Headline
Dalam suratnya, Presiden AS Donald Trump menyatakan masih membuka ruang negosiasi.
Dalam suratnya, Presiden AS Donald Trump menyatakan masih membuka ruang negosiasi.
Tidak semua efek samping yang timbul dari sebuah tindakan medis langsung berhubungan dengan malapraktik.
KESEHATAN usus memiliki peranan penting dalam mengatur berbagai fungsi metabolisme tubuh, termasuk pengelolaan kadar gula darah. Sejumlah penelitian menunjukkan keadaan mikroba dalam saluran pencernaan berhubungan langsung dengan sensitivitas insulin, tingkat risiko peradangan, hingga kemungkinan komplikasi pada penderita diabetes tipe 2.
Menurut Harvard T. H. Chan School of Public Health, dalam usus manusia terdapat triliunan mikroorganisme yang dikenal sebagai mikrobiota usus. Mikroba ini membantu dalam mencerna nutrisi, menghasilkan vitamin, memperkuat sistem imun, serta memproduksi senyawa antiinflamasi yang penting bagi keseimbangan metabolik.
Dalam kondisi yang seimbang, mikrobiota mendukung kesehatan secara keseluruhan. Sebaliknya, ketika terjadi disbiosis atau ketidakseimbangan mikroba, timbul gangguan metabolik seperti resistensi insulin.
Sebuah penelitian yang dipublikasikan di Journal of Diabetes Investigation
melaporkan individu dengan diabetes tipe 2 memiliki keberagaman mikrobiota yang lebih rendah dibandingkan dengan orang yang sehat.
Hal ini menyebabkan berkurangnya produksi asam lemak rantai pendek (SCFA), peningkatan permeabilitas usus, dan pelepasan zat inflamasi ke dalam darah yang memperburuk kontrol glukosa. Peradangan kronis tingkat rendah ini adalah salah satu faktor utama yang menyebabkan resistensi insulin.
Mikroba usus juga mempengaruhi produksi hormon metabolik seperti GLP-1 (glucagon-like peptide-1) yang berperan dalam pengaturan pelepasan insulin dan nafsu makan. Oleh karena itu, kesehatan mikrobiota menjadi elemen penting dalam pengelolaan diabetes yang efektif dalam jangka panjang.
Berbagai pilihan gaya hidup yang sehat telah terbukti dapat menjaga kesehatan usus dan meningkatkan kontrol kadar gula darah.
Serat makanan, khususnya yang berasal dari sayur, buah, dan biji-bijian, merupakan sumber utama pangan bagi bakteri baik dalam usus. Serat yang difermentasi menghasilkan SCFA seperti butirat, yang memiliki sifat antiinflamasi, meningkatkan sensitivitas insulin, dan menjaga integritas dinding usus. Mengonsumsi serat juga dapat membantu menyeimbangkan kadar gula darah setelah makan.
Makanan seperti tempe, yogurt, kimchi, dan kefir kaya akan probiotik alami yang meningkatkan mikrobiota usus. Produk fermentasi ini membantu mengimbangi bakteri baik, mengurangi pertumbuhan mikroba patogen, dan meningkatkan produksi enzim serta senyawa bioaktif yang mendukung metabolisme glukosa.
Makanan olahan yang mengandung banyak lemak jenuh, gula tambahan, dan zat aditif dapat merusak keseimbangan mikrobiota. Konsumsi berlebihan dari jenis makanan ini terkait dengan peningkatan peradangan, penurunan jumlah bakteri baik, dan risiko lebih tinggi terhadap resistensi insulin.
Olahraga dapat meningkatkan keragaman mikrobiota usus serta memperbaiki metabolisme tubuh. Aktivitas fisik dapat merangsang pertumbuhan bakteri penghasil SCFA dan menurunkan kadar inflamasi, yang berujung pada dampak positif terhadap kontrol gula darah dan kesehatan usus.
Stres yang berkepanjangan dapat mengganggu komunikasi antara otak dan usus, mempengaruhi keseimbangan mikrobiota, dan meningkatkan permeabilitas usus. Teknik relaksasi, meditasi, atau latihan pernapasan dapat membantu menurunkan kadar kortisol dan menjaga stabilitas mikrobioma usus.
Kualitas tidur yang buruk dapat mempengaruhi ritme sirkadian dari mikrobiota. Gangguan tidur dapat menghasilkan penurunan keberagaman mikroba, memicu peradangan, dan memperburuk pengelolaan kadar gula darah. Tidur yang cukup dan teratur merupakan bagian penting dari pengelolaan diabetes yang efektif.
Hubungan antara kesehatan lambung dan pengelolaan diabetes semakin banyak diteliti dalam berbagai studi ilmiah. Mikroba di dalam usus terbukti berpengaruh pada pengaturan kadar gula darah, sensitivitas terhadap insulin, serta kemungkinan terjadinya peradangan yang dapat memicu masalah metabolisme.
Dengan menerapkan pola makan yang kaya serat, mengonsumsi makanan yang difermentasi, berolahraga secara teratur, serta mengatur stres dan tidur dengan baik, keseimbangan mikroba dapat terjaga.
Gaya hidup seperti ini dianggap sebagai langkah pencegahan sekaligus dukungan bagi terapi bagi orang yang menderita diabetes tipe 2. Meskipun tidak bisa menggantikan pengobatan, pentingnya kesehatan usus tak bisa diabaikan dalam pendekatan keseluruhan untuk mengelola penyakit. (Harvard T.H Chan School of Public Health/Journal of Diabetes Investigation/Harvard Health Publishing, Li WZ, et al. Gut microbiota and diabetes: From correlation to causality and mechanism. World Journal of Diabetes/Z-2)
Cara Mengatasi Perut Kembung Terus-menerus. Atasi perut kembung kronis! Temukan penyebab umum, solusi alami, dan tips ampuh redakan kembung berkelanjutan. Hidup nyaman tanpa begah!
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved