Israel Tembak Remaja Palestina saat Protes Permukiman Ilegal

Mediaindonesia.com
25/7/2021 18:20
Israel Tembak Remaja Palestina saat Protes Permukiman Ilegal
Warga Palestina membawa jenazah Muhammad Munir al-Tamimi selama prosesi pemakamannya di Deir Nizam, Tepi Barat, Sabtu (24/7).(AFP/Abbas Momani.)

SEORANG remaja Palestina tewas setelah ditembak dalam bentrokan dengan tentara Israel dalam unjuk rasa atas permukiman ilegal di Tepi Barat yang diduduki, kata pihak berwenang Palestina, Sabtu (24/7). Mohammed Munir al-Tamimi, 17, yang menderita luka tembak, meninggal kemudian di rumah sakit, kata Kementerian Kesehatan Palestina, sehari setelah kekerasan di desa Beita, Palestina.

Bulan Sabit Merah mengatakan 320 warga Palestina terluka dalam bentrokan itu, termasuk 21 orang akibat tembakan api, 68 oleh peluru karet, dan lainnya oleh gas air mata. Ratusan warga Palestina berkumpul pada sore hari di desa Beita, daerah panas dalam beberapa bulan terakhir, yang memprotes permukiman liar Eviatar terletak di dekatnya, kata seorang fotografer AFP.

Tentara Israel mengatakan tentaranya telah menanggapi dengan cara membubarkan kerusuhan setelah warga Palestina melemparkan batu ke arah mereka. Israel mengatakan dua tentaranya luka ringan dalam kekerasan itu.

Beita telah menjadi tempat kerusuhan yang sering terjadi sejak Mei, ketika puluhan keluarga Israel tiba dan mulai membangun permukiman di puncak bukit dekat Nablus yang bertentangan dengan hukum Israel dan internasional. Setelah berminggu-minggu bentrokan dan ketegangan, pemerintah nasionalis Perdana Menteri Israel Naftali Bennett membuat kesepakatan dengan para pemukim yang membuat mereka meninggalkan pos terdepan Eviatar.

Para pemukim meninggalkan rumah-rumah sederhana yang mereka bangun sampai Kementerian Pertahanan Israel menentukan tanah itu dapat dianggap sebagai wilayah negara atau tidak. Militer Israel mempertahankan kehadirannya di Eviatar sampai keputusan tersebut dibuat.

Baca juga: Boikot Perusahaan Es Krim kepada Israel Ciptakan Perang Dingin

Perjanjian itu ditolak oleh wali kota Beita. Ia mengatakan pada Kamis, "Bentrokan dan protes akan berlanjut selama orang Israel tetap berada di tanah kami." Semua permukiman Yahudi di Tepi Barat dianggap ilegal oleh sebagian besar komunitas internasional. (OL-14)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya