Headline

Gencatan senjata diharapkan mengakhiri perang yang sudah berlangsung 12 hari.

Fokus

Kehadiran PLTMG Luwuk mampu menghemat ratusan miliar rupiah dari pengurangan pembelian BBM.

BNPB Catat 18 Bencana Alam Terjadi dalam 24 Jam

Ihfa Firdausya
25/6/2025 16:34
BNPB Catat 18 Bencana Alam Terjadi dalam 24 Jam
Sejumlah warga mengevakuasi sepeda motor saat banjir di Jakarta.(Dok. Antara)

BADAN Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat 18 kejadian bencana alam di berbagai wilayah Indonesia dalam kurun waktu 24 jam sejak Selasa (24/6) pukul 07.00 WIB hingga Rabu (25/6) pukul 07.00 WIB. Dari jumlah tersebut, delapan kejadian tercatat berdampak signifikan terhadap masyarakat. Itu terdiri dari dua kejadian baru dan enam kejadian yang merupakan pembaruan dari laporan sebelumnya.

Kejadian baru pertama adalah banjir rob yang terjadi di Kabupaten Indramayu, Jawa Barat. Peristiwa ini menyebabkan sekitar 8.800 jiwa terdampak dan 2.200 rumah terendam. “Meski belum ada penetapan status darurat, kondisi terkini menunjukkan bahwa genangan air berangsur surut,” kata Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari dalam keterangannya, Rabu (25/6).

Sementara itu, kejadian baru kedua adalah banjir yang melanda Kabupaten Mesuji, Lampung. Sebanyak 50 kepala keluarga terdampak dengan jumlah rumah terdampak yang sama.

“Wilayah ini masih berada dalam status Siaga Darurat terhitung sejak 1 Januari hingga 30 Juni 2025. Saat ini, area permukiman dan persawahan masih tergenang air,” kata Muhari.

Enam kejadian lainnya merupakan pengkinian dari kejadian sebelumnya. Di Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah, banjir berdampak pada 1.165 kepala keluarga atau sekitar 3.744 jiwa, dengan 1.327 unit rumah terdampak. Bencana ini berada dalam status Tanggap Darurat sejak 19 Juni hingga 2 Juli 2025.

Kondisi saat ini menunjukkan banjir telah surut. Di wilayah yang sama, tanah longsor menelan korban jiwa sebanyak tiga orang dan empat orang lainnya masih dinyatakan hilang.

“Tim gabungan masih melanjutkan operasi pencarian meski mengalami kendala karena kondisi jenazah yang sulit dikenali. Dua alat berat telah dikerahkan ke lokasi, dan komunikasi di wilayah tersebut telah berjalan normal,” paparnya.

Kemudian di Kabupaten Halmahera Selatan, Maluku Utara, banjir menyebabkan satu orang meninggal dunia, satu orang luka akibat tersengat listrik. Sebanyak 3.720 kepala keluarga atau 14.152 jiwa terdampak.

Sebanyak 1.506 kepala keluarga atau 4.962 jiwa sempat mengungsi dan 4.418 rumah terdampak. Meski masih berstatus Tanggap Darurat hingga 7 Juli 2025, sebagian besar pengungsi telah kembali ke rumah masing-masing.

Berikutnya di Kabupaten Timor Tengah Selatan, Nusa Tenggara Timur, longsor berdampak pada 381 kepala keluarga atau 1.437 jiwa. Sebanyak 549 jiwa mengungsi dan 301 rumah mengalami kerusakan.

Meskipun status Tanggap Darurat telah berakhir, pergerakan tanah masih berlangsung hingga saat ini, menyebabkan ruas jalan Toi–Nifuleo sepanjang 30 meter mengalami patahan dengan kedalaman 40 hingga 80 cm.

Sementara itu, banjir di Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat, berdampak pada 10.379 kepala keluarga atau 31.494 jiwa, serta merendam sekitar 9.122 unit rumah. Wilayah ini masih dalam status Tanggap Darurat hingga 3 Juli 2025. Namun sebagian besar area telah surut dan aktivitas masyarakat berangsur normal.

Di sisi lain, kebakaran hutan dan lahan (karhutla) dilaporkan terjadi di Kabupaten Lima Puluh Kota, Sumatera Barat. Luas lahan terbakar mencapai lima hektar.

“Saat ini masih terdapat beberapa titik api yang belum sepenuhnya padam, dan upaya pemadaman terus dilakukan oleh satgas gabungan,” tutup Muhari. (H-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Putri Rosmalia
Berita Lainnya