Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
DOKTER Spesialis Kulit dan Kelamin Eddy Karta menjelaskan penyebab biduran, salah satunya karena musim hujan dan berbagai faktor
lainnya, serta cara mengatasi biduran dengan tepat.
"Biduran atau urtikaria dibagi ke dalam 2 kelompok, yaitu akut apabila timbulnya kurang dari 6 minggu dan kronik bila timbulnya sudah lebih dari 6 minggu," kata Eddy Karta dari Perhimpunan Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin Indonesia (Perdoski), Selasa (19/11).
Dokter yang praktik di C(E)K Kulit dan Kelamin Cikajang itu menjelaskan urtikaria akut sering disebabkan oleh makanan, obat-obatan, gigitan serangga, dan produk kulit.
Sementara urtikaria kronik dapat lebih kompleks karena melibatkan faktor genetik atau keturunan, kelainan autoimun, infeksi tersembunyi, maupun idiopatik atau tidak diketahui.
Eddy berpendapat musim hujan dapat menjadi salah satu faktor munculnya biduran dengan mengatakan.
"Ya, musim hujan bisa disertai dengan peningkatan kejadian biduran," ungkap Eddy.
Menurut dia, penyebab utama peningkatan kejadian biduran di musim hujan adalah udara dingin atau percikan air hujan yang dingin dan dapat menyebabkan aktivasi sel mast pada individu sensitif.
Faktor lainnya bisa karena kelembapan yang memicu berkembangnya bakteri dan jamur di kulit bila tidak rajin membersihkan kulit setelah terkena air hujan.
Lebih lanjut, ada beberapa gejala biduran yang dapat dirasakan penderitanya. Antara lain peninggian kulit berupa papul atau plakat eritematosa dengan batas jelas, memiliki ukuran beragam, gatal, serta akan menghilang dalam 24 jam.
Biduran dapat dikategorikan ringan jika berupa reaksi lokal terhadap alergen yang menempel pada kulit, seperti debu, serangga, udara dingin, dan produk kulit.
Namun, biduran dapat berbahaya jika menjadi bagian dari alergi umum yang terjadi di saluran napas dan dapat mengakibatkan sulit bernapas, misalnya bibir yang bengkak dan pita suara yang membengkak.
"Bila terjadi di sistem kardiovaskular, (biduran) dapat sebabkan penurunan tekanan darah sampai pasien merasa mau pingsan," kata Eddy.
"Pada kasus urtikaria kronik, (biduran) dapat disertai dengan demam, kelelahan, pembesaran kelenjar getah bening, dan penurunan berat badan dapat menjadi gejala kanker darah atau leukemia," sambungnya.
Dalam beberapa kasus, mencari penyebab biduran dengan wawancara medis saja tidaklah cukup. Oleh karena itu, terkadang dokter akan melakukan tes lanjutan, seperti tes darah dan tes alergi uji tusuk kulit untuk mencari tahu penyebab biduran pada seseorang.
Setelah menemukan penyebabnya, dokter akan memberikan pengobatan yang sesuai dengan kondisi pasien untuk mengatasi urtikaria atau biduran.
Apabila biduran yang diderita termasuk ringan, Eddy mengatakan pasien dapat mengobatinya di rumah dengan obat antihistamin dan mengoleskan losion kalamin.
Pada kasus biduran kronik, sebaiknya pasien melakukan pemeriksaan lanjutan ke dokter ahli untuk mendapatkan perawatan.
Sebelum biduran terjadi, ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk memcegahnya, terutama ketika musim hujan seperti sekarang.
Pertama, gunakan pakaian tertutup dan hangat agar terhindar dari air hujan yang dingin
"Dapat juga menggunakan sarung tangan, scarf atau syal untuk menutupi bagian leher dan wajah," kata Eddy.
Jika tubuh basah karena air hujan, jagalah kebersihan dan segera mandi dengan sabun. Setelah itu, keringkan tubuh dengan handuk dan gunakan pakaian bersih serta kering.
Untuk pencegahan biduran yang belum diketahui penyebabnya, buatlah food diary (jurnal makanan) atau catatan berisi daftar makanan yang telah dimakan. Dari jurnal tersebut, kaitkan dengan munculnya biduran.
"(Buat juga) symptom journal untuk mencatat waktu dan situasi fisik, serta kondisi emosional yang berlangsung ketika munculnya biduran," kata Eddy.
"Bila masih sulit mencari penyebab dan menjadi kronik, disarankan melakukan pemeriksaan lebih lanjut ke dokter ahli," sambungnya.
Di sisi lain, Titi Moertolo, dokter lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia menjelaskan bahwa biduran tidak ada kaitannya dengan musim hujan.
Menurut dia, faktor utama terjadinya biduran dapat disebabkan oleh kurang sehatnya gaya hidup maupun pola makan seseorang.
"Biduran itu tidak ada kaitan langsung (dengan musim hujan), tapi berkaitan langsung dengan gaya hidup dan pola makan," kata
Titi.
Dokter yang membuka klinik praktiknya sendiri di kawasan Jakarta Pusat itu menambahkan, "Biduran bisa terjadi, misalnya alergi, tapi yang jelas harus dicari dan dihentikan penyebabnya."
Terkait gejala biduran, Titi menjelaskan hal yang kurang lebih sama seperti Eddy. Biasanya, gejala umum biduran adalah terdapat bintil, gatal, dan bila digaruk dapat menyebabkan luka.
"Kalau biduran biasanya (bisa terjadi di) keseluruhan tubuh, biasanya bintil, bintik-bintik, gatal, dan bila digaruk dapat menyebabkan luka," kata Titi.
Oleh karena itu, jika sudah mengalami biduran, Titi mengatakan bahwa hal terpenting yang harus dilakukan adalah mencari faktor penyebabnya terlebih dahulu melalui bantuan dokter.
Hal tersebut penting untuk mengetahui waktu timbul biduran, riwayat atopi pada keluarga, obat-obatan atau produk kulit yang baru, alergi makanan, dan penyebab lainnya.
Dengan begitu, dokter dapat memberikan penanganan yang tepat untuk pasien biduran. (Ant/Z-1)
Perawatan kulit yang efektif dimulai dari hidrasi optimal dan persiapan kulit yang baik, terutama bagi mereka yang menjalani prosedur estetika.
Masalah kulit bayi seperti ruam popok, kemerahan, hingga iritasi, masih menjadi keluhan umum yang sering dihadapi para orangtua.
Luna Maya yang baru saja menikah mencuri perhatian publik dengan penampilannya yang glowing, elegan, dan timeless.
Sinar ultraviolet memang bermanfaat untuk membentuk vitamin D di dalam tubuh. Namun, paparan yang berlebihan justru bisa berdampak buruk pada kesehatan.
PERLINDUNGAN dasar kulit menjadi hal penting yang patut diperhatikan terutama saat peralihan musim. Ini penting dilakukan untuk menghindari dampak buruk bagi kesehatan kulit.
Para calon haji sebaiknya membawa produk fotoproteksi seperti topi lebar, kacamata hingga sunscreen dan moisturizer yang disarankan untuk kulit sensitif dan tidak mengandung parfum.
BMKG merilis prakiraan cuaca untuk Jumat, 13 Juni 2025. BMKG memperingatkan adanya potensi hujan sedang hingga lebat yang dapat melanda berbagai wilayah
“Jangan main hujan, nanti sakit.” Kalimat ini kerap terdengar dari orang tua saat musim hujan tiba. Tidak sedikit yang mengaitkan hujan langsung sebagai penyebab anak pilek, demam, atau flu
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) merilis prakiraan cuaca untuk wilayah DKI Jakarta, periode 12 Juni 2025. Sebagian besar kawasan ibu kota diramalkan diguyur hujan.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) merilis prakiraan cuaca untuk wilayah DKI Jakarta, periode Sabtu 7 Juni 2025. Sebagian besar kawasan ibu kota diprediksi dilanda hujan.
Awalnya, pembagian sembako gratis sebanyak 500 paket dari Kasad berlangsung tertib. Namun tidak lama lokasi tempat pembagian sembako diguyur hujan lebat.
BMKG) merilis prakiraan cuaca untuk wilayah DKI Jakarta, periode Senin 26 Mei 2025. Hujan diramalkan mengguyur sebagian besar kawasan sejak pagi hingga malam.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved