Headline

Pemerintah belum memastikan reshuffle Noel.

Donald Trump Puji Kemajuan Negosiasi Damai Taliban-Afghanistan

Ihfa Firdausya
19/8/2019 11:19
Donald Trump Puji Kemajuan Negosiasi Damai Taliban-Afghanistan
Presiden AS Donald Trump dan ibu negara Melania Trump kembali ke Gedung Putih setelah liburan dua pekan.(AFP/Alastair Pike)

PRESIDEN Amerika Serikat (AS) Donald Trump pada Minggu (18/8) memuji kemajuan negosiasi kesepakatan damai di Afghanistan. Trump mengatakan bahwa pembicaraan antara Taliban dan pemerintah Afghanistan berjalan dengan baik.

"Kami melakukan diskusi yang sangat baik dengan Taliban. Kami juga melakukan diskusi yang sangat baik dengan pemerintah Afghanistan," kata Trump kepada para wartawan.

Harapan tercapainya kesepakatan tersebut meningkat bersamaam AS akan mulai menarik tentaranya dari wilayah Afghanistan.

"Kami benar-benar menurunkannya menjadi sekitar 13 ribu orang dan kami akan menurunkannya sedikit lagi. Kemudian kami akan memutuskan apakah kami akan tinggal lebih lama atau tidak," kata Trump.

Namun, Trump menegaskan bahwa AS akan mempertahankan kehadiran intelijen di negara itu untuk berjaga-jaga terhadap potensi ancaman pihak militan.

"Saya pikir sangat penting bagi kita untuk melanjutkan intelijen di sana dalam semua kasus," ucap Trump.

Washington dikabarkan ingin mengakhiri keterlibatannya di Afghanistan. Sejak awal kepemimpinannya sebagai presiden AS, Trump mengatakan bahwa ia ingin pasukannya keluar dari Afghanistan. AS sendiri telah menghabiskan lebih dari US$1 triliun untuk urusan di Afghanistan.

Sebagai imbalannya, Taliban akan berkomitmen untuk berbagai jaminan keamanan. Mereka mengaku untuk tidak lagi menjadikan Afghanistan sebagai tempat berlindung para jihadis Al-Qaeda. Para pengamat menilai janji semacam itu akan sulit dipertahankan.

Perjanjian AS-Taliban diprediksi tidak akan dengan sendirinya mengakhiri perang Afghanistan. Pihak pemberontak masih perlu membuat kesepakatan dengan pemerintah di Kabul yang didukung Washington.

Sementara itu, Trump memuji negosiasi tersebut justru terjadi pengeboman besar terjadi di Kabul, Sabtu (17/8). Sebuah acara pernikahan yang penuh sesak diserang dan menewaskan sedikitnya 63 orang.

Hal ini menunjukkan bahwa kekerasan yang merajalela masih mengganggu Afghanistan. Ini merupakan salah satu tantangan utama yang akan dihadapi bahkan jika kesepakatan tercapai. (AFP/OL-09)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Deri Dahuri
Berita Lainnya