Siswa Masih Takut Lapor jika Pelaku Kekerasan Adalah Guru

M Iqbal Al Machmudi
27/12/2024 18:51
Siswa Masih Takut Lapor jika Pelaku Kekerasan Adalah Guru
Ilustrasi kekerasan(Dok.Antara)

 

BERDASARKAN data dari Januari sampai November 2024 Komnas PA sudah melakukan kegiatan edukasi sebanyak 25 ribu anak dari sekitar 123 sekolah. Hasilnya dari 2023 sampai 2024, jumlah anak-anak yang menjadi korban kekerasan semakin banyak.

Ketua Dewan Pengurus Bidang Sosialisasi, Edukasi, dan Promosi Hak Anak dari Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA), Lia Latifah mengatakan anak kini sudah berani melapor jika mengalami tindakan kekerasan baik secara fisik maupun seksual.

"Semakin banyak karena anak-anak sudah berani melapor dengan menyampaikan kepada guru atau pada orangtua," kata Lia saat dihubungi, Jumat (27/12).

Namun ketika pelaku kekerasan seorang guru atau tenaga pengajar maka ada ketakutan bahwa laporan anak tersebut tidak dipercaya.

Lia menceritakan kasus guru sebagai pelaku sering terjadi. Seperti ada laporan kasus anak kelas 5 SD yang dilecehkan oleh guru sekolahnya atau guru agamanya. Tapi sayangnya, menurutnya belum semuanya terungkap karena ketika pelakunya adalah guru biasanya anak-anak itu takut untuk melapor.

"Biasanya anak-anak itu tidak berani bilang sama orangtuanya, tidak berani bilang ke wali kelas pada saat kita tanya kepada anak-anak, mereka bilang karena biasanya kalau lapor, apalagi kita lapor dengan gurunya atau wali kelas itu biasanya gurunya tidak percaya," ujar Lia.

Kasus kekerasan fisik maupun seksual terjadi tidak hanya di pendidikan formal, pendidikan non-formal juga ada, bahkan di pondok-pondok pesantren atau sekolah asrama (boarding).

"Ini juga sebenarnya banyak sekali terjadi oleh pelakunya itu para pembimbingnya atau disebut para gurunya," pungkasnya. (Iam/M-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya