Headline

Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.

Fokus

Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.

Belajar dari India, Rusia, dan Singapura soal Penanganan Covid-19

Henry Hokianto
19/5/2021 16:59
Belajar dari India, Rusia, dan Singapura soal Penanganan Covid-19
Ilustrasi: Aktivitas warga India setelah pencabutan lockdown.(AFP/ARUN SANKAR )

DALAM merespons pertumbuhan kasus Covid-19 yang terus meningkat di seluruh dunia, Indonesia mengambil langkah untuk menekan laju pertumbuhan kasus Covid-19 dengan menerapkan larangan mudik lebaran yang ditetapkan pada 18 - 24 Mei 2021. 

Pemerintah mengimbau agar para masyarakat tetap berada di rumah dan bersilaturahmi secara daring. Akan tetapi masih banyak masyarakat yang melanggar larangan tersebut dan tetap nekat melakukan perjalanan mudik. Hal tersebut dikhawatirkan akan berdampak pada potensi lonjakan kasus Covid-19. 

Baca juga: Erick Thohir Pastikan Vaksin Gotong Royong tidak Dikomersialisasi

Oleh karena itu, penting bagi Indonesia untuk mempelajari regulasi-regulasi apa saja yang dikeluarkan oleh negara-negara lain dalam langkah mereka untuk menangani lonjakan kasus Covid-19. Berikut beberapa pelajaran yang bisa dipetik Indonesia dalam menangani kasus Covid-19 dari negara India, Rusia, dan Singapura. 

1. INDIA

Beberapa langkah yang diambil oleh pemerintah India khususnya di negara bagian Maharashtra, Mumbai dalam menangani lonjakan kasus Covid-19 yang disampaikan oleh Konsul Jenderal RI Mumbai / India yaitu, Agus Prihatin Saptono, adalah dengan meningkatkan manajemen rumah sakit dengan menyiapkan lebih banyak posko kesehatan, Memastikan ketersediaan oksigen pada setiap rumah sakit (30.000 kg / RS), dan melaksanakan Swab Test hingga 200.000 per hari. 

Menjadi negara dengan lonjakan kasus yang cukup tinggi, India bisa dikatakan cukup berhasil dalam menangani lonjakan kasus tersebut. 

“Bisa dibilang cukup sukses menangani sampai akhir 2020 dan Per 18 Mei 2021 ada penurunan kasus yang cukup baik” ujarnya.

Walaupun diterpa lonjakan kasus yang signifikan, ternyata tingkat kesembuhan dari pasien yang terpapar virus Covid-19 bisa dibilang cukup tinggi. Hal ini juga didukung dengan banyaknya warga yang telah divaksin sejak Januari 2021, tercatat sudah ada 184 juta orang yang menerima vaksin. 

2. RUSIA

Menjadi negara dengan peringkat keenam dalam kasus Covid-19 terbanyak, rupanya Rusia juga memiliki segenap kebijakan yang bisa dijadikan pembelajaran oleh Indonesia. 

Berdasarkan informasi yang disampaikan oleh Duta Besar RI Untuk Rusia Merangkap Belarus yaitu, Jose Antonio Morato Tavares. Pemerintah Rusia rupanya memberikan sanksi yang cukup ketat bagi para warganya yang tidak memakai masker, dan juga yang mengendarai mobil tapi tidak menggunakan masker dan sarung tangan. 

Bagi para pasien Covid-19 tetapi memiliki gejala ringan, Pemerintah memutuskan untuk isolasi mandiri dan diawasi di rumah menggunakan aplikasi yang bisa melacak kegiatan pasien tersebut sambil dipantau melalui CCTV. Jika pasien beranjak keluar dari rumah ataupun tempat isolasi mandiri yang sudah ditetapkan maka akan dikenakan sanksi denda kepada pasien, dan jika ditemukan bahwa pasien berinteraksi dengan orang lain. Bisa dikenakan denda hingga 4.000 USD. Layanan kesehatan yang dapat diakses masyarakat disediakan secara gratis. 

“Kurang lebih penanganannya sama dengan negara lain. Pemerintah mengeluarkan peringatan walau kasus sudah landai akan tetapi masyarakat tetap harus waspada.”

Masyarakat tetap dipantau oleh pemerintah dalam hal mempraktekkan protokol kesehatan disebabkan masyarakat di sana tingkat kewaspadaan terhadap Covid-19 sudah menurun karena menganggap kasusnya sudah berkurang. 

3. SINGAPURA

Walaupun tergolong sebagai negara yang mampu mengendalikan lonjakan kasus Covid-19, Singapura ternyata dikejutkan dengan lonjakan kasus yang menginfeksi 149 orang di Singapura. Bagi Singapura tingkat lonjakan tersebut sudah tergolong cukup tinggi dan menimbulkan kewaspadaan Singapura. 

Berdasarkan Duta Besar RI Untuk Singapura yaitu, Suryopratomo. Pemerintah Singapura telah mengambil beberapa langkah untuk menekan laju Covid-19 yang tiba-tiba muncul belakangan ini. 

Pemerintah Singapura memberitakan perkembangan kasus setiap bulannya kepada masyarakat, apa saja hal-hal yang perlu diperhatikan oleh masyarakat dalam langkah mencegah pertumbuhan kasus Covid-19.

Pemerintah menghimbau masyarakat untuk menetap di rumah, sekolah kembali dilakukan secara daring, vaksinasi tahap kedua diundur dari yang awalnya 28 hari setelah vaksinasi tahap pertama menjadi 8 minggu dari vaksinasi tahap pertama agar semua masyarakat bisa mendapat vaksin tahap pertama. 

Sedikit berbeda dengan kebijakan Circuit breaker (Lockdown di Singapura) yang diambil Singapura pada tahun lalu, tahun ini Singapura hanya melarang makan di tempat umum dan juga aktivitas olahraga seperti Gym di ruangan tertutup. 

Baca juga: Kemenag Luncurkan Kartu Nikah Digital

Selain itu pemerintah Singapura juga mengenakan denda sebagai sanksi jika ada masyarakat yang melanggar kebijakan yang sudah ditetapkan.  “Warga Indonesia bisa tertib dan mampu untuk menjadi masyarakat yang tertib”

Selain kebijakan dari pemerintah, warga di Singapura juga tergolong taat dengan peraturan yang dikeluarkan oleh pemerintah. 

Indonesia dapat bercermin dari negara-negara tersebut bahwa penyebaran vaksin secara menyeluruh, pengawasan yang ketat dari pemerintah, serta kerjasama antara pemerintah dan masyarakat merupakan hal yang sangat penting dalam usaha penanganan kasus Covid-19. (OL-6)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Astri Novaria
Berita Lainnya