Headline
RI dan Uni Eropa menyepakati seluruh poin perjanjian
Indonesia memiliki banyak potensi dan kekuatan sebagai daya tawar dalam negosiasi.
Polisi dan pengunjuk rasa bentrok untuk malam kedua di Wisconsin, Amerika Serikat (AS), setelah polisi menembak seorang pria kulit hitam, hari Minggu lalu.
Jacob Blake dikabarkan dalam kondisi stabil setelah ditembak berkali-kali saat mencoba masuk ke dalam mobil di kota Kenosha.
Protes meletus di kota itu segera setelah itu. Sekarang, protes kian meluas.
Laporan menunjukkan hingga 200 anggota Garda Nasional akan dikerahkan, Senin (24/8), ketika demonstran keluar ke jalan-jalan untuk hari kedua.
Sebelumnya, pada hari itu beberapa pengunjuk rasa mencoba memaksa masuk ke gedung keamanan publik Kenosha, menuntut petugas yang terlibat dalam penembakan pada hari Minggu ditangkap. Sebuah pintu dipatahkan engselnya sebelum petugas antihuru-hara menggunakan semprotan merica untuk membubarkan massa.
Kemudian terjadi konfrontasi di gedung pengadilan daerah saat jam malam mulai berlaku. Beberapa demonstran melemparkan benda-benda ke petugas yang mengenakan perlengkapan antihuru-hara di luar. Petugas membalas lemparan tersebut dengan menyemprotkan gas air mata.
Baca juga: Kerusuhan Terjadi Lagi Setelah Pria Kulit Hitam Ditembak Polisi
Dalam siaran persnya, Evers mengatakan 'mobilisasi terbatas'. Ini dibuat atas permintaan pejabat lokal. Tujuannya adalah untuk membantu penegakan hukum, melindungi infrastruktur penting, dan memastikan orang dapat berdemonstrasi dengan aman.
"Setiap orang harus bisa mengungkapkan kemarahan dan frustrasinya dengan menjalankan hak Amandemen Pertama mereka," ujarnya. Jam malam mulai berlaku pada pukul 20.00 hingga Selasa (25/8).
Gubernur akan mengadakan sidang khusus legislatif negara bagian pada 31 Agustus untuk membahas paket undang-undang yang diumumkan awal tahun ini tentang akuntabilitas dan transparansi polisi.
Evers mengumumkan undang-undang tersebut setelah polisi membunuh George Floyd di negara bagian tetangga Minnesota. Kematiannya pada Mei lalu menyoroti kebrutalan polisi dan rasisme di AS hingga memicu protes di seluruh dunia.
Ratusan orang berbaris di markas polisi pada Minggu malam untuk berdemonstrasi menentang penembakan Jacob Blake.
Kendaraan dibakar. Pengunjuk rasa berteriak "Kami tidak akan mundur" saat petugas menggunakan gas air mata untuk membubarkan massa.
Evers menuduh anggota parlemen telah gagal bertindak dalam dua bulan sejak dia mengumumkan yang disebutnya 'kebijakan akal sehat'.
"Saya mendesak Badan Legislatif untuk membahas masalah ini dan memberikan sesi khusus ini upaya mendesak dan produktif yang saat ini dituntut dan yang pantas didapatkan oleh rakyat Wisconsin," tukas Evers. (BBC/OL-14)
ISU Presiden AS Donald Trump diusulkan PM Israel Benjamin Netanyahu layak menerima Nobel Perdamaian Dunia memicu perdebatan.
DEPARTEMEN Luar Negeri Amerika Serikat (AS) mulai memberhentikan lebih dari 1.300 pegawainya sebagai bagian dari restrukturisasi besar-besaran yang sudah lama dirancang.
DEPARTEMEN Luar Negeri Amerika Serikat (AS) secara resmi memulai proses pemutusan hubungan kerja terhadap lebih dari 1.300 pegawainya pada Jumat (11/7).
Kadin Indonesia bahas skema re-export dari Indonesia melalui Timor Leste untuk mengakses pasar global lebih kompetitif.
Situasi di panggung politik global tidak bisa dianggap main-main. Tanpa militansi dukungan rakyat semesta, kekuatan Indonesia terlalu kecil saat ini.
PRESIDEN Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengumumkan bahwa akan mengenakan tarif impor AS sebesar 35% terhadap Kanada, kebijakan yang mulai berlaku pada 1 Agustus 2025.
Unjuk rasa tersebut merupakan reaksi terhadap operasi penangkapan besar-besaran yang dilakukan Lembaga Imigrasi dan Bea Cukai (ICE) terhadap para migran tidak berdokumen.
Wakil Gubernur California, Eleni Kounalakis, berencana mengajukan gugatan hukum atas keputusan Presiden Donald Trump yang mengerahkan Garda Nasional.
Penegak hukum di Los Angeles bersiap menghadapi malam yang penuh ketegangan usai demonstrasi terkait penggerebekan imigrasi.
Wali Kota LA, Karen Bass, mengatakan tidak ada kebutuhan menurunkan pasukan federal dan kehadiran Garda Nasional menciptakan kekacauan yang disengaja.
LAPD menyatakan unjuk rasa di luar Pusat Penahanan Metropolitan sebagai perkumpulan ilegal dan mengizinkan penggunaan peluru tak mematikan.
Penyidik mengatakan Mohammed Sabry Soliman merencanakan pelemparan bom molotov ke demonstran pawai untuk sandera Israel, selama satu tahun.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved