Headline

Putusan MK dapat memicu deadlock constitutional.

Fokus

Pasukan Putih menyasar pasien dengan ketergantungan berat

PBB Sebut Lockdown Covid-19 Batasi Serangan IS

Faustinus Nua
25/8/2020 10:10
PBB Sebut Lockdown Covid-19 Batasi Serangan IS
Vladimir Ivanovich Voronkov(AFP/TONY KARUMBA)

PBB mengatakan pada Senin (24/8) bahwa penerapan lockdown di berbagai negara untuk mengurangi penyebaran virus covid-19 tampaknya telah mengurangi ancaman serangan kelompok Islamic State (IS) di banyak negara.

Vladimir Voronkov, Wakil Sekretaris Jenderal untuk Penanggulangan Terorisme mengatakan serangan kelompok bersenjata itu berkurang di masa pandemi covid-19 ini. Menurut Voronkov, pembatasan gerakan untuk melawan penyebaran virus covid-19 telah mengurangi kemampuan IS dalam melancarkan serangan di tempat lain.

"Langkah-langkah untuk meminimalkan penyebaran covid-19, yaitu lockdown dan pembatasan pergerakan, tampaknya telah mengurangi risiko serangan teroris di banyak negara," katanya.

Dia tidak merinci negara mana saja yang tidak diserang selama pandemi covid-19. Akan tetapi IS telah mengklaim bertanggung jawab atas serangan di Prancis hingga Filipina.

Voronkov mengatakan dampak pandemi covid-19 telah memengaruhi perekrutan dan keuangan kelompok itu, sehingga mereka sulit untuk mendapat anggota baru dan dana untuk operasinya.

Baca juga: Kerusuhan Terjadi Lagi Setelah Pria Kulit Hitam Ditembak Polisi

Meski gelombang serang kelompok bersenjata itu berkurang, dia mengingatkan Irak dan Suriah masih merupakan negara yang rawan dan berisiko. Kelompok IS sekarang menduduki sebagian besar wilayah kedua negara itu sejak beberapa tahun yang lalu dan diperkirakan masih memiliki 10.000 pejuang.

Dia menambahkan bahwa ada bukti militan IS berkumpul kembali di zona konflik Irak dan Suriah. Namun untuk saat ini, pihak berwenang belum melihat indikasi yang jelas dari perubahan strategi di bawah pemimpin baru Amir Mohammed Said Abd al-Rahman al-Mawla, yang menggantikan Abu Bakar al-Baghdadi setelah dia tewas mati oleh serangan pasukan khusus Amerika Serikat pada Oktober.

Voronkov juga memberikan informasi terbaru tentang kegiatan kelompok itu di tempat lain. Dia mengatakan IS memiliki sekitar 3.500 pejuang di Afrika Barat, dan terus membangun hubungan dengan kelompok jihadis lokal. Di Libya, jumlah militan IS hanya mencapai ratusan, tetapi kelompok itu tetap menjadi ancaman bagi kawasan itu.

Kapasitas untuk melancarkan serangan dari kelompok itu cukup menghancurkan. Di beberapa bagian wilayah Afghanistan, sejumlah pemimpinnya telah ditangkap, tapi serangan IS sebelum pandemi covid-19 menyebabkan negara itu kehilangan banyak wilayah kekuasaannya. (CNA/OL-14)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Bude
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik