Headline
Pengacara Tannos menggunakan segala cara demi menolak ekstradisi ke Indonesia.
Pengacara Tannos menggunakan segala cara demi menolak ekstradisi ke Indonesia.
Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.
SELAMA ini kita diajarkan bahwa planet-planet, termasuk Bumi, mengorbit Matahari dalam lintasan sempurna. Namun, pandangan ini tampaknya perlu sedikit diperbarui.
Meskipun Matahari jelas menjadi pusat dari Tata Surya, pemahaman terbaru tentang gerak planet menunjukkan hal yang menarik: ternyata, Bumi tidak benar-benar mengelilingi Matahari.
Penjelasan dari hal ini berkaitan dengan barycenter, yaitu pusat massa dari sistem benda-benda yang saling mengorbit.
Bayangkan sebuah jungkat-jungkit kosmik, di mana Matahari dan Bumi menjadi dua ujungnya yang saling memengaruhi dan berputar mengelilingi satu titik seimbang.
Nah, titik inilah yang disebut barycenter, dan posisinya ternyata tidak selalu berada tepat di dalam Matahari.
Meskipun Matahari memiliki massa yang sangat besar dan menjadi “penguasa” utama Tata Surya, bukan berarti ia selalu menjadi pusat mutlak dari orbit Bumi.
Berdasarkan hukum gravitasi universal Newton, gaya tarik-menarik adalah hubungan dua arah. Artinya, Bumi pun, meski kecil, tetap memberikan gaya tarik balik terhadap Matahari.
Tarikan Bumi memang sangat kecil jika dibandingkan dengan tarikan Matahari, tapi cukup untuk menggeser sedikit posisi barycenter.
Titik ini biasanya berada sangat dekat dengan pusat Matahari, namun tidak selalu tepat di dalamnya. Pengaruh dari planet raksasa seperti Jupiter dan Saturnus bisa menyebabkan barycenter berpindah keluar dari batas Matahari.
"Hukum ketiga Kepler menggambarkan hubungan antara massa dua benda yang saling mengorbit dan bagaimana menentukan parameter orbitnya," jelas NASA.
"Bayangkan sebuah bintang kecil yang mengorbit bintang yang jauh lebih besar. Keduanya sebenarnya berputar mengelilingi satu titik pusat massa bersama, yaitu barycenter. Hal ini berlaku tak peduli seberapa besar perbedaan massa di antara keduanya. Mengukur gerakan bintang terhadap barycenter yang dipengaruhi oleh planet masif menjadi salah satu cara ilmuwan menemukan sistem planet di luar sana," tambah NASA.
Karena besarnya massa Matahari, barycenter hampir selalu berada sangat dekat dengan pusatnya namun tidak selalu di dalam.
Jadi, lintasan Bumi sebetulnya lebih akurat jika digambarkan sebagai orbit mengelilingi titik pusat massa bersama ini, bukan semata-mata mengitari Matahari.
"Secara umum, planet-planet memang mengorbit Matahari," jelas astronom planet Dr. James O’Donoghue melalui X (sebelumnya Twitter).
"Tapi secara teknis, mereka tidak hanya mengorbit Matahari saja. Karena pengaruh gravitasi terutama dari Jupiter planet-planet harus mengorbit titik baru di luar angkasa," lanjutnya.
"Planet-planet tetap mengorbit Matahari, tentu saja. Kami hanya sedang menjadi sedikit perfeksionis," ungkapnya.
"Kita terbiasa berpikir bahwa kita mengelilingi pusat Matahari, padahal dalam kenyataannya, pusat massa Tata Surya sangat jarang tepat berada di pusat Matahari," pungkasnya.
Sumber: NDTV
Peneliti ETH Zurich berhasil memecahkan misteri zona D'' di kedalaman 3.000 km bawah Bumi.
Terdapat 14.904 satelit yang mengorbit Bumi, 60% didominasi Starlink.
Sebuah studi terbaru mengungkap bahwa Venus, planet yang selama ini dikenal sebagai dunia yang sangat tidak bersahabat, ternyata bisa jadi lebih mirip Bumi daripada yang kita bayangkan.
Wahana antariksa Kosmos 482 milik Uni Soviet jatuh ke Bumi pada 10 Mei 2025 setelah lebih dari 50 tahun mengorbit.
Apakah dunia akan menjadi tempat yang lebih baik jika semua nyamuk tiba-tiba lenyap?Seorang Medical Scientist dmemberikan penjelasan mengenai dampak hilangnya nyamuk dari muka bumi.
Sebuah perhitungan ilmiah yang mengejutkan mengungkapkan bahwa jika Bumi dapat dijual, harganya bisa mencapai angka US$5 kuadriliun
Ledakan gelombang radio pendek yang diguga FRB dari galaksi jauh, ternyata berasal dari satelit tua NASA bernama Relay 2.
NASA berhasil mengabadikan lokasi jatuhnya Resilience milik perusahaann ispace di Bulan.
Perseteruan Donald Trump dan Elon Musk memperparah ketidakpastian masa depan NASA.
Kapsul Dragon dari SpaceX memiliki peran vital bagi NASA dalam mengangkut astronot ke dan dari Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS).
Musk menulis di platform X bahwa SpaceX akan segera mulai menonaktifkan wahana antariksa Dragon miliknya.
NASA menegaskan akan terus berupaya mewujudkan visi luar angkasa Presiden Donald Trump. Ini dilakukan NASA meski Elon Musk telah menghentikan pengoperasian wahana Dragon.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved