Headline
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.
KELOMPOK pemberontak etnis Myanmar yang terkemuka mengatakan telah menembak jatuh sebuah helikopter militer pada Senin, sehari setelah tindakan keras junta yang baru terhadap aksi protes anti-kudeta.
Tentara Kemerdekaan Kachin (KIA) mengatakan telah menjatuhkan helikopter tempur tersebut selama bentrokan yang sengit di dekat kota Momauk di ujung utara negara itu.
Myanmar berada dalam kekacauan sejak militer menggulingkan pemimpin sipil Aung San Suu Kyi dan merebut kekuasaan pada 1 Februari.
Pasukan keamanan berusaha untuk memadamkan aksi protes pro-demokrasi yang berlangsung hampir setiap hari dengan kekuatan yang mematikan, sementara konflik berkepanjangan dengan pemberontak etnis telah meletus menjadi pertempuran sengit.
KIA, yang telah melancarkan pemberontakan selama puluhan tahun terhadap militer di negara bagian Kachin utara, telah dilanda serangan udara dalam beberapa pekan terakhir.
Baca juga: Dua Pangkalan Udara Myanmar Diserang Kelompok Tak Dikenal
"Mereka menggunakan jet tempur dan helikopter tempur sejak pukul 08.00 pagi ini untuk menyerang pasukan kami. Pasukan kami balas menembak dan begitulah cara helikopter itu ditembak jatuh," kata Juru Bicara KIA Kolonel Naw Bu, yang menolak memberikan rincian persenjataan yang digunakan untuk menjatuhkan helikopter.
AFP telah mencoba menghubungi militer Myanmar untuk meminta tanggapan mereka atas kejadian tersebut, tetapi belum mendapat respons.
Sejumlah kelompok pemberontak etnis Myanmar telah mendukung gerakan protes anti-kudeta, dengan menawarkan perlindungan dan bahkan pelatihan bagi para aktivis yang melarikan diri dari tindakan keras tersebut.
Asosiasi Bantuan untuk Tahanan Politik (AAPP), sebuah kelompok pemantau lokal, mengatakan bahwa setidaknya lima warga sipil tewas dalam operasi untuk membubarkan aksi protes pada Minggu.
AAPP mengatakan itu adalah korban tewas satu hari tertinggi sejak KTT ASEAN tentang krisis Myanmar bulan lalu.
Sebanyak 765 warga sipil telah tewas dalam tindakan keras tersebut, menurut AAPP, meskipun pihak militer mempermasalahkan jumlah korban tersebut, dengan memberikan angka yang jauh lebih rendah.
Lebih dari 4.500 orang telah ditangkap, kata kelompok pemantau itu, termasuk puluhan jurnalis. (AFP/OL-4)
FENOMENA autokratisasi secara global yang terjadi saat ini memasuki gelombang ketiga. Pemerintah otoriter lahir dengan cara 'memanfaatkan' sistem demokrasi.
Bantuan yang diberikan Amerika Serikat ke Gabon akan dihentikan setelah kudeta militer bulan lalu.
Diskusi antara Prancis dan Niger dilakukan terkait kelanjutan prajurit asal Prancis.
Capres Gabon dari oposisi Albert Ondo Ossa mengatakan pengambilalihan militer hanya revolusi bukan kudeta.
SEKELOMPOK perwira senior militer Gabon mengambil alih kekuasaan pada Rabu (30/8), seusai menuduh curang hasil pemilihan umum (Pemilu) yang dimenangkan petahana Ali Bongo Ondimba.
Sekitar 170.000 warga sipil, lebih dari setengah perkiraan populasi di Negara Bagian Karenni, telah mengungsi sejak militer merebut kekuasaan tahun lalu.
JUNTA Myanmar dituding membahayakan nyawa pemimpin sipil yang dipenjara, Aung San Suu Kyi. Hal ini diungkapkan partai politik Suu Kyi.
MALAYSIA telah menyerukan agar KTT ASEAN bisa memberikan tindakan tegas terhadap para jenderal Myanmar.
KELOMPOK masyarakat sipil yang bekerja di Myanmar telah mengkritik Kepala Bantuan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Martin Griffiths atas kunjungannya ke negara tersebut.
Undang-Undang Dasar 2008 rancangan militer Myanmar, yang menurut junta masih berlaku, mewajibkan pihak berwenang mengadakan pemilu baru dalam waktu enam bulan sejak status darurat dicabut.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved