Headline
Gaikindo membeberkan penyusutan penjualan mobil di Tanah Air.
Gaikindo membeberkan penyusutan penjualan mobil di Tanah Air.
AVI Zinger dari Israel mengatakan es krim yang dia buat biasanya membawa kegembiraan bagi warga. Tapi keputusan Ben & Jerry's untuk berhenti menjual di wilayah Palestina yang diduduki telah membawa pabriknya dalam badai politik.
"Kami akan terus menjual di mana saja yang berhubungan dengan Israel," kata Zinger kepada AFP di pabriknya, Beer-Tuvia, selatan Tel Aviv, tempat 160 pekerja membuat es krim populer itu.
Pada Senin, Ben & Jerry's mengumumkan tidak akan lagi menjual es krimnya di wilayah Palestina yang diduduki Israel, yaitu Tepi Barat dan Jerusalem Timur. Dua wilayah tersebut dikuasai negara Yahudi itu sejak 1967.
Lebih dari 670.000 pemukim Yahudi tinggal di dua wilayah. Komunitas itu sejatinya secara luas dianggap ilegal menurut hukum internasional.
Anggota parlemen Arab Israel, Ayman Odeh, mewakili banyak warga Palestina di Israel, memposting foto di media sosial dia sedang makan es krim. "Dietnya berjalan dengan baik," tulisnya sebagai tanda dukungan untuk Ben & Jerry's.
Pemerintah Israel telah membalas pembuat es krim itu. Perdana Menteri Naftali Bennett berbicara langsung dengan kepala eksekutif Unilever, yang memiliki Ben & Jerry's. Pada Kamis, Bennett mengatakan Israel akan menggunakan semua alat yang ada untuk melawan keputusan tersebut.
Pemerintah Israel telah bertahun-tahun memerangi gerakan BDS yang menyerukan boikot, divestasi, dan sanksi atas negara Yahudi yang digambarkannya melakukan perlakuan buruk terhadap warga Palestina.
Gilad Erdan, duta besar Israel untuk Washington, dalam suratnya mendesak 35 dari 50 negara bagian yang membentuk Amerika Serikat untuk menggunakan undang-undang anti-BDS untuk melarang boikot terhadap Israel. Presiden Israel Issac Herzog menyebut boikot itu sebagai bentuk baru terorisme.
Baca juga: Mantan Kepala HAM Pimpin Penyelidikan PBB atas Israel-Palestina
Namun Otoritas Palestina mengatakan Herzog harus berterima kasih kepada Ben & Jerry's untuk membunyikan 'alarm' itu. "Entah Israel bangun dari pendudukannya dan bekerja untuk mengakhirinya atau akan menghadapi boikot total," katanya. (OL-14)
PERDANA Menteri Pakistan Shehbaz Sharif mengatakan negaranya mengecam keras penyerbuan terbaru ke Masjid Al-Aqsa oleh sejumlah pejabat Israel bersama kelompok pemukim.
PEMUKIM Israel menyerang desa Kristen Palestina Taybeh di Tepi Barat, Palestina, yang dijajah, semalaman. Mereka membakar mobil dan menyemprotkan grafiti yang mengancam.
MENTERI Keamanan Nasional Israel Itamar Ben-Gvir mengizinkan para pemukim ilegal untuk bernyanyi dan menari dengan bebas selama kunjungan mereka ke kompleks Masjid Al-Aqsa.
SEKITAR 80.000 warga Palestina melaksanakan salat Idul Adha di Masjid Al-Aqsa di Jerusalem pada Jumat (6/6) pagi.
OTORITAS Israel melarang umat Kristen Palestina dari Tepi Barat, Palestina, memasuki Jerusalem yang diduduki pada Minggu (13/4) untuk mengikuti kebaktian Minggu Palem.
KOMITE Kristen Islam untuk Dukungan Jerusalem dan Tempat-Tempat Suci mengecam rekomendasi polisi pendudukan Israel untuk membatasi akses jamaah ke Masjid Al-Aqsa selama bulan Ramadan.
OTORITAS dalam negeri Jalur Gaza, Palestina, mendesak dihentikan penerjunan bantuan kemanusiaan via udara karena justru dapat memperburuk situasi dan menimbulkan korban jiwa baru.
Pezeshkian menekankan kembali dukungan Iran yang teguh terhadap perjuangan Palestina dan mendesak negara-negara muslim lainnya untuk mengambil sikap yang lebih tegas.
Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, menyatakan bahwa keputusan untuk menduduki seluruh wilayah Gaza sepenuhnya berada di tangan Israel.
Militer Israel dituduh sengaja mengarahkan truk melintasi jalan yang tidak aman untuk dilintasi di Gaza tengah sehingga akhirnya terguling.
PBB menegaskan solusi militer tidak akan pernah menyelesaikan konflik antara Israel dan Palestina.
Pakar independen PBB menyerukan agar Lembaga Kemanusiaan Gaza (Gaza Humanitarian Foundation/GHF), yang dibentuk Israel dan Amerika Serikat, untuk segera dibubarkan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved