Headline

Presiden memutuskan empat pulau yang disengketakan resmi milik Provinsi Aceh.

Fokus

Kawasan Pegunungan Kendeng kritis akibat penebangan dan penambangan ilegal.

Serangan Israel Tewaskan Sekitar 200 Orang Tewas dalam Sepekan

 Atikah Ishmah Winahyu
17/5/2021 12:45
Serangan Israel Tewaskan Sekitar 200 Orang Tewas dalam Sepekan
Para demonstran yang memprotes serangan Israel ke Palestina berunjuk rasa di Las Vegas, Nevada, AS, Sabtu (15/5).(Bridget BENNETT / AFP)

SERANGAN udara Israel kembali menargetkan Jalur Gaza, Palestina pada Senin (17/5) sebelum fajar. Serangan tersebut kian memanaskan konflik antara Israel dan Palestina yang telah menambahkan korban sekitar 200 orang.

Kendaati dunia internasional mendesak deeskalasi, namun Israel mengabaikan dan bahkan kian menggencarkan serangan udaranya terhadap Jalur Gaza.

Sejak Minggu (16/5) malam hingga Senin (17/5), Israel melancarkan puluhan serangan dalam waktu beberapa menit di daerah permukiman Palestina yang padat di pesisir yang dikendalikan oleh kelompok Islam Hamas.

Serangan itu menyebabkan pemadaman listrik yang meluas dan merusak ratusan bangunan, menurut pihak berwenang setempat. Tidak ada korban yang segera dilaporkan.

Warga Gaza Barat, Mad Abed Rabbo, 39, mengungkapkan kengerian dan ketakutan atas intensitas serangan itu. "Tidak pernah ada serangan sebesar ini," katanya.

Dalam sebuah pernyataan sebelum pukul 02.00 pagi waktu setempat, tentara Israel mengatakan jet tempurnya menyerang sasaran teror di Jalur Gaza.

Warga Gaza, Mani Qazaat mengatakan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu harusnya menyadari bahwa mereka adalah warga sipil, bukan pejuang. "Saya merasa seperti sedang sekarat,” ujarnya.

Serangan baru terjadi sehari setelah 42 warga Palestina di Gaza, termasuk setidaknya delapan anak dan dua dokter, menurut kementerian kesehatan tewas dalam jumlah kematian harian terburuk sejak pemboman dimulai.

Secara total, 197 warga Palestina telah tewas di Gaza, termasuk sedikitnya 58 anak dan lebih dari 1.200 orang terluka sejak Israel melancarkan serangan udaranya melawan Hamas pada 10 Mei setelah kelompok itu menembakkan roket. Baku tembak terbesar selama bertahun-tahun dipicu oleh kerusuhan di Jerusalem.

Di Israel, 10 orang, termasuk satu anak tewas dan 282 luka-luka akibat tembakan roket yang diluncurkan oleh kelompok bersenjata di Gaza.

Tentara Israel mengatakan sekitar 3.000 roket telah ditembakkan sejak Senin (10/5) lalu dari Gaza menuju Israel, tingkat tertinggi yang pernah tercatat, tetapi menambahkan bahwa sistem anti-rudal Iron Dome telah mencegat lebih dari 1.000 roket.

PM Israel Benjmin Netanyahu mengatakan dalam pidato yang disiarkan televisi pada Minggu  (16/5) bahwa serangan Israel melawan organisasi teroris akan terus berlanjut dengan kekuatan penuh dan akan membutuhkan waktu untuk menyelesaikannya.

Tentara Israel mengatakan telah menargetkan infrastruktur Hamas dan kelompok bersenjata Islam, termasuk sistem terowongan yang luas, pabrik senjata, serta tempat penyimpanan.

Serangan udara Israel juga menghantam rumah Yahya Sinwar, kepala sayap politik Hamas di Gaza, menurut pernyataan tentara, mengungkapkan rekaman gumpalan asap dan kerusakan hebat, tetapi tanpa mengatakan apakah dia terbunuh.

Bola api dan awan puing melesat ke langit Sabtu sore ketika angkatan udara Israel meratakan gedung yang menampung kantor berita Al Jazeera dan AP, setelah memberi waktu satu jam kepada wartawan untuk dievakuasi.

Netanyahu pada Minggu (16/5) mengatakan gedung itu juga menampung kantor intelijen "teroris" Palestina. "Itu adalah target yang sah," katanya.

Kekerasan antara Hamas dan Israel adalah yang terburuk sejak 2014, ketika Israel melancarkan operasi militer di Jalur Gaza dengan tujuan untuk mengakhiri tembakan roket dan menghancurkan terowongan yang digunakan untuk penyelundupan.

Perang menewaskan 2.251 orang di pihak Palestina, sebagian besar warga sipil, dan 74 orang di pihak Israel, sebagian besar tentara.

Membuka sesi pertama Dewan Keamanan PBB tentang kekerasan baru pada hari Minggu (16/5), Sekretaris Jenderal Antonio Guterres menyebut pertempuran itu "sangat mengerikan". "Ini harus segera dihentikan," katanya.

Tetapi pembicaraan PBB, yang telah ditunda oleh sekutu Israel, Amerika Serikat, menghasilkan sedikit tindakan, dengan Washington menentang resolusi.

Pemerintahan Presiden Joe Biden mengatakan sedang bekerja di belakang layar dan bahwa pernyataan Dewan Keamanan dapat menjadi bumerang.

Israel juga berusaha menahan kekerasan antar-komunal antara Yahudi dan Arab-Israel, serta bentrokan mematikan di Tepi Barat yang diduduki, di mana 19 warga Palestina telah tewas sejak Senin, menurut korban dari pihak berwenang Palestina.

Bentrokan besar terjadi di Kompleks Masjid Al-Aqsa, salah satu situs paling suci Islam pada 7 Mei 2021 menyusul tindakan keras terhadap protes atas pengusiran warga Palestina yang direncanakan di lingkungan Sheikh Jarrah di Jerusalem timur yang dicaplok Israel.

Sheikh Jarrah telah berada di jantung gejolak, menghadapi bentrokan berminggu-minggu antara Palestina dan pasukan keamanan Israel.

Pada hari Minggu, serangan menabrak mobil di Sheikh Jarrah melukai tujuh petugas polisi, menurut polisi, menambahkan bahwa penyerang telah tewas.

Polisi juga mengatakan "sejumlah tersangka" telah ditangkap dalam bentrokan di lingkungan Jerusalem timur lainnya pada Minggu (16/5) malam hingga Senin (17/5).

Guterres memperingatkan pertempuran itu bisa memiliki konsekuensi yang luas jika tidak segera dihentikan.

"Ini memiliki potensi untuk menimbulkan krisis keamanan dan kemanusiaan yang tak tertahankan dan untuk selanjutnya mendorong ekstremisme, tidak hanya di wilayah Palestina yang diduduki dan Israel, tetapi di wilayah secara keseluruhan,” tandasnya. (Aiw/France24/OL-09)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Deri Dahuri
Berita Lainnya