Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
MENJELANG pelaksanaan Ujian Tulis Berbasis Komputer-Seleksi Nasional Berdasarkan Tes (UTBK-SNBT), banyak siswa kelas XII SMA mengalami tekanan mental yang cukup tinggi.
Psikiater yang juga dosen Fakultas Kedokteran IPB University, Riati Sri Hartini, mengungkapkan bahwa tantangan psikologis yang dihadapi siswa menjelang ujian ini cukup kompleks dan perlu menjadi perhatian semua pihak.
"Yang paling sering dialami siswa adalah stres dan kecemasan, rasa kurang percaya diri, serta tekanan untuk berhasil," ujar Riati saat dihubungi melalui pesan WhatsApp.
Riati menjelaskan bahwa stres dan kecemasan bisa bersumber dari dua sisi, yakni faktor internal dan eksternal.
Dari sisi internal, siswa biasanya diliputi rasa takut menghadapi soal yang sulit, kekhawatiran tidak mampu menjawab, dan cemas terhadap hasil ujian.
"Ketakutan ini bisa mengganggu kognitif siswa. Akibatnya, mereka sulit berkonsentrasi dan performa saat ujian bisa terganggu," jelasnya.
Sementara dari faktor eksternal, siswa kerap tertekan oleh padatnya jadwal belajar di kelas akhir dan banyaknya kegiatan akademik tambahan.
"Mulai dari kelas tiga, ritme belajar berubah drastis. Jadwal makin padat dan tekanan untuk sukses dari sekolah maupun keluarga makin terasa. Ini bisa menyebabkan kejenuhan bahkan burnout," katanya.
Rasa kurang percaya diri juga menjadi masalah yang cukup signifikan. Menurut Riati, meskipun siswa telah mengikuti berbagai persiapan, mereka tetap bisa merasa tidak yakin.
"Sering kali, rasa tidak percaya diri ini muncul karena merasa persiapannya tidak maksimal. Padahal secara objektif sebenarnya mereka mampu. Harapan yang tinggi dari keluarga atau sekolah bisa menjadi beban psikologis tersendiri," tuturnya.
Untuk mengatasi hal tersebut, Riati menekankan pentingnya persiapan menyeluruh, baik dari sisi akademis maupun mental.
"Persiapan tidak bisa instan. Butuh proses panjang yang mencakup manajemen stres, penguatan akademik, dan pengelolaan emosi," ujarnya.
Ia menyarankan beberapa langkah konkret seperti teknik relaksasi napas, meditasi, dan penyadaran emosi.
"Menarik napas dengan tenang bisa meningkatkan oksigenasi otak, yang membantu fokus dan ketenangan. Meditasi pun bisa membantu melatih konsentrasi," jelasnya.
Selain itu, siswa juga perlu belajar mengenali dan melepaskan emosinya.
"Bisa lewat journaling, self-talk, atau menyalurkan emosi ke aktivitas positif seperti olahraga atau hobi," tambah Riati.
Ia menegaskan bahwa teknik ini sebaiknya dilakukan secara rutin, bukan hanya saat stres.
"Dengan kebiasaan ini, siswa akan lebih siap menghadapi situasi yang menantang," pungkasnya. (Z-1)
Memberikan pengalaman baru dengan melukis di atas nylon bag bisa membantu mengembangkan daya kreativitas sejak dini.
Sekolah perlu memberikan wadah seluas-luasnya bagi siswa untuk mengembangkan kreativitasnya.
Universitas Widyatama (UTama) memberikan kesempatan kepada hampir 1.000 siswa SMA dan SMK dari sejumlah daerah di Jawa Barat (Jabar) ikuti program Trial Class “Satu Hari Menjadi Mahasiswa”.
KEGIATAN belajar mengajar kembali digelar di wilayah terdampak gempa bumi di Kabupaten Sumedang, Senin (8/1). Para siswa menjalani kegiatan dengan metode beragam cara.
Kegiatan belajar mengajar dengan cara lesehan sudah dilakukan sejak 2014. Meja dan kursi di kelas itu rusak dan tidak kunjung diperbaiki.
Selain pembatasan usia, minimnya siswa yang bersekolah di Sekolah Dasar tersebut juga akibat akses menuju sekolah yang berada di daerah terpencil dan jauh dari pemukiman penduduk.
dampak negatif globalisasi untuk berbagai sektor kehidupan, baik pada sektor ekonomi, teknologi hingga sosial budaya, dan cara menyikapinya
Strategi percepatan perekaman KTP-el kategori pemilih pemula terus dilakukan.
Peristiwa nahas itu terjadi saat ketiga korban bersama dengan teman-teman mereka mengikuti kegiatan Pramuka.
Seorang pelajar SMP berinisial ZI tewas tragis terseret arus parit di Lembang, Kabupaten Bandung Barat.
Bus yang membawa rombongan SMK Lingga Kencana Depok ini hendak pulang setelah merayakan perpisahan di Bandung.
Diketahui ada 9 korban yang meninggal dunia. Belum diketahui apakah yang meninggal adalah para penumpang bus karena kecelakaan melibatkan pengguna jalan lainnya.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved