MILITER Libanon pada Senin (14/12) menghukum seorang aktivis selama tiga tahun penjara. Ia dihukum karena bekerja sama dengan Israel dan melakukan perjalanan ke negara Yahudi itu.
Kinda al-Khatib, yang berusia dua puluhan, ditangkap pada Juni dan didakwa bekerja sama dengan musuh, memasuki wilayah Palestina yang diduduki, dan bekerja sama dengan mata-mata musuh Israel. Libanon secara teknis masih berperang dengan Israel dan melarang warganya bepergian ke sana.
Pasukan penjaga perdamaian Perserikatan Bangsa-Bangsa berpatroli di daerah perbatasan antara negara-negara tetangga. "Pengadilan militer mengeluarkan putusan yang menjatuhkan hukuman tiga tahun penjara dengan kerja paksa pada Kinda al-Khatib," kata sumber pengadilan yang berbicara dengan syarat anonim karena dia tidak berwenang untuk mengomentari masalah tersebut.
Sebelum penangkapannya, Khatib di Twitter telah mengkritik Hizbullah, kelompok gerakan syiah Libanon yang berjuang dalam perang melawan Israel pada 2006.
Keluarga dan para aktivis lain mengecam penangkapannya bersifat politik karena tweet-nya yang menentang mereka yang berkuasa.
Media dan aktivis Libanon telah menarik kesejajaran antara kasus Khatib dan kasus aktor Ziad Itani, yang juga dituduh berkolaborasi dengan Israel pada 2017.
Itani dinyatakan tidak bersalah dan dibebaskan beberapa bulan kemudian. Seorang petugas keamanan berpangkat tinggi kemudian dituduh merekayasa kasus tersebut.
Hizbullah menjadi satu-satunya partai yang tidak dilucuti setelah perang saudara Libanon 1975-1990. Kelompok ini sejak saat itu juga menjadi pemain utama dalam politik Libanon.
Kelompok syiah itu ditetapkan sebagai entitas teroris oleh banyak pemerintah Barat. Tapi para pendukungnya memuji kelompok tersebut karena mengakhiri dua dekade pendudukan Israel di Libanon selatan pada 2000.
Hizbullah berperang 33 hari melawan pasukan Israel pada 2006 yang menewaskan lebih dari 1.200 warga Libanon, sebagian besar warga sipil dan lebih dari 160 warga Israel, sebagian besar tentara. (AFP/OL-14)