Headline

Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.

Fokus

Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.

Tiga Negara Sepakat Tolak Permintaan AS Soal Sanksi pada Iran

Faustinus Nua
11/9/2020 17:05
Tiga Negara Sepakat Tolak Permintaan AS Soal Sanksi pada Iran
Dominic Raab(AFP/JUSTIN TALLIS)

Menteri 'E3' Eropa mencapai konsensus selama pertemuan Kent yang diselenggarakan oleh Menteri Luar Negeri (Menlu) Inggris Dominic Raab

Para menlu dari Inggris, Prancis, dan Jerman telah setuju menahan tuntutan Amerika Serikat (AS) untuk mencabut kembali semua sanksi PBB terhadap Iran, meskipun tekanan yang meningkat dari AS khususnya pada pemerintah Inggris.

AS dibiarkan terisolasi di dewan keamanan PBB bulan lalu ketika ingin memberlakukan kembali sanksi snapback. Negara-negara Eropa yang dikenal secara kolektif sebagai E3 menolak tuntutan tersebut, dengan alasan bahwa AS tidak lagi menjadi peserta dalam kesepakatan itu dan tidak dapat bertindak secara sepihak.

Baca juga: Menteri Lingkungan Hidup Brasil Tantang DiCaprio

AS, yang meninggalkan kesepakatan pada 2018, menggambarkan posisi E3 sebagai cracker dan menjadi kaki tangan teroris. Pertikaian lebih lanjut tentang masalah ini di PBB diperkirakan akan terjadi bulan ini.

Menlu Inggris Dominic Raab mengadakan pertemuan di Chevening di Kent dengan rekannya dari Jerman dan Prancis Heiko Maas dan Jean-Yves Le Drian. Jerman dan Prancis, bekerja sama dengan Inggris atas Iran terlepas dari latar belakang Brexit, mengakui ada kepekaan Inggris khusus untuk menentang mitra terdekatnya AS dalam masalah keamanan yang begitu kritis.

Para diplomat Eropa mengakui bahwa Inggris menginginkan kesepakatan perdagangan bebas dengan AS. Namun, menentang AS terkait snapback yang dapat membuat marah Donald Trump.

AS juga menginginkan E3 untuk memberikan suara di dewan keamanan PBB terhadap pencabutan otomatis larangan ekspor senjata konvensional ke Iran. Tetapi E3 merasa frustrasi terjadap AS, lantaran belum menunjukkan kesediaan untuk merundingkan kompromi tentang sejauh mana larangan tersebut.

Sikap maksimalis AS terhadap larangan tersebut hanya akan memastikan tidak ada perpanjangan larangan yang diloloskan karena Rusia dan Jerman akan menggunakan hak veto mereka di dewan keamanan, menurut E3. Larangan itu seharusnya dicabut secara otomatis pada bulan Oktober sejalan dengan jadwal lima tahun yang ditetapkan oleh kesepakatan nuklir pada tahun 2015.

Awal pekan ini Raab mengatakan kepada anggota parlemen bahwa AS telah mengecualikan dirinya untuk menjatuhkan sanksi snapback dengan meninggalkan kesepakatan pada tahun 2018. Dalam tweet setelah pertemuan Chevening, Raab mengatakan 'kami berkomitmen untuk meminta pertanggungjawaban Iran'.

Kantor Luar Negeri Jerman memberikan penekanan yang berbeda dengan mengatakan mereka menolak upaya snapback AS dan tetap berkomitmen untuk menjaga perjanjian nuklir, tetapi Iran sangat perlu untuk kembali ke kepatuhan penuh.

Kementerian Luar Negeri Iran belum secara resmi mengonfirmasi laporan bahwa menlu negara itu Javad Zarif, di bawah sanksi dari AS, akan melakukan tur Eropa minggu depan menjelang pertikaian PBB lebih lanjut.

Laporan pengawas PBB yang bocor menunjukkanPersediaan uranium Iran saat ini 10 kali melebihi batas yang ditetapkan dalam kesepakatan. Namun, Iran mengatakan berhak melanggar kewajibannya karena kegagalan UE untuk menentang AS atas peningkatan perdagangan dengan Iran.

Zarif menekankan Iran sepenuhnya mematuhi sistem inspeksi situs nuklirnya. Iran menyelesaikan perbedaan dengan pengawas senjata PBB, Badan Energi Atom Internasional atas inspekturnya yang mengakses dua situs bulan lalu. (TheGuardian/OL-14)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Bude
Berita Lainnya