Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
PENELITIAN terbaru mengungkap kelebihan berat badan (obesitas) dan stres berkepanjangan, dapat meningkatkan risiko berbagai jenis kanker.
Menurut American Cancer Society, sekitar 20% kasus kanker berkaitan dengan obesitas.
Kelebihan lemak dalam tubuh dapat menyebabkan peradangan kronis, yang pada gilirannya memicu pertumbuhan sel kanker. Kadar insulin dan estrogen yang tinggi akibat obesitas juga dapat mempercepat perkembangannya.
Selain obesitas, stres berkepanjangan berpotensi meningkatkan risiko kanker. Hormon stres seperti kortisol dan adrenalin dapat mempercepat pertumbuhan tumor serta penyebaran sel kanker ke bagian tubuh lainnya.
Dalam hal ini pasien kanker dengan tingkat stres tinggi cenderung mengalami perkembangan penyakit yang lebih cepat. Hal ini disebabkan karena stres dapat melemahkan sistem imun, sehingga tubuh kesulitan melawan kanker.
Para ahli menyarankan gaya hidup sehat untuk mengurangi risiko kanker yang disebabkan oleh obesitas dan stres. Beberapa langkah yang dapat dilakukan antara lain:
"Menjalani pola hidup sehat adalah langkah terbaik untuk mencegah kanker yang dapat dipicu oleh obesitas dan stres. Masyarakat perlu lebih menyadari risiko ini agar dapat hidup lebih sehat," kata Dr. Michael Green, seorang ahli kanker dari Harvard Medical School.
Penelitian ini mengingatkan kita akan pentingnya menjaga keseimbangan antara kesehatan fisik dan mental guna mencegah kanker serta meningkatkan kualitas hidup. (American cancer society/The lancet oncology/harvard Medical shool/Z-2)
STRES idak hanya kondisi psikis, tetapi dapat berdampak pada kesehatan di antaranya gigi dan mulut.
Putri Catherine dari Wales mengumumkan sedang menjalani kemoterapi pencegahan untuk mengobati kanker. Tapi apa itu kemoterapi pencegahan?
Berbicara kepada anak-anak tentang penyakit serius, seperti kanker bisa menjadi tantangan besar bagi orang tua.
Sistem kekebalan tubuh akan mengalami penurunan akibat pengobatan kanker yang berisiko pada risiko infeksi bakteri.
Sebuah petisi kepada Administrasi Makanan dan Obat-obatan AS menyerukan larangan bahan kimia metilen klorida dalam proses dekafinasi kopi karena kekhawatiran terhadap kanker.
Selain faktor genetik, gaya hidup dan pola makan juga memiliki peran yang signifikan dalam risiko terkena kanker.
Sebuah analisis menemukan pola makan vegetarian, vegetarian lacto-ovo, atau vegan secara signifikan mengurangi risiko kematian dini akibat kanker, dan jantung.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved