Headline
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.
MENURUNKAN berat badan bisa menjadi pekerjaan yang berat. Hal ini semakin membuat frustrasi ketika berat badan perlahan kembali naik. Sebuah studi baru mengungkap sel-sel lemak memiliki "memori" akan obesitas masa lalu, yang dapat memicu pertumbuhan sel-sel tersebut ketika terpapar makanan tinggi lemak.
Dr. Katherine H. Saunders, seorang dokter spesialis obesitas di Weill Cornell Medicine, yang tidak terlibat dalam penelitian ini, mengatakan penelitian tersebut "dapat menambah bukti yang menyangkal anggapan kurangnya kemauan adalah penyebab utama di balik 'diet yo-yo'."
Tanpa obat penurun berat badan atau operasi bariatrik, kebanyakan orang akan kembali ke berat badan semula dalam beberapa tahun setelah menurunkan berat badan melalui diet. Fenomena ini sering disebut sebagai "yo-yo dieting." Para ilmuwan belum sepenuhnya memahami penyebabnya, tetapi faktor genetik, lingkungan, dan riwayat kesehatan kemungkinan berperan.
Penelitian yang diterbitkan pada 18 November di jurnal Nature menemukan modifikasi kimiawi pada DNA, atau penanda epigenetik, dapat membantu sel-sel mempertahankan memori akan kondisi sebelumnya.
DNA manusia sebagian besar tetap sama sepanjang hidup, tetapi cara tubuh membaca kode DNA bersifat dinamis berkat modifikasi epigenetik. Modifikasi ini dapat mengubah cara sel menggunakan DNA dan memengaruhi fungsi sel tersebut.
Dalam penelitian tersebut, ilmuwan mengamati tikus yang diberi diet tinggi lemak sebelum kembali ke diet normal untuk mengembalikan berat badan mereka. Meskipun berat badan tikus kembali normal, sel-sel lemak mereka masih membawa perubahan epigenetik yang terjadi selama kenaikan berat badan.
Penelitian ini juga diuji pada manusia melalui analisis sel dari individu yang menjalani operasi bariatrik. Hasilnya menunjukkan pola aktivitas gen yang mengindikasikan perubahan epigenetik serupa, kata Laura Hinte, salah satu penulis studi dan kandidat doktor di ETH Zurich.
Ketika sel lemak dari tikus yang sebelumnya obesitas dipaparkan pada glukosa dan palmitat, sel-sel ini membesar lebih cepat dibandingkan sel dari tikus kontrol. Selain itu, tikus yang sebelumnya obesitas juga lebih cepat mengalami kenaikan berat badan ketika diberi diet tinggi kalori.
Namun, perubahan epigenetik ini tidak berdampak selama tikus berada di lingkungan sehat dengan diet standar, kata Hinte.
Penelitian ini menunjukkan bahwa memori obesitas mungkin juga ada di jenis sel lain, seperti neuron, yang dapat memengaruhi nafsu makan pada manusia yang telah menurunkan berat badan.
Meskipun penelitian ini tidak membuktikan bahwa perubahan epigenetik secara langsung menyebabkan kenaikan berat badan kembali, hasilnya memberikan wawasan penting tentang kompleksitas mekanisme yang mendasari obesitas.
Dr. Fatima Cody Stanford, profesor di Harvard Medical School, menyebut penelitian ini memberikan "wawasan berharga tentang mengapa mempertahankan penurunan berat badan itu sulit." Namun, ia juga mencatat bahwa pengamatan pada tikus laboratorium mungkin tidak sepenuhnya merepresentasikan kompleksitas obesitas manusia.
Penelitian ini memperkuat argumen untuk melakukan intervensi dini dalam menangani kenaikan dan pengembalian berat badan, kata Dr. Saunders. (Live Science/Z-3)
Diet tidak selalu berarti mengurangi makan, tapi lebih kepada mengatur jenis, jumlah, dan waktu konsumsi makanan dan minuman.
Makanan ini umumnya tinggi serat, air, vitamin, dan mineral, serta rendah lemak dan gula, sehingga cocok untuk diet sehat dan menurunkan berat badan.
Salad buah biasanya disajikan dalam keadaan dingin dan cocok sebagai cemilan, makanan penutup, atau menu diet.
Memahami perbedaan dan hubungan keduanya sangat diperlukan agar pola hidup sehat dapat tercapai dengan tepat dan seimbang, sehingga kualitas hidup meningkat dan risiko
Tujuan diet bisa bermacam-macam, seperti menurunkan berat badan, menambah berat badan, menjaga kesehatan, dan mengelola kondisi medis tertentu seperti diabetes, kolesterol, darah tinggi.
Diet yang baik bukan soal cepat kurus, tapi soal konsistensi dan gaya hidup yang sehat.
Penurunan berat badan ternyata tak hanya mengurangi lemak, tapi juga 'meremajakan' jaringan lemak di tingkat sel.
Penelitian menunjukkan diet vegan rendah lemak tidak hanya efektif menurunkan berat badan, tetapi juga mengurangi senyawa berbahaya AGEs.
Penelitian University of Surrey: diet rendah karbohidrat bisa berikan manfaat metabolik setara puasa intermiten tanpa pembatasan kalori ekstrem.
Vlogger makanan terkenal, Rocky Singh, mengejutkan pengikutnya dengan membagikan pencapaian besar dalam perjalanan penurunan berat badannya.
Diet kentang dan diet timun menjadi tren populer dalam menurunkan berat badan, tetapi keduanya memiliki keunggulan dan tantangan tersendiri. Mana yang efektif?
Penelitian menunjukkan meskipun air berkarbonasi dapat meningkatkan rasa kenyang dan mempercepat metabolisme, ia tidak cukup efektif untuk penurunan berat badan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved