Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Program #AyoBalasBaik Hadir di SMA Muhammadiyah 25 Pamulang

Media Indonesia
21/3/2025 14:44
Program #AyoBalasBaik Hadir di SMA Muhammadiyah 25 Pamulang
SMA Muhammadiyah 25 Pamulang menjadi institusi pendidikan pertama di Banten yang mengimplementasikan program #AyoBalasBaik.(MI/HO)

BERDASARKAN data Jaringan Pemantau Pendidikan Indonesia (JPPI), kasus kekerasan di lingkungan pendidikan terus meningkat dalam beberapa tahun terakhir. Pada 2024, tercatat 573 kasus kekerasan yang dilaporkan di sekolah, madrasah, dan pesantren, dengan 31 persen di antaranya terkait perundungan atau bullying. Sebagai perbandingan, pada 2020 tercatat hanya 91 kasus, yang kemudian meningkat menjadi 285 kasus pada 2023. Lonjakan ini menunjukkan bahwa perundungan masih menjadi isu serius yang perlu mendapatkan perhatian lebih dari berbagai pihak.

Untuk menanggulangi maraknya kekerasan dalam dunia pendidikan, Komunitas Guru Satkaara Berbagi (KGSB), Rumah Guru Bimbingan dan Konseling (RGBK), dan Indonesia Student & Youth Forum (ISYF) kembali mengadakan program #AyoBalasBaik. Program ini merupakan upaya sosial untuk menanamkan budaya anti-bullying di sekolah dengan membalas kekerasan bukan dengan kekerasan, tetapi dengan kebaikan.

Sebagai sekolah kedua dalam pilot project program ini, SMA Muhammadiyah 25 Pamulang menjadi institusi pendidikan pertama di Banten yang mengimplementasikan program #AyoBalasBaik. Dengan pendekatan yang kolaboratif dan partisipatif, program tersebut diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi sekolah lain dalam menularkan praktik #AyoBalasBaik demi menciptakan lingkungan belajar yang aman dan nyaman bagi siswa.

Program yang dirangkai dalam kegiatan Pesantren #AyoBalasBaik tersebut berlangsung selama dua hari (19-20 Maret 2025) dan diikuti oleh 50 siswa perwakilan kelas X dan XI serta pengurus Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM). Dalam kegiatan itu, para peserta mendapatkan pemahaman tentang berbagai bentuk perundungan serta dilatih untuk menjadi agent of change dalam menciptakan lingkungan sekolah yang bebas dari kekerasan.

Berbagai aktivitas interaktif seperti curah pengalaman, gim mitos dan fakta seputar bullying, serta sesi refleksi #AyoBalasBaik membantu peserta memahami bahaya bullying serta pentingnya menanggapi kekerasan dengan kebaikan. Harapannya, siswa yang terlibat dapat menjadi pelopor perubahan dalam membangun budaya positif di sekolah mereka masing-masing. Kemudian di hari kedua siswa mengikuti sesi stadium general dan social action plan bersama Peace Generation.

Ketua KGSB, Ardyles Faesilio, menyampaikan apresiasinya kepada SMA Muhammadiyah 25 Pamulang atas keterlibatannya dalam program ini. "Melalui Pesantren Balas Baik ini, diharapkan lahir agen-agen perubahan dari siswa dalam mengampanyekan budaya antikekerasan di dunia pendidikan. Dengan pendekatan yang kolaboratif dan partisipatif, #AyoBalasBaik diharapkan dapat menginspirasi perubahan positif secara berkelanjutan dan masif," ujarnya.

Founder Rumah Guru BK & Widyaiswara di PPSDM Kemdikdasmen Ana Susanti menambahkan Pesantren #AyoBalasBaik adalah bagian dari gerakan sosial untuk memperluas kampanye antiperundungan dengan menanamkan budaya kebaikan sejak dini. Program ini bertujuan membangun kesadaran siswa agar mereka dapat mengenali perundungan, mengetahui dampaknya, dan bertindak dengan bijak saat menghadapinya.

Kepala Sekolah SMA Muhammadiyah 25 Pamulang Zesmita Umar menegaskan komitmennya menciptakan lingkungan sekolah yang aman dan bebas perundungan. "Tidak ada tempat untuk perundungan di sekolah. Jadilah generasi yang saling menghargai, menghormati, dan menjunjung tinggi nilai-nilai kesopanan. Kekuatan sejati ada pada kebaikan dan solidaritas," tegasnya.

Sementara Executive Director ISYF, Dinnur Garista Wirawan menyatakan tekadnya untuk terus memperluas program ini ke sekolah-sekolah lain. "Pesantren #AyoBalasBaik bertujuan menyebarluaskan praktik baik di kalangan pelajar agar budaya anti-bullying semakin kuat. Kami berharap gerakan ini bisa meminimalisasi kasus perundungan dan membangun karakter positif bagi generasi muda," ujarnya.

Dengan adanya program #AyoBalasBaik, diharapkan semakin banyak sekolah yang ikut berpartisipasi dalam upaya memerangi perundungan di lingkungan pendidikan. Kesadaran dan aksi nyata dari berbagai pihak, mulai dari guru, siswa, hingga masyarakat, sangat diperlukan untuk menciptakan lingkungan belajar yang aman, harmonis, dan penuh dengan kebaikan. (RO/I-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya