Headline

Pemilu 1977 dan 1999 digelar di luar aturan 5 tahunan.

Fokus

Bank Dunia dan IMF memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun ini di angka 4,7%.

Ini Alasan Biden tidak Hukum MBS Atas Pembunuhan Khashoggi

Atikah Ishmah Winahyu
18/3/2021 08:56
Ini Alasan Biden tidak Hukum MBS Atas Pembunuhan Khashoggi
Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman(AFP/Bandar AL-JALOUD )

PRESIDEN Amerika Serikat (AS) Joe Biden membela keputusannya untuk mengesampingkan hukuman apa pun bagi putra mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman (MBS) terkait pembunuhan jurnalis yang berbasis di AS Jamal Khashoggi.

Biden mengklaim bertindak melawan kerajaan Arab Saudi secara diplomatis belum pernah terjadi sebelumnya di AS.

Bulan lalu, pemerintahan Biden merilis laporan intelijen yang menyimpulkan bahwa Putra Mahkota Arab Saudi memberi wewenang kepada tim pejabat keamanan dan intelijen Saudi untuk membunuh Khashoggi.

Baca juga: Biden Akui Sulit Penuhi Tenggat Keluar dari Afghanistan

“Kami meminta pertanggungjawaban semua orang dalam organisasi itu, tetapi bukan putra mahkota, karena kami tidak pernah, yang saya sadari ketika kami memiliki aliansi dengan suatu negara, pergi ke pejabat kepala negara dan menghukum orang itu dan mengucilkannya,” kata Biden dalam wawancara ABC News yang tayang, Rabu (17/3).

Biden melebih-lebihkan hubungan AS dengan Arab Saudi.

Pasalnya, AS tidak memiliki perjanjian yang mengikat dirinya dengan Arab Saudi dan kerajaan tersebut bukanlah salah satu negara Arab yang ditunjuk sebagai sekutu utama non-NATO.

AS sering menyebut kerajaan itu sebagai mitra strategis karena produksi minyaknya, statusnya sebagai penyeimbang regional terhadap Iran, dan kerja sama kontraterorismenya.

AS mengakui kepala negara atau pemerintahan yang melayani harus diberikan kekebalan dari penuntutan berdasarkan hukum internasional.

Namun, ayah Pangeran Mohammed, Raja Salman, tetap menjadi kepala negara tituler Arab Saudi dan AS tidak pernah secara resmi memberikan kekebalan kepada "penjabat kepala negara".

Pemerintahan Biden, bulan lalu, merilis laporan intelijen AS yang menyimpulkan persetujuan pangeran atas pembunuhan Khashoggi, yang pada saat pembunuhannya tinggal di AS dan menulis untuk Washington Post tentang pelanggaran hak yang dilakukan pangeran saat dia mengonsolidasikan kekuasaan.

AS telah memberlakukan pembatasan visa dan hukuman pada agen Saudi yang membunuh dan memutilasi Khashoggi di dalam Konsulat Saudi di Istanbul.

Lunaknya sikap Biden terhadap pangeran bertolak belakang dari kampanyenya, ketika Biden berbicara pedas tentang keluarga kerajaan dan mengatakan dia ingin membuat Arab Saudi menjadi "paria" untuk pembunuhan dan pelanggaran lainnya.

Kelompok hak asasi manusia, pembangkang dan jurnalis Saudi mengkritik keputusan untuk tidak menghukum putra mahkota, mengatakan itu menandakan impunitas bagi kerajaan dan pemimpin otoriter lainnya di masa depan.

Biden telah menyetujui untuk merilis laporan intelijen dan juga mengatakan dia telah menjelaskan kepada raja tua Arab Saudi bahwa segalanya akan berubah.

Raja Salman, yang berusia pertengahan 80-an, telah mengizinkan putranya memiliki otoritas pemerintahan yang luas. (The Guardian/OL-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik