Headline

Presiden sebut negara butuh kepolisian tangguh, unggul, bersih, dan dicintai rakyat.

Fokus

Puncak gunung-gunung di Jawa Tengah menyimpan kekayaan dan keindahan alam yang luar biasa.

Afghanistan dan AS Siap Tandatangani Perjanjian Damai

Haufan Hasyim Salengke
29/2/2020 16:16
Afghanistan dan AS Siap Tandatangani Perjanjian Damai
Para pemuda melepas balon dan merpati di Jalalabad, Afhganistan, Jumat (28/2), untuk menyambut perjanjian damai AS-Taliban.(Noorullah SHIRZADA/AFP)

AMERIKA Serikat (AS) dan Taliban akan menandatangani perjanjian yang sudah lama diupayakan di Doha, Qatar, Sabtu (29/2) waktu setempat. Itu akan menjadi jalan kesepakatan untuk penarikan ribuan tentara AS dari Afghanistan dengan imbalan jaminan pemberontak.

Presiden AS Donald Trump mendesak rakyat Afghanistan untuk merangkul kesempatan untuk masa depan baru. Ia mengatakan kesepakatan itu membawa harapan untuk mengakhiri konflik 18 tahun.

"Jika Taliban dan pemerintah Afghanistan memenuhi komitmen ini, kami akan memiliki jalan yang kuat ke depan untuk mengakhiri perang di Afghanistan dan membawa pulang pasukan kami," ujarnya.

Trump mengatakan dia mengirim Menteri Luar Negeri (Menlu) Mike Pompeo untuk menyaksikan penandatanganan perjanjian, dan Menteri Pertahanan Mark Esper secara terpisah akan mengeluarkan deklarasi bersama dengan pemerintah Kabul.

Sementara para komandan Taliban, dalam pesan-pesan kepada para pendukung mereka, berbangga telah memenangi perang dan mengalahkan kekaisaran Amerika.

Para pejabat AS berkeras penarikan pasukan mereka bergantung pada Taliban apakah akan menepati janji. Jika kelompok bersenjata itu menjalankan komitmen, kontingen pertama dari sekitar 5.000 tentara AS--dari sekitar 13.000 yang kini bertugas di Afghanistan--akan angkat kaki selama beberapa bulan ke depan.

Kesepakatan itu diharapkan akan mengarah pada dialog antara pemerintah Afghanistan dan Taliban yang, jika berhasil, pada akhirnya bisa membuat perang Afghanistan berakhir.

Tetapi posisi pemerintah Afghanistan, yang telah dikecualikan dari perundingan langsung AS-Taliban, masih belum jelas dan negara itu dicengkeram oleh krisis politik baru di tengah hasil pemilu yang diperdebatkan.

Kesepakatan itu, yang dirancang selama satu tahun penuh gejolak dialog yang ditandai dengan pembatalan mendadak oleh Trump pada September 2020, diharapkan akan menetapkan jadwal untuk penarikan pasukan AS.

"Ada begitu banyak spekulasi tentang isi perjanjian itu ... kita tahu garis besarnya tetapi bahkan tidak jelas apakah ketentuan lengkap dari perjanjian itu akan diumumkan kepada publik," kata Andrew Watkins, analis senior pada konsultasi International Crisis Group. .

Sementara Kabul tidak akan diwakili pada penandatanganan perjanjian di Doha, mereka akan mengirim gugus tugas enam orang ke ibu kota Qatar itu untuk melakukan kontak awal dengan kantor politik Taliban, yang didirikan pada 2013. (AFP/Hym/OL-09)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Deri Dahuri
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik