Headline

RI dan Uni Eropa menyepakati seluruh poin perjanjian

Fokus

Indonesia memiliki banyak potensi dan kekuatan sebagai daya tawar dalam negosiasi.

Aksi Protes Terus Memanas setelah Penembakan Warga Kulit Hitam

Haufan Hasyim Salengke
25/8/2020 16:20
Aksi Protes Terus Memanas setelah Penembakan Warga Kulit Hitam
Polisi Kenoshamembentuk barisan di belakang truk yang terbakar selama demonstrasi menentang penembakan Jacob Blake di Kenosha, Wisconsin(AFP/KAMIL KRZACZYNSKI)

Polisi dan pengunjuk rasa bentrok untuk malam kedua di Wisconsin, Amerika Serikat (AS), setelah polisi menembak seorang pria kulit hitam, hari Minggu lalu.

Jacob Blake dikabarkan dalam kondisi stabil setelah ditembak berkali-kali saat mencoba masuk ke dalam mobil di kota Kenosha.

Protes meletus di kota itu segera setelah itu. Sekarang, protes kian meluas.

Laporan menunjukkan hingga 200 anggota Garda Nasional akan dikerahkan, Senin (24/8), ketika demonstran keluar ke jalan-jalan untuk hari kedua.

Sebelumnya, pada hari itu beberapa pengunjuk rasa mencoba memaksa masuk ke gedung keamanan publik Kenosha, menuntut petugas yang terlibat dalam penembakan pada hari Minggu ditangkap. Sebuah pintu dipatahkan engselnya sebelum petugas antihuru-hara menggunakan semprotan merica untuk membubarkan massa.

Kemudian terjadi konfrontasi di gedung pengadilan daerah saat jam malam mulai berlaku. Beberapa demonstran melemparkan benda-benda ke petugas yang mengenakan perlengkapan antihuru-hara di luar. Petugas membalas lemparan tersebut dengan menyemprotkan gas air mata.

Baca juga: Kerusuhan Terjadi Lagi Setelah Pria Kulit Hitam Ditembak Polisi

Gubernur Tony Evers meminta pengerahan Garda Nasional untuk membantu polisi setempat.

Dalam siaran persnya, Evers mengatakan 'mobilisasi terbatas'. Ini dibuat atas permintaan pejabat lokal. Tujuannya adalah untuk membantu penegakan hukum, melindungi infrastruktur penting, dan memastikan orang dapat berdemonstrasi dengan aman.

"Setiap orang harus bisa mengungkapkan kemarahan dan frustrasinya dengan menjalankan hak Amandemen Pertama mereka," ujarnya. Jam malam mulai berlaku pada pukul 20.00 hingga Selasa (25/8).

Gubernur akan mengadakan sidang khusus legislatif negara bagian pada 31 Agustus untuk membahas paket undang-undang yang diumumkan awal tahun ini tentang akuntabilitas dan transparansi polisi.

Evers mengumumkan undang-undang tersebut setelah polisi membunuh George Floyd di negara bagian tetangga Minnesota. Kematiannya pada Mei lalu menyoroti kebrutalan polisi dan rasisme di AS hingga memicu protes di seluruh dunia.

Ratusan orang berbaris di markas polisi pada Minggu malam untuk berdemonstrasi menentang penembakan Jacob Blake.

Kendaraan dibakar. Pengunjuk rasa berteriak "Kami tidak akan mundur" saat petugas menggunakan gas air mata untuk membubarkan massa.

Evers menuduh anggota parlemen telah gagal bertindak dalam dua bulan sejak dia mengumumkan yang disebutnya 'kebijakan akal sehat'.

"Saya mendesak Badan Legislatif untuk membahas masalah ini dan memberikan sesi khusus ini upaya mendesak dan produktif yang saat ini dituntut dan yang pantas didapatkan oleh rakyat Wisconsin," tukas Evers. (BBC/OL-14)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Bude
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik