Headline

Pengacara Tannos menggunakan segala cara demi menolak ekstradisi ke Indonesia.

Fokus

Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.

Hubungan Israel-Palestina Memanas, Penanangan Covid-19 Terhambat

Mediaindonesia.com
22/7/2020 15:31
Hubungan Israel-Palestina Memanas, Penanangan Covid-19 Terhambat
Anak-anak yang tinggal di Jalur Gaza asyik bermain di tengah pandemi covid-19.(AFP/Mohammed Abed)

HUBUNGAN Israel dan Palestina kembali memanas. Tepatnya, setelah Israel berupaya menganeksasi wilayah Tepi Barat.

Situasi ini jelas merugikan kedua pihak dalam upaya melawan pandemi covid-19. "Sayangnya, situasi di lapangan dengan cepat dipengaruhi peningkatan tajam kasus covid-19 di Tepi Barat. Termasuk, Yerusalem bagian timur dan Israel," ujar utusan khusus PBB untuk perdamaian Timur Tengah, Nickolay Mladenov.

"Kita telah mundur jauh dari koordinasi yang terjalin pada awal tahun, saat gelombang pertama covid-19. Situasi ini berakibat serius pada upaya mengendalikan penyebaran virus dan berdampak pada kehidupan masyarakat," imbuh Mladenov.

Baca juga: Palestina Perpanjang Lockdown di Tepi Barat

Di tengah situasi krisis, lanjut dia, PBB menawarkan bantuan sebagai perantara kedua pihak. Ini juga mencakup upaya penananganan covid-19 dan bantuan terhadap pasien di Jalur Gaza yang terkepung.

"Namun, ada batasan untuk tindakan PBB dan organisasi lain. Setiap peningkatan tanggung jawab dalam konteks ini harus dibatasi dan diberi tenggat waktu. Serta tidak dirancang untuk menggantikan peran dan tanggung jawab otoritas Palestina atau Israel," pungkasnya.

Pernyataan Mladenov muncul beberapa jam setelah pasukan Israel menghancurkan bangunan pusat karantina covid-19 di kota Hebron, Tepi Barat. Warga lokal menyebut otoritas Israel sengaja meratakan bangunan seluas 700 meter.

Baca juga: Pangeran George Ulang Tahun, Istana Unggah Foto Menggemaskan

"Pusat (karantina) itu dipersiapkan selama tiga bulan terakhir. Pendudukan Israel sepertinya berusaha menyebarkan covid-19 di kota," tutur pemilik bangunan, Raed Meswada. Dia berpendapat pembongkaran pusat karantina sebagai bukti bahwa pendudukan Israel tidak peduli dengan pandemi covid-19.

Kementerian Kesehatan Palestina melaporkan kasus covid-19 di Tepi Barat dan Jalur Gaza mencapai 10.923 orang, termasuk 67 kasus kematian. Sementara itu, otoritas kesehatan Israel melaporkan 50.714 kasus covid-19 dan 409 kematian.(Ant/OL-11)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya