu perdamaian dan stabilitas di Semenanjung Korea, lapor kantor berita Yonhap.
Peluncuran rudal balistik tersebut terjadi beberapa hari setelah Korean Central News Agency (KCNA) Korea Utara melaporkan bahwa negara tersebut telah melakukan uji coba rudal jelajah jarak jauh yang baru selama akhir pekan.
Rudal yang ditembakkan pada akhir pekan menempuh jarak 1.500 kilometer (sekitar 930 mil) di atas Korea Utara dan perairan teritorialnya untuk mencapai target mereka, menurut KCNA.
Korea Utara berada di bawah sanksi internasional untuk senjata nuklir dan program rudal balistiknya, yang dikatakan perlu untuk mempertahankan diri dari invasi AS. Namun Pyongyang tidak dilarang mengembangkan rudal jelajah, yang telah diuji sebelumnya. (AFP/Nur/OL-09)