Headline

Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.

Fokus

Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.

Jelang Rilis Kasus Khashoggi, Biden Berbicara dengan Raja Salman

Nur Aivanni
26/2/2021 11:19
Jelang Rilis Kasus Khashoggi, Biden Berbicara dengan Raja Salman
Sejumlah rekan Jamal Khashoggi, jurnalis yang tewas di Kedutaan Besar Arab di Turki, melakukan aksi protes.(AFP)

PRESIDEN Amerika Serikat (AS) Joe Biden dan Raja Salman dari Arab Saudi melakukan pembicaraan melalui sambungan telepon pertama yang sudah dinantikan.

Panggilan telepon itu dipandang sebagai pendahulu terkait rilis laporan kasus pembunuhan mengerikan pada 2018, yang menewaskan Jamal Khashoggi. Jurnalis tersebut merupakan kritikus terhadap calon penerus Raja Salman, yakni Putra Mahkota Mohammed bin Salman.

Seperti yang diperkirakan, laporan itu secara langsung melibatkan Putra Mahkota dalam pembunuhan Khashoggi. Hal itu akan membayangi hubungan antara AS dan sekutu paling signifikan di dunia Arab yang berkembang di bawah pendahulu Biden, yakni Donald Trump.

Baca juga: Trump Disebut Lindungi MBS Terkait Pembunuhan Khashoggi

Dalam panggilan telepon tersebut, Biden dan Raja Salman membahas komitmen AS untuk membantu Arab Saudi dalam mempertahankan wilayahnya. Terutama, saat menghadapi serangan dari kelompok yang berpihak pada Iran. Demikian pernyataan dari Gedung Putih.

Namun, Biden juga menegaskan pentingnya Negeri Paman Sam untuk menempatkan isu HAM dan supremasi hukum dalam pembicaraan tersebut. Kantor berita Saudi menyebut Raja Salman dan Biden sama-sama menekankan pentingnya hubungan kedua negara. Serta, membahas aktivitas destabilisasi Iran dan pergerakan kelompok teroris di kawasan tersebut.

Baca juga: Soal Palestina, Arab Saudi Minta AS Beri Solusi yang Adil

Rilis laporan kematian Khashoggi diperkirakan muncul pada Jumat waktu setempat. Sebelumnya, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken melakukan panggilan telepon dengan Menteri Luar Negeri Saudi Faisal bin Farhan.

Kedua pihak membahas kemajuan Saudi dalam isu HAM, termasuk melalui reformasi hukum dan peradilan. Putra Mahkota, yang dianggap sebagai pemimpin de facto Arab Saudi karena kesehatan Raja Salman yang rapuh, siap bertanggung jawab terhadap laporan kasus Khashoggi. Namun, pihaknya menyangkal segala tuduhan.

Sebelumnya, Khashoggi datang ke Kedutaan Besar Saudi di Turki untuk mendapatkan dokumen pernikahan. Akan tetapi, dia dibunuh sesampai di sana. Belakangan diketahui tubuh Khashoggi dimutilasi oleh tim yang dikirim dari Arab Saudi, yang diduga arahan dari Putra Mahkota.(AFP/OL-11)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya