Headline
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.
PARA ahli kanker menemukan suntikan penurunan berat badan dapat memangkas hampir separuh risiko kanker yang berkaitan dengan obesitas. Temuan itu “transformasional” dan bisa menandai dimulainya “era baru dalam pengobatan kanker preventif.”
Obesitas diketahui berhubungan dengan 13 jenis kanker. Meskipun menurunkan berat badan memang mengurangi risiko tersebut, para ilmuwan menghitung suntikan penurun berat badan memberikan efek perlindungan yang lebih besar dibandingkan hanya dengan menurunkan berat badan saja.
Peneliti di Israel mempelajari 6.000 orang dewasa yang tidak memiliki riwayat kanker sebelumnya, yang menjalani operasi bariatrik atau mengonsumsi agonis reseptor peptida-1 mirip glukagon (GLP-1RA), seperti liraglutide (Saxenda), exenatide (Byetta), atau dulaglutide (Trulicity). Obat-obatan ini bekerja dengan meniru hormon GLP-1 dalam tubuh, yang menurunkan kadar gula darah dan membuat orang merasa kenyang lebih lama.
Meskipun mereka yang menjalani operasi bariatrik kehilangan berat badan hampir dua kali lipat dibandingkan mereka yang mengonsumsi obat penurun berat badan, studi yang dipresentasikan di Kongres Eropa tentang Obesitas di Malaga, Spanyol, dan diterbitkan di The Lancet’s eClinicalMedicine, menemukan pengurangan risiko kanker secara umum tetap serupa.
Operasi bariatrik menurunkan risiko kanker sebesar 30%–42%, menurut para peneliti. Maka dari itu, dengan mempertimbangkan keunggulan operasi dalam mengurangi berat badan, para penulis studi menemukan obat penurun berat badan justru lebih efektif dalam mencegah kanker yang berkaitan dengan obesitas.
“Efek perlindungan dari GLP-1RA terhadap kanker terkait obesitas kemungkinan berasal dari berbagai mekanisme, termasuk pengurangan peradangan,” kata salah satu penulis utama, Prof Dror Dicker dari Hasharon Hospital, Rabin Medical Center, Petah Tikva, Israel.
Ia menambahkan obat-obatan generasi baru bisa memberikan manfaat yang lebih besar. “Obat GLP-1RA generasi baru yang sangat manjur dan lebih efektif dalam menurunkan berat badan mungkin memiliki keuntungan lebih besar lagi dalam mengurangi risiko kanker terkait obesitas. Namun, penelitian lebih lanjut diperlukan untuk memastikan bahwa obat ini tidak meningkatkan risiko kanker yang tidak berhubungan dengan obesitas.”
Sebuah studi terpisah yang juga dipresentasikan dalam konferensi tersebut dan diterbitkan di New England Journal of Medicine, secara langsung membandingkan suntikan penurun berat badan dan menemukan pasien yang menggunakan Mounjaro kehilangan sekitar 50% lebih banyak berat badan dibandingkan mereka yang menggunakan Wegovy. Pasien yang memakai Mounjaro rata-rata mengalami penurunan berat badan sebesar 20,2% di akhir uji coba dibandingkan 13,7% pada pengguna Wegovy.
Menanggapi temuan ini, Prof Mark Lawler, pakar riset kanker dari Queen’s University Belfast, mengatakan bahwa meskipun ini adalah studi observasional dan perlu kehati-hatian dalam menafsirkan hasilnya, hasilnya tetap sangat menggembirakan.
“Kita sudah tahu bahwa operasi bariatrik dapat mengurangi risiko kanker terkait obesitas sekitar sepertiga; data ini menunjukkan bahwa GLP-1 yang ditargetkan bisa memangkas risiko tersebut hingga hampir 50% — pendekatan yang dapat menjadi transformasi besar dalam pencegahan kanker terkait obesitas.”
“Secara biologis, hal ini masuk akal, karena penargetan GLP-1 menekan peradangan, yang merupakan salah satu ciri utama kanker.”
“Meskipun masih perlu penelitian lanjutan tentang bagaimana mekanismenya, data ini membuka kemungkinan menarik bahwa suntikan GLP-1 dapat mencegah berbagai jenis kanker dalam populasi umum, termasuk kanker umum seperti kanker payudara dan kolorektal, serta kanker yang sulit diobati seperti kanker pankreas dan ovarium. Ini bisa menjadi era baru dalam pengobatan kanker preventif.”
Prof Jason Halford, mantan presiden European Association for the Study of Obesity dan kepala departemen psikologi di Universitas Leeds, mengatakan obat ini juga sebaiknya diuji pada pasien yang baru didiagnosis menderita kanker untuk melihat apakah dapat meningkatkan peluang bertahan hidup.
Ia menambahkan bahwa obat ini memiliki “potensi menjadi fajar baru. Dan ini bukan hanya soal pencegahan; pengelolaan berat badan pada pasien yang baru didiagnosis kanker juga sangat krusial terhadap hasil pengobatan. Itu akan menjadi hal berikutnya yang perlu diteliti. Semakin banyak kanker yang kini dikaitkan dengan obesitas.”
Sebanyak 54 pakar internasional dari 12 negara mengeluarkan pernyataan bersama dalam konferensi tersebut, menyerukan agar obat penurun berat badan diuji secara prioritas untuk pencegahan kanker. Menindaklanjuti hal ini, tim ilmuwan di Inggris yang berbasis di Universitas Manchester dan didanai oleh Cancer Research UK, sedang merencanakan uji klinis skala besar yang melibatkan puluhan ribu pasien, yang diharapkan dapat dimulai dalam tiga hingga lima tahun mendatang.
Dr Matthew Harris dari Manchester Cancer Research Centre mengatakan bahwa suntikan penurun berat badan “benar-benar memberikan penurunan berat badan yang luar biasa, dan mungkin menjadi intervensi yang bisa diterapkan secara luas dalam skala populasi — sesuatu yang sebelumnya belum bisa kita capai.” (The Guardian/Z-2)
Para ilmuwan mengembangkan sistem kecerdasan buatan yang merevolusi imunoterapi kanker.
Menurut data GLOBOCAN 2022, Indonesia termasuk dalam 10 besar negara dengan jumlah kasus kanker ovarium tertinggi di dunia.
Penelitian terbaru menunjukkan kombinasi radioterapi dan imunoterapi dapat “membangunkan” tumor paru-paru yang sebelumnya kebal pengobatan.
Banyak tantangan yang dihadapi pasien kanker anak dan keluarga, terutama yang berasal dari latar belakang keluarga prasejahtera.
MENILAI prevalensi gangguan tidur di antara pasien kanker sangat penting untuk memahami gejala dan mengidentifikasi strategi manajemen yang tepat.
Louis Van Gaal pertama kali didiagnosis menderita kanker prostat pada 2020, tetapi memilih merahasiakan kondisinya itu dari publik dan pemain saat masih melatih Belanda pada Piala Dunia 2022.
Pola makan lebih dominan sebagai pemicu obesitas dibandingkan tingkat aktivitas fisik harian.
Hasil skrining kesehatan di kalangan Aparatur Sipil Negara (ASN) di Provinsi DKI Jakarta. Pada skrining itu salah satunya ditemukan 62,09% obesitas.
Hasil pemeriksaan kesehatan ASN DKI Jakarta pada 2024 menunjukkan salah satunya, sebanyak soal ASN Jakarta yang mengalami obesitas dan masalah kejiwaan.
BANYAK mengonsumsi gula bisa berbahaya bagi tubuh untuk jangka panjang karena bisa terserang berbagai penyakit salah satunya obesitas hingga diabetes melitus.
Pembatasan bertujuan agar anak tidak terpengaruh mengonsumsi makanan dengan kandungan garam, gula dan lemak tinggi yang kerap kali dipromosikan melalui iklan.
Obesitas terbukti meningkatkan risiko kanker empedu melalui pembentukan radikal bebas dan peradangan kronis.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved