Headline

Pengacara Tannos menggunakan segala cara demi menolak ekstradisi ke Indonesia.

Fokus

Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.

Brasil Setujui Vaksin Korona CoronaVac dan AstraZeneca-Oxford

Nur Aivanni
18/1/2021 08:49
Brasil Setujui Vaksin Korona CoronaVac dan AstraZeneca-Oxford
Tangan Presiden Brasil Jair Bolsonaro menunjukkan vaksin buatan Sinovac. Brasil menyetujui pemakaian vaksin Sinovac dan AstraZeneca/Oxford.(AFP)

REGULATOR Kesehatan Brasil Anvisa, pada Minggu, memberikan persetujuan darurat untuk dua vaksin virus korona. Monica Calazans, 54, seorang perawat di Sao Paulo menjadi orang pertama di Brasil yang menerima vaksin Tiongkok CoronaVac. Anvisa juga menyetujui vaksin AstraZeneca dan Universitas Oxford untuk digunakan di negara yang jumlah kematian akibat covid-19 sekarang melebihi 209.000.

Menteri Kesehatan Eduardo Pazuello mengumumkan pemerintah akan mulai mendistribusikan vaksin ke 27 negara bagian pada Senin untuk kampanye inokulasi nasional yang akan dimulai pada Rabu (20/1). Sementara banyak negara telah memulai program vaksinasi, termasuk beberapa di antara tetangganya, Brasil dengan populasi sekitar 213 juta telah tertinggal.

CoronaVac diproduksi oleh perusahaan asal Tiongkok, Sinovac, dengan Butantan Institute di Sao Paulo. Vaksin tersebut telah disetujui untuk penggunaan darurat di Tiongkok, Indonesia dan Turki. Sementara vaksin AstraZeneca diproduksi oleh Serum Institute di India. Vaksin tersebut telah disetujui di Inggris, Argentina, dan India, dan sedang ditinjau oleh Uni Eropa.

baca juga: CDC AS: Varian Baru Covid-19 Berpotensi Dominan di AS

Sao Paulo sudah memiliki enam juta dosis vaksin CoronaVac. Bulan ini, kementerian kesehatan mengumumkan telah menandatangani kesepakatan dengan Butantan untuk memproduksi 100 juta lebih. Awal bulan ini, Brasil mengatakan vaksin Tiongkok telah terbukti 50 persen efektif dalam mencegah infeksi virus.

Sedangkan untuk vaksin Oxford, hasil yang dipublikasikan pada Desember menemukan bahwa vaksin tersebut efektif antara 62 persen dan 90 persen, tergantung pada dosisnya. (AFP/OL-3)
 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya