Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
PSIKOLOG klinis dari Universitas Indonesia A Kasandra Putranto membeberkan sejumlah alasan terkait dengan cuaca hujan yang dapat membuat seseorang bisa merasakan galau, sedih hingga melankolis.
"Musim hujan memang dapat mempengaruhi suasana hati seseorang, dan ada banyak penelitian serta literatur psikologi yang telah membahas hubungan antara cuaca dan mood," kata Kasandra, Senin (19/11).
Kasandra mengatakan paparan cahaya saat musim hujan mengalami penurunan secara signifikan. Situasi tersebut menyebabkan produksi serotonin dan neurotransmitter, yang berperan dalam pengaturan suasana hati jadi berkurang, sehingga dapat berkontribusi pada perasaan depresi atau melankolis.
Alasan kedua yakni karena kegiatan yang dilakukan menjadi terbatas dan mengurangi kesempatan seseorang untuk bersosialisasi dan berolahraga. Hal ini berdampak pada munculnya rasa kesepian dan kebosanan yang mendorong suasana hati jadi buruk.
Kemudian, hujan sering kali dikaitkan dengan suasana hati yang lebih gelap dan dingin. Kasandra menyebut suasana tersebut memicu timbulnya perasaan melankolis.
"Suasana yang tidak ceria ini dapat mempengaruhi cara seseorang merasakan dan memproses emosi mereka," ujar dia.
Menurut Kasandra, persepsi individu yang berbeda dalam merespon cuaca, dapat memunculkan kenangan atau emosi tertentu yang dapat memperburuk suasana hati.
Potensi mengalami kesehatan mental seperti depresi atau kecemasan pun juga dapat terjadi. Orang yang sebelumnya sudah terkena penyakit mental mungkin lebih rentan terhadap perubahan cuaca dan suasana hati yang buruk saat musim hujan.
Korelasi kedua hal itu, katanya, disebabkan oleh beberapa faktor. Misalnya, kurangnya paparan cahaya matahari, adanya asosiasi emosional, aktivitas yang terbatas hingga adanya gangguan afektif musiman (SAD) yang dapat diperburuk oleh cuaca hujan dan gelap.
"Ini adalah kondisi ketika perubahan musim, terutama saat musim dingin, menyebabkan depresi," kata dia.
Guna mengatasi rasa sedih saat hujan tiba, Kasandra menyarankan agar masyarakat melakukan aktivitas yang dapat mengalihkan perhatian dari perasaan tersebut.
Membaca buku secara efektif dapat membantu melupakan perasaan sedih. Ia menganjurkan agar buku yang dipilih memiliki genre yang disukai, sehingga pembaca akan lebih mudah menyelami ceritanya.
Hal yang sama juga berlaku pada film, pilihlah film atau serial yang menghibur dan dapat menjadi pelarian dari kenyataan agar suasana hati meningkat.
"Melakukan aktivitas fisik seperti yoga, pilates, atau aerobik di dalam ruangan dapat membantu meningkatkan endorfin dan mengurangi perasaan sedih. Bisa juga dengan menggambar atau melukis, ini cara yang baik untuk mengekspresikan emosi dan mengalihkan perhatian," ujar dia.
Aktivitas lain yang dapat dijadikan pilihan untuk melupakan rasa sedih adalah mendengarkan musik, memasak atau membuat kue, meditasi, berkebun dalam ruangan dan bermain permainan seperti permainan papan, video gim hingga teka-teki. (Ant/Z-1)
Perasaan sedih yang sering timbul saat musim hujan dapat mempengaruhi kesehatan mental seseorang.
Perasaan galau sering kali muncul ketika seseorang menghadapi situasi yang membingungkan atau menimbulkan keraguan, terutama dalam konteks perasaan dan hubungan pribadi
PENELITIAN di Finlandia menemukan hubungan antara mikrobioma atau bakteri usus tertentu dan depresi. Hasil penelitian itu dimuat dalam laman Science.
Diet yang mengurangi asupkan kalori secara ekstrem, bisa berdampak serius pada kesehatan mental.
Orang depresi dalam kondisi relapse bisa sangat sulit untuk membuka mata, apalagi berinteraksi atau melakukan aktivitas.
"Kalimat 'semangat ya' itu seringkali tidak membantu, malah memperburuk keadaan. Lebih baik katakan, 'aku nggak tahu kamu sedang melalui apa, tapi aku ada di sini kalau kamu butuh'.
Depresi tidak hanya memengaruhi emosi, tapi juga dapat merusak struktur otak seperti hippocampus dan prefrontal cortex.
Tidur lebih dari 9 jam setiap hari bisa menjadi gejala depresi yang serius. Kenali hubungan antara oversleeping, hypersomnia, dan gangguan suasana hati.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved