Headline

Revisi data angka kemiskinan nasional menunggu persetujuan Presiden.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

RSCM Resmikan Breast Milk & Enteral Nutrition Center

Basuki Eka Purnama
19/12/2024 07:19
RSCM Resmikan Breast Milk & Enteral Nutrition Center
Peluncuran RSCM Breast Milk & Enteral Nutrition Center(MI/HO)

DALAM upaya menyediakan nutrisi optimal bagi bayi prematur dan bayi yang sakit, RSCM dengan bangga mengumumkan peluncuran RSCM Breast Milk & Enteral Nutrition Center, sebuah fasilitas lengkap yang didedikasikan sebagai pusat penyimpanan dan pengolahan ASI dan layanan nutrisi enteral.

Keberadaan fasilitas ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas perawatan bayi dengan memastikan akses terhadap ASI, baik dari ibu maupun donor, berlangsung dengan aman. ASI dari donor dipastikan melewati screening dan proses pasteurisasi sebelum diberikan kepada bayi. 

Selain penyimpanan dan pemrosesan ASI, pusat ini juga mempersiapkan nutrisi enteral khusus bagi bayi yang sulit minum atau memiliki masalah saluran cerna sehingga meningkatkan angka kesintasan bayi di seluruh usia kehamilan.

Dalam pesan menjelang proses peresmian Breast Milk & Enteral Nutrition Center di Gedung Kiara, Direktur Utama RSCM Supriyanto Dharmoredjo menyatakan fasilitas ini merupakan salah satu penunjang yang penting untuk dikembangkan, mengingat prevelensi kelahiran prematur di Indonesia adalah 15% dari seluruh kelahiran. Hal ini menyebabkan Indonesia didaulat sebagai negara di posisi ke-5 tertinggi di dunia dalam hal kelahiran prematur. 

Menurut Prof Rinawati Rohsiswatmo, sebagai dokter spesialis anak yang mendalami bidang neonatologi – cabang ilmu kesehatan anak yang berkaitan dengan bayi baru terutama bayi prematur dan bayi yang lahir sakit; alasan utama pengembangan RSCM Breast Milk & Enteral Nutrition Center adalah untuk memastikan setiap bayi mendapatkan hal terbaik di awal kehidupan mereka. 

“ASI adalah nutrisi sempurna yang disediakan oleh alam bagi bayi, terutama bagi bayi-bayi prematur dan bayi sakit yang lahir dengan kondisi medis yang rapuh,” tegas Rinawati 

Sementara itu Yusuke Nakata , Senior Managing Officer Pigeon Corporation mengatakan bahwa Pigeon mendukung program menyusui. ASI bukan sekedar makanan tetapi asi adalah kehidupan. Memberikan ASI pada bayi prematur mempunyai tantangan tersendiri, tidak mudah tetapi ASi adalah harapan untuk bayi-bayi kecil itu

Ketersediaan ASI, terutama untuk bayi prematur yang lahir dengan berat badan sangat rendah, merupakan sebuah tantangan. Di berbagai tempat layanan kesehatan, bayi dengan berat badan lahir rendah mungkin tidak memiliki akses ke ASI dalam jumlah cukup, sehingga dapat menghambat perkembangan mereka. Kondisi inilah yang membuat RSCM merasa perlu mengembangkan Breast Milk & Enteral Nutrition Center sebagai bagian dari perawatan neonatal yang komprehensif.
 
Saat ini, fasilitas perawatan neonatal di RSCM memiliki kapasitas 66 tempat tidur, dan terbagi atas beberapa kategori sesuai kondisi bayi, yaitu:

12 bed untuk kategori NICU 1 – bayi dengan tindakan bedah

12 bed untuk kategori NICU 2 – bayi dengan kemungkinan infeksi

13 bed untuk kategori NICU 3 – bayi-bayi yang lahir sangat kecil atau prematur

14 bed untuk kategori NHCU 1 – bayi yang tidak membutuhkan perawatan intensif, namun masih memerlukan infus

15 bed untuk kategori NHCU 2- bayi yang sedang dipersiapkan untuk pulang.

Menurut Prof Rinawati, idealnya satu ruangan perawatan diperuntukkan satu bayi prematur. Selain menjaga kenyaman dan privasi, juga kemungkinan penularan infeksi menjadi kecil. Tetapi hal tersebut belum dapat diterapkan di Indonesia dengan jumlah penduduk yang besar, terlebih di RSCM sebagai rumah sakit rujukan nasional. Maka pilihan terbaik adalah membagi fasilitas dengan kategori tersebut. 

Selanjutnya dijelaskan oleh Prof Rinawati, sebagai penggagas Breast Milk & Enteral Nutrition Center, layanan yang diberikan di fasilitas ini tidak hanya berpusat pada bayi dan kesehatannya, melainkan juga edukasi dan pelatihan bagi orangtua dan pengasuh anak tentang pemberian nutrisi terbaik sesuai kondisi bayi yang mereka hadapi. 

Prof Rinawati menjelaskan bayi prematur, khususnya yang lahir 28-32 minggu kehamilan [very preterm premature], memiliki risiko besar mengalami Necrotizing Enterocolitis (NEC) gangguan usus yang sangat berbahaya dan sangat sering dialami bayi prematur. ASI adalah satu-satunya asupan yang tepat untuk mengatasi kondisi tersebut. 

Sayangnya tidak semua bayi prematur bisa tercukupi oleh ASI ibunya tepat setelah kelahiran. 

“Jadi, jika ibu para bayi prematur ini belum dapat memberikan ASI pada bayinya, setiap instalasi NICU yang melayani para bayi prematur harus berperan mengupayakannya. Sambil menunggu ASI ibu tersedia, salah satu cara adalah dengan memberikan ASI donor. Di Indonesia hal ini belum diterima secara terbuka, sehubungan penerapan anjuran agama tertentu yang perlu memastikan identitas setiap pendonor ASI. Situasi ini menyebabkan layanan ASI donor belum optimal dilakukan di fasilitas kita,” ungkap Prof Rinawati.

Sekalipun demikian, Breast Milk & Enteral Nutrition Center saat ini sudah memiliki kapasitas pasteurisasi ASI donor yang baik, yaitu 1.5 L dalam satu siklus proses.

Sebagai instalasi kesehatan yang menjadi pusat rujuk nasional, maka Breast Milk and Enteral Nutrition Center ini akan terbuka bagi seluruh lapisan masyarakat yang membutuhkannya; terlibat menggunakan fasilitas, atau menjadi pihak yang berjalan beriringan merawat dan mengembangkannya. Sehingga bersama-sama, kita dapat mewujudkan generasi emas Indonesia yang unggul pada 2045. (Z-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya