Headline

Kemenu RI menaikkan status di KBRI Teheran menjadi siaga 1.

Fokus

PSG masih ingin menambah jumlah pemain muda.

Filipina Tetapkan Darurat Dengue

MEDIAINDONESIA
08/8/2019 04:40
 Filipina Tetapkan Darurat Dengue
Factfile tentang demam berdarah dan skandal vaksin di Filipina.(AFP)

PEMERINTAH Filipina kemarin menyatakan darurat nasional untuk wabah demam berdarah dengue yang menyebabkan ratusan orang meninggal di negara itu. Tercatat 146.062 kasus demam berdarah dari Januari hingga 20 Juli tahun ini, naik 98% dari periode yang sama pada 2018.

Demam berdarah ialah infeksi virus yang ditularkan nyamuk dan ditemukan di negara-negara tropis di seluruh dunia. Wabah itu sendiri telah merenggut nyawa 622 orang di Filipina. Kelompok yang paling parah terkena dampaknya adalah anak-anak di bawah usia 10 tahun.

Wabah demam berdarah di Filipina terjadi setelah Februari lalu pemerintah melarang penjualan dan distribusi vaksin Dengvaxia secara nasional. Vaksin tersebut dibuat perusahaan farmasi Prancis, Sanofi Pateur. Perusahaan itu telah menjadi pusat skandal di Filipina pada akhir 2017 dan 2018.

Saat itu, puluhan anak-anak yang diberikan vaksin sebagai program imunisasi nasional meninggal. Pemerintah lantas menghentikan semua program vaksinasi demam berdarah dan membuat penyelidikan terhadap Dengvaxia. Food and Drug Administration (FDA) telah menunjukkan bahwa Sanofi Pateur sama sekali mengabaikan peraturan pemerintah.

Kepanikan nasional dan meluasnya ketidakpercayaan terhadap vaksinasi akibat skandal Dengvaxia itu membuat angka imunisasi untuk demam berdarah maupun campak merosot di Filipina.

Untuk memerangi wabah demam berdarah, Kementerian Kesehatan Filipina berkampanye untuk menemukan dan menghancurkan tempat-tempat pengembangbiakan nyamuk. Pemerintah juga mengeluarkan pedoman bagi masyarakat untuk menggunakan pembasmi serangga dan memakai pakaian tertutup.

Sementara itu, Menteri Kesehatan Francisco Duque mengatakan pemerintah sedang mempelajari permohonan untuk memungkinkan Dengvaxia kembali ke pasar Filipina. Namun, penggunaan obat itu tidak untuk memerangi wabah yang sedang berlangsung dan telah menghantam anak-anak. "Vaksin ini tidak secara langsung ditujukan kepada kelompok yang paling rentan, yaitu usia 5-9 tahun," ungkap Duque.

Vaksin ini disetujui untuk digunakan bagi mereka yang berusia sembilan tahun ke atas. Duque mengatakan, WHO memperingatkan Manila bahwa vaksin itu tidak direkomendasikan sebagai respons terhadap wabah. (Guardian/*/X-11)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Triwinarno
Berita Lainnya