Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
DIABETES melitus tipe 2 pada lansia kerap muncul tanpa tanda-tanda yang mencolok, meskipun akibatnya bisa sangat mengkhawatirkan.
Penyakit ini sering kali diasumsikan hanya menyerang generasi muda yang mengonsumsi terlalu banyak gula, padahal pada kenyataannya, diabetes tipe 2 lebih umum terjadi di kalangan orang dewasa dan lanjut usia.
Pada prinsipnya, diabetes adalah penyakit yang bisa dialami oleh siapa pun. Namun, seiring bertambahnya umur, kemungkinan untuk mengalami diabetes menjadi lebih tinggi.
Lansia menjadi kelompok yang lebih rentan, disebabkan oleh menurunnya sensitivitas insulin, berkurangnya massa otot, dan peningkatan lemak visceral—semua faktor ini menyebabkan penurunan respons terhadap insulin.
Jika tidak ditangani dengan baik, diabetes pada lansia memiliki risiko besar untuk menimbulkan komplikasi berat, seperti kerusakan saraf, gangguan fungsi ginjal, masalah penglihatan, hingga penyakit jantung.
Berdasarkan publikasi dalam jurnal Diabetes Research and Clinical Practice, pada tahun 2019 diperkirakan sekitar 19,3% orang berusia 65–99 tahun di seluruh dunia hidup dengan diabetes.
Angka tersebut menunjukkan hampir satu dari lima lansia, menyoroti betapa pentingnya deteksi dini dan pengelolaan yang tepat.
Salah satu aspek yang sering diabaikan adalah gaya hidup yang tidak aktif—yaitu kebiasaan minim berolahraga, seperti terlalu banyak duduk atau berbaring dalam waktu lama.
Pada lansia, keadaan ini umumnya disebabkan oleh keterbatasan fisik, rasa sakit, atau kurangnya motivasi untuk bergerak.
Namun, gaya hidup yang tidak aktif menghambat metabolisme dan memperburuk resistensi insulin, yang kemudian bisa meningkatkan kadar gula darah.
Selain itu, penggunaan beberapa jenis obat yang umum diresepkan untuk orang tua, seperti kortikosteroid, diuretik, dan antipsikotik, juga dapat memengaruhi cara tubuh memproses glukosa.
Sayangnya, banyak lansia dan anggota keluarganya tidak menyadari efek ini dan tidak secara rutin memeriksa gula darah mereka.
Asupan makanan juga memegang peranan penting. Banyak lansia cenderung memilih makanan yang mudah dikunyah dan cepat saji, seperti mi instan, roti putih, dan snack kemasan, yang tinggi akan karbohidrat sederhana dan rendah serat.
Makanan jenis ini dapat menyebabkan lonjakan kadar gula darah dan memperburuk efek diabetes.
Gejala diabetes pada lansia sering kali samar atau tidak spesifik. Situasi seperti buang air kecil yang berlebihan, rasa haus yang berlebih, kelelahan, kesemutan, bahkan penglihatan yang kabur sering kali dianggap sebagai hal biasa seiring bertambahnya usia.
Bahkan, beberapa lansia mungkin mengalami bingung, perubahan emosi, atau penurunan kesadaran akibat fluktuasi kadar gula darah.
Diabetes pada lansia menjadi tantangan tersendiri karena faktor usia yang memengaruhi kondisi tubuh dan risiko komplikasi yang lebih tinggi.
Namun, perubahan gaya hidup sederhana dapat membantu mencegah sekaligus mengelola penyakit ini secara efektif. Berikut beberapa langkah yang disarankan:
Diabetes pada lansia sering kali menimbulkan masalah tanpa disadari, padahal efeknya bisa sangat besar jika diabaikan.
Dengan mengenali faktor risiko—khususnya gaya hidup yang tidak aktif dan pola makan yang kurang sehat—serta rutin memantau kadar gula darah, komplikasi serius dapat dihindari dan kualitas hidup di usia tua bisa tetap terjaga. (Z-10)
Sumber: National Institute on Aging, Diabetes Research and Clinical Practice, Siloam Hospital
Pre-diabetes merupakan kondisi medis ketika kadar gula dalam darah melebihi batas normal, namun belum cukup tinggi untuk dikategorikan sebagai diabetes tipe 2.
Pre-diabetes sering tak disadari karena gejalanya samar. Pemeriksaan gula darah rutin dan perubahan gaya hidup sehat penting untuk mencegah diabetes tipe 2.
Pola gaya hidup lebih penting untuk dikendalikan daripada hanya mengendalikan faktor genetik karena anak akan mengikuti kebiasaan aktivitas dan apa yang dikonsumsi orangtua.
Diabetes tipe 2 sering dipicu oleh pola makan tidak sehat dan gaya hidup sedentari. Temukan cara mencegahnya dengan kebiasaan sehat.
Diabetes tipe 2 dapat dicegah dan bahkan dibalik melalui pola makan dan gaya hidup sehat.
Kedatangan Direktur Utama BPJS Kesehatan Ali Ghufron Mukti siang ke RS Pratama Yogyakarta bertujuan untuk meninjau layanan BPJS Kesehatan di Rumah Sakit (RS) Pratama Yogyakarta.
Untuk memastikan kesehatan kelompok lansia, diperlukan peningkatan layanan kesehatan dasar, program kesehatan yang terintegrasi, dan pembangunan lingkungan yang ramah bagi lansia.
Lonjakan terbaru kasus covid-19 di sejumlah negara di Asia kembali menghadirkan tantangan kesehatan masyarakat yang harus segera ditangani.
Kemudian, terdakwa menghampiri korban untuk meminta sebatang rokok dan dijawab korban tidak ada.
Kemendukbangga/BKKBN meluncurkan program Sidaya untuk mengatasi masalah kesepian guna meningkatkan kualitas hidup lansia.
MENCIPTAKAN lingkungan inklusif, aman, dan mendukung kesehatan mental warga, khususnya para lansia, dinilai sangat penting. Ini dilakukan masyarakat Jepang.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved