Headline

Perekonomian tumbuh 5,12% melampaui prediksi banyak kalangan.

Soal Palestina, Arab Saudi Minta AS Beri Solusi yang Adil

Faustinus Nua
07/9/2020 12:26
Soal Palestina, Arab Saudi Minta AS Beri Solusi yang Adil
Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz(AFP/SPA )

RAJA Arab Saudi Salman bin Abdulaziz mengatakan kepada Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump bahwa negara Teluk ingin melihat solusi yang adil dan permanen untuk masalah Palestina, yang merupakan titik awal untuk Prakarsa Perdamaian Arab 2002.

Seperti yang dilapotkan kantor berita kerajaan, Senin (7/9), kedua pemimpin negara itu berbicara melalui telepon menyusul kesepakatan yang ditengahi AS, bulan lalu, untuk hubungan Uni Emirat Arab-Israel.

UEA setuju untuk menjadi negara Arab ketiga setelah Mesir dan Yordania untuk menormalisasi hubungan dengan Israel.

Baca juga: Junta Haruskan Keita Kembali ke Mali Pascajalani Pengobatan

Raja Salman mengatakan kepada Trump bahwa dia menghargai upaya AS mendukung perdamaian dan bahwa Arab Saudi ingin melihat solusi yang adil dan permanen untuk masalah Palestina berdasarkan Inisiatif Perdamaian Arabnya.

Di bawah proposal tersebut, negara-negara Arab telah menawarkan hubungan normalisasi Israel dengan imbalan kesepakatan kenegaraan dengan Palestina dan penarikan penuh Israel dari wilayah yang direbut dalam perang Timur Tengah 1967.

Arab Saudi, tempat kelahiran Islam dan situs sejumlah tempat paling suci, tidak mengakui Israel. Namun, bulan ini, kerajaan mengatakan akan mengizinkan penerbangan antara UEA dan Israel termasuk dengan pesawat Israel untuk menggunakan wilayah udaranya.

Masalah Palestina, Menantu Trump Jared Kushner, yang juga penasihat Gedung Putih, mengatakan dia berharap negara Arab lain menormalkan hubungan dalam beberapa bulan. Tidak ada negara Arab lain yang mengatakan sejauh ini mempertimbangkan untuk mengikuti UEA.

Putra Raja Salman, Putra Mahkota Mohammed bin Salman, dan Kushner membahas perlunya Palestina dan Israel melanjutkan negosiasi dan mencapai perdamaian abadi setelah Kushner mengunjungi UEA bulan lalu.

Kesepakatan UEA-Israel disambut perlawanan yang luar biasa di antara warga Palestina yang telah mengutuk langkah tersebut sebagai "tikaman di belakang".

Pada Minggu (6/9), para pemimpin gerakan Hizbullah Libanon dan kelompok Hamas Palestina bertemu untuk membahas dorongan AS untuk normalisasi diplomatik.

Kepala Hamas Ismail Haniya dan Hassan Nasrallah, kepala gerakan Syiah Hizbullah yang didukung Iran, menekankan stabilitas dari poros perlawanan terhadap Israel. (AlJazeera/OL-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya