Headline

Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.

Fokus

Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.

Denmark Laporkan Kasus Parah Setelah Divaksin Dengan AstraZeneca

Atikah Ishmah WEinahyu
21/3/2021 09:33
Denmark Laporkan Kasus Parah Setelah Divaksin Dengan AstraZeneca
Petugas kesehatan di faskes Ede, Belanda mempersiapkan vaksin covid-19 buatan AstraZeneca untuk vaksinasi warga, Sabtu (20/3/2021).(Piroschka van de Wouw / ANP / AFP)

DENMARK melaporkan bahwa satu orang meninggal dunia dan satu lainnya sakit parah dengan pembekuan darah serta pendarahan otak usai menerima vaksinasi covid-19 AstraZeneca, Sabtu (20/3).

"Keduanya merupakan anggota staf rumah sakit, telah menerima vaksin AstraZeneca kurang dari 14 hari sebelum jatuh sakit," kata otoritas yang menjalankan rumah sakit umum di Kopenhagen.

Badan Obat Denmark mengkonfirmasi telah menerima dua laporan serius, tanpa memberikan rincian lebih lanjut. Tidak ada rincian kapan staf rumah sakit tersebut jatuh sakit. Denmark, yang berhenti menggunakan vaksin AstraZeneca pada 11 Maret, termasuk di antara sejumlah negara yang untuk sementara menghentikan penggunaan vaksin setelah laporan kasus pembekuan darah otak yang langka membuat para ilmuwan dan pemerintah berupaya untuk menemukan hubungannya dengan vaksinasi.

Beberapa negara termasuk Jerman dan Prancis minggu ini membalikkan keputusan mereka untuk menangguhkan penggunaan vaksin setelah penyelidikan atas laporan pembekuan darah oleh pengawas obat Uni Eropa yang mengatakan pada Kamis bahwa pihaknya masih yakin bahwa manfaat vaksin lebih besar daripada risikonya.

Denmark bersama dengan Swedia dan Norwegia mengatakan pada hari Jumat bahwa mereka membutuhkan lebih banyak waktu untuk memutuskan apakah akan menggunakan vaksin tersebut.

"Kami memprioritaskan laporan dugaan efek samping yang serius seperti ini dan memeriksanya secara menyeluruh untuk menilai apakah ada kemungkinan terkait dengan vaksin," kata penjabat direktur Pharmacovigilance di Badan Obat-obatan Denmark, Tanja Erichsen pada Sabtu (20/3).

"Kami sedang dalam proses menangani dua kasus spesifik," imbuhnya.

Direktur European Medicines Agency (EMA) Emer Cooke mengatakan pada hari Kamis bahwa pengawas tidak dapat secara pasti mengesampingkan hubungan antara insiden pembekuan darah dan vaksin dalam penyelidikannya terhadap 30 kasus kondisi pembekuan darah yang langka.

Namun dia mengatakan kesimpulan yang jelas dari tinjauan tersebut adalah bahwa manfaat dalam melindungi orang dari risiko kematian atau rawat inap lebih besar daripada kemungkinan risikonya.

"Masalah ini membutuhkan analisis lebih lanjut," kata EMA.

AstraZeneca, yang mengembangkan suntikan dengan Universitas Oxford, mengatakan tinjauan yang mencakup lebih dari 17 juta orang yang telah menerima suntikan di UE dan Inggris tidak menemukan bukti peningkatan risiko pembekuan darah.

baca juga: Warga Kanada Diimbau Tetap Gunakan Vaksin AstraZeneca 

Pihak perusahaan pada hari Sabtu menolak mengomentari kasus baru di Denmark, tetapi merujuk pada pernyataan yang diterbitkan pada hari Kamis. Kepala petugas medisnya, Ms Ann Taylor mengatakan keamanan vaksin adalah yang terpenting. 

"Dan kami menyambut keputusan regulator yang menegaskan manfaat luar biasa dari vaksin kami dalam menghentikan pandemi. Kami percaya bahwa, setelah keputusan hati-hati dari regulator, vaksinasi dapat dilanjutkan kembali di seluruh Eropa." (Straitstimes/OL-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya