Headline

Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.

Fokus

Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.

Kementerian Lingkungan Hidup Ingatkan Tantangan Triple Planetary Crisis

Media Indonesia
15/6/2025 21:16
Kementerian Lingkungan Hidup Ingatkan Tantangan Triple Planetary Crisis
Menteri Lingkungan Hidup/Kepala Badan Pengendalian Lingkungan Hidup Dr. Hanif Faisol Nurofiq saat menyampaikan pembekalan kepada wisudawan/i UNAS, di JCC Senayan, Minggu, 15 Juni 2025(Dok Unas)

KEMENTERIAN Lingkungan Hidup mengingatkan peran strategis perguruan tinggi dan para lulusan dalam menghadapi krisis lingkungan yang kian mengkhawatirkan.

“Perguruan tinggi didorong menjadi agen perubahan, melalui integrasi prinsip keberlanjutan dalam kurikulum, riset, dan operasional kampus, guna menciptakan generasi pemimpin yang sadar pentingnya pelestarian lingkungan hidup,” ungkap Menteri Lingkungan Hidup (LH)/Kepala Badan Pengendalian Lingkungan Hidup Hanif Faisol Nurofiq dalam acara wisuda Universitas Nasional (Unas) Program Sarjana dan Pascasarjana Periode I Tahun Akademik 2024/2025, di JCC, Jakarta, Minggu (15/6).

Ia juga mengingatkan para lulusan kini memikul tanggung jawab lebih besar dalam mewujudkan masa depan berkelanjutan. Tahun ini misalnya, lulusan dibayangi Triple Planetary Crisis (tiga krisis utama global) yakni perubahan iklim, polusi, dan kehilangan keanekaragaman hayati.

“Perubahan iklim sudah kita rasakan, permukaan air laut naik, cuaca semakin ekstrem, serta lahan pertanian menurun produktivitasnya. Ini berdampak pada ketahanan pangan negara kita,” paparnya.

Krisis kedua, polusi, juga menjadi sorotan. Dari polusi udara, air dan sampah, Indonesia ada di titik kritis. Khususnya Jabodetabek, polusi udara pada tingkat tidak sehat dan mengancam kesehatan jutaan warga. Sementara itu, ancaman ketiga kehilangan keanekaragaman hayati terjadi dengan laju mencemaskan. Spesies penting mengalami kepunahan yang bisa mengganggu ekosistem dan keseimbangan kehidupan di bumi. 

Dia juga menyoroti peranan perguruan tinggi mewujudkan keberlanjutan. Meski sebagian universitas mengadopsi kebijakan sustainability, banyak yang belum memiliki implementasi secara sistematis.

Hanif mendorong agar prinsip keberlanjutan tidak hanya diajarkan dalam bidang teknik dan lingkungan, tapi juga ilmu sosial, ekonomi, dan hukum. "Pendidikan untuk pembangunan berkelanjutan (education for sustainable development) ialah kunci mencetak generasi sadar lingkungan," ucapnya.

Pada wisuda kali ini, kerja sama antara Kementerian LH dan Unas juga diumumkan untuk mendorong agenda keberlanjutan di lingkungan kampus. “Selain melalui kurikulum dan penelitian, keterlibatan mahasiswa dalam gerakan lingkungan seperti zero waste dan konservasi energi mengurangi produksi limbah kampus hingga 40% dalam 5 tahun terakhir,” kata Hanif.

Dia berharap wisudawan sebagai calon pemimpin masa depan mampu membawa perubahan nyata. Hanif mengajak segenap lulusan menggunakan ilmu dan keahlian di bangku kuliah untuk menciptakan solusi hijau, mengedukasi masyarakat, dan mewujudkan bangsa yang bersih, sehat, dan lestari.

Sementara itu, Rektor Unas El Amry Bermawi Putera mendukung Menteri LH Hanif dalam mengatasi isu-isu lingkungan hidup yang semakin mendesak. "Unas yang juga aktif dalam berbagai studi lingkungan dan pembangunan berkelanjutan, terus menjaga bumi. Bukan hanya melalui pengembangan ilmu, melainkan juga melalui aksi nyata,” tandasnya.

Dengan mengedepankan pendekatan ilmiah dan kolaboratif, Unas terus mendorong keterlibatan semua pihak menjaga keberlanjutan lingkungan. "Momentum ini diharapkan bisa memperkuat sinergi dunia pendidikan dan kebijakan publik dalam menghadapi krisis lingkungan global," tuturnya.

Sementara itu, Duta Besar Turki untuk Indonesia Prof Talip Küçükçan menyinggung soal tantangan global seperti perubahan iklim, ketahanan pangan, dan konflik yang melanda berbagai belahan dunia.

Menurutnya, generasi muda berperan penting dalam menjawab persoalan tersebut. Dalam konteks itu, Talip pun mengundang lulusan Unas untuk melanjutkan studi magister atau doktoral di Turki serta memperluas kerja sama akademik antara kedua negara. 

“Turki dan Indonesia ini seperti saudara. Kami baru merayakan 75 tahun hubungan diplomatik. Untuk mempererat kerja sama, kami membuka Pusat Studi Turki di Unas. Kami berharap kolaborasi ini meluas ke berbagai bidang,” pungkasnya. (H-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Indrastuti
Berita Lainnya