Headline

Tingkat kemiskinan versi Bank Dunia semakin menjauh dari penghitungan pemerintah.

Fokus

Perluasan areal preservasi diikuti dengan keharusan bagi setiap pemegang hak untuk melepaskan hak atas tanah mereka.

Penanggulangan Tuberkulosis Butuh Intervensi dari Multipihak

Ardi Teristi Hardi
17/2/2025 06:41
Penanggulangan Tuberkulosis Butuh Intervensi dari Multipihak
Ilustrasi(MI/ARDI TERISTI )

INDONESIA merupakan negara dengan jumlah penderita Tuberkulosis (Tb ), yang diakibatkan infeksi dari Mycobacterium tuberculosis, terbanyak nomor dua di dunia setelah India. Tb masih merupakan masalah Kesehatan masyarakat (public health concern), baik secara infeksi baru, morbiditas, dan mortalitas. 

Pemerintah pun telah mencanangkan program percepatan penanganan tuberkulosis (Quick Win TBC) untuk menurunkan angka Tb di Indonesia. Penanggulangan Tb juga memerlukan intervensi di bidang ekonomi, yaitu dengan mengatasi persoalan kemiskinan 

Ketua Annual Scientific Meeting (ASM) 2025 UGM, Prof. dr. Yanri Wijayanti Subronto, Ph.D., Sp.PD-KPTI mengungkapkan, penyakit Tb menular melalui penyebaran droplet (cairan hidung dan mulut) dari orang yang sakit ke orang yang sehat. Bakteri Mycobacterium tuberculosis memiliki mekanisme bertahan yang kuat sehingga menjadi tantangan besar dalam dunia kesehatan.

“Bakteri bisa melawan daya tahan tubuh. Bisa menginvasi, bertahan dalam tubuh, dan menunggu daya tahan tubuh manusia melemah sebelum menjadi aktif secara klinis,” terang Prof Yanri saat konferensi pers Annual Scientific Meeting (ASM) dengan tema "Penanggulangan Tuberkulosis dalam Perspektif 6 Pilar Transformasi Bidang Kesehatan" di Rumah Sakit Akademik UGM, Sabtu (15/2).

Dari 100 persen populasi yang terpapar bakteri Tb, hanya sekitar 10-15 persen yang benar-benar jatuh sakit. Dari yang jatuh sakit, sekitar 5-10 persen mengalami Tb berat.

"Penularan hari ini membutuhkan waktu lama hingga menjadi manifes sakit," kata dia.

Oleh sebab itu, ia pun menyebut, pentingnya menjaga daya tahan tubuh yang baik, baik lewat pola hidup sehat maupun menjaga lingkungan tempat tinggal yang sehat. Di samping itu, kelompok rentan juga perlu mendapat perhatian, yaitu mereka yang berusia di bawah usia 8 tahun, lansia, ataupun mereka yang memiliki imun lemah.

Dalam upaya memberantas Tb, upaya preventif dan promotif juga penting untuk meningkatkan kesadaran, mendeteksi dini, dan memberikan dukungan pengobatan kepada pasien Tb. 

Dekan Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan, Prof dr Yodi Mahendradhata, M.Sc, Ph.D, FRSPH menambahkan, TBC merupakan penyakit yang sangat terkait dengan kemiskinan dan pemukiman yang kurang sehat. 

Ia mengatakan, secara historis, Tb pada abad 19 menjadi penyakit pembunuh nomor 1 di Eropa. Setelah kemiskinan berkurang, kasus TBC pun jauh berkurang dan dibarengi pengobatan.

Oleh sebab itu, penanggulangannya sangat perlu keterlibatan masyakarat melalui upaya kesehatan berbasis masyarakat Bersama fasilitas Kesehatan tingkat primer dan seluruh perangkat daerah non-dinas Kesehatan. 

"Diperlukan praktek baik kegiatan terkait penanggulangan Tb di tingkat masyarakat," kata dia.

Tuberkulosis merupakan contoh baik untuk melihat penanggulangan suatu penyakit dengan 6 pilar Transformasi Bidang Kesehatan, mulai dari Transformasi Layanan Primer, Layanan Rujukan, Sistem Ketahanan Kesehaten, Sistem Pembiayaan Kesehatan, SDM Kesehatan, hingga Teknologi Kesehatan. (H-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Indrastuti
Berita Lainnya